Pada tahun 2010, disebuah kapal fery yang akan mengantarkan saya kembali ke Pulau Jawa, pikiran liar saya ber-angan-angan.
Bagaimana jika saya nanti mendapatkan kesempatan untuk tinggal di Bali untuk beberapa waktu?
Memang, waktu itu saya baru saja melakukan sebuah perjalanan liburan spontan tanpa rencana selama beberapa hari di Pulau Bali.

Tidak disangka semua itu bukanlah sebuah angan – angan di dalam pikiran saya saja.
Setahun kemudian, ternyata saya diterima bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang software yang berlokasi di Bali.
Saya senang bukan main dong? Mimpi saya untuk menjadi seorang software engineer menjadi kenyataan.
Apalagi saya berkesempatan untuk tinggal di Pulau Bali selama beberapa waktu.
Karena waktu itu saya masih tinggal di Malang, jadi saya harus terbang ke Bali untuk mulai bekerja.
Disinilah awal perkenalan saya dengan yang namanya Garuda Indonesia.
Pun itu bukan kali pertama saya naik pesawat terbang, tapi itu adalah pengalaman pertama saya dengan maskapai nomor satu Indonesia itu.
Dan itu adalah pintu awal saya petualangan saya mewujudkan mimpi dengan Garuda Indonesia.
Bali Adalah Langkah Awal Mewujudkan Mimpi Bersama Garuda Indonesia
Dari Surabaya, terbang ke Bali cuma memerlukan waktu jelajah 45 menit terbang di udara.
Namun saya tidak menyangka kalau 45 menit itu akan menjadi awal untuk mewujudkan banyak mimpi saya kemudian.
Siapa yang tidak kenal dengan Bali? Begitu terkenalnya, sampai – sampai banyak yang mengira kalau Indonesia itu ya Bali, Bali itu Indonesia!
Oke, saya pasti akan langsung menjelaskan dengan detail, kepada siapapun yang mengatakan hal ini.
Saya akan langsung menjelaskan kalau Bali adalah bagian dari Indonesia yang mempunyai banyak pantai yang indah, kuliner yang enak juga budaya yang tidak ada duanya di Indonesia.
Sebutlah pantai di Bali favorit saya yang namanya Virgin Beach.
Selama tingal di Bali, saya sudah tiga kali berkunjung hanya untuk berenang saja.

Padahal, kalau ke pantai yang lain seperti Pantai Suluban atau Pantai Balangan, biasanya saya hanya menghabiskan waktu untuk membaca buku atau berburu senja saja.
Namun Virgin Beach yang berada di Karangasem, kurang lebih 3 jam perjalanan dari Kuta, selalu bisa membujuk saya untuk berenang.

Lain lagi puncaknya Bali seperti Bedugul, atau Kintamani dengan Gunung Batur favorit para pendaki pemula.
Memang lokasinya agak jauh berada di tengah Pulau Bali, namun saya selalu kangen dengan kedua tempat itu.

Di Kintamani, saya selalu teringat dengan perjuangan nekat saya bersama teman – teman kantor untuk mendaki Gunung Batur di malam hari dan berendam di air panas Toya Bungkah setelah turun.
Sementara di Bedugul yang terkenal sejuk itu saya selalu kangen dengan momen berburu foto untuk bahan buku saya.
O iya, Bali ini juga bukan cuma mewujudkan mimpi saya saja.
Gara – gara sering berkeliling bali, ada seorang publisher yang mungkin “khilaf” hingga saya bisa menulisnya menjadi sebuah buku.
Oke! Itu sebenarnya bukan mimpi saya, tapi mimpi Ayah saya seorang guru Bahasa Indonesia yang selalu ingin menulis sebuah buku.
Nyatanya, mimpi itu diwujudkan melalui saya, seorang software engineer yang tidak pernah bermimpi untuk menelurkan sebuah buku traveling tentang Bali.

Bali Buat Saya Adalah Batu Pijakan Untuk Lebih Mengenal Nusantara
Enaknya tingal di Bali, ketika musim liburan harga tiket ke luar pulau pasti lebih murah.
Karena itu saya sering iseng melihat harga tiket, dengan harapan ada satu destinasi di nusantara yang bisa saya kunjungi.

Dan, pada suatu waktu saya sedang beruntung.
Entah saya berjodoh dengan Garuda Indonesia, atau memang Celebes adalah pulau selanjutnya yang harus saya kenal.
Berangkatlah saya liburan ke Makassar sendirian. Ya, saya mendapatkan tiket promo Garuda PP dengan tujuan Makassar.

Saya bersemangat sekali untuk menjelajah di kota yang satu ini.
Saya ingin mencoba Coto Cakassar, juga Pisang Epe yang terkenal itu.
Tidak ketinggalan juga petualangan menikmati daya tarik alam Makassar seperti Pulau Samalona, dan destinasi bersejarahnya seperti Fort Rotterdam.
Makassar membuat saya selangkah lebih dekat mengenal nusantara.
Tidak berhenti sampai situ, lagi – lagi Garuda Indonesia kembali mengenalkan saya lebih dekat dengan nusantara.
Kali ini saya bisa terbang untuk liburan ke Lombok karena memenangkan sebuah lomba menulis di sebuah media di internet.

Jarak Bali – Lombok bisa diibaratkan satu lemparan batu saja, namun penerbangan singkat dengan Garuda Indonesia selalu membuat saya terkesan.
Karena itu juga saya bisa menikmati cantiknya lansekap Lombok dari udara. Sesuatu yang tidak bisa didapatkan jika traveling ke Lombok dengan perjalanan darat.
Lombok juga ada banyak cerita, lansekapnya pun tidak kalah cantik.

Sebut saja 3 gili yang termashur seperti Gili Trawangan, hingga banyak pantai cantik di pesisir barat, selatan hingga utara.
Saya memang sudah beberapa kali mengunjungi si pulau seribu masjid, namun kunjungan saya yang terakhirlah yang menurut saya yang paling berkesan.

Perjalanan Dengan Garuda Indonesia Belum Berhenti Sampai Situ

Sejak kecil, ada satu negara yang selalu saya impikan untuk saya kunjungi.
Saya terkagum – kagum dengan kemajuan teknologinya, saya ketagihan dengan film animasinya, dan saya juga terheran – heran bagaimana kemajuan bisa berdampingan dengan alam dan kebudayaan.
Terus terang, saya ingin belajar banyak dari mereka, pun negara itu pernah menjajah negeri ini selama 3,5 tahun.

Jepang adalah mimpi saya, saya selalu ingin pergi ke negeri asal Doraemon ini!
Dan, sampai sekarang ini saya akan selalu berterima kasih kepada Garuda Indonesia, karena tiket promo yang bisa mebuat saya menginjakkan kaki untuk pertama kali di Negeri Sakura itu.
Tiket promo Garuda Indonesia, Denpasar – Bandara Haneda waktu itu adalah tiket saya mewujudkan mimpi masa kecil.
Saya bisa liburan, jalan jalan ke Jepang dengan promo tiket murah tersebut.

Saya tidak akan pernah lupa bagaimana bahagianya saya merasakan udara sejuk musim semi Tokyo.
Pertama kalinya saya tercengang melihat ribuan Bunga Sakura bermekaran di Kitakami hingga bisa mencapai Hakodate di Pulau Hokkaido yang selau disombongkan oleh Suneo tak pernah terlupakan (red: salah satu karakter film animasi Doraemon).
Di Jepang saya juga menyempatkan diri untuk mengunjungi sebuah museum yang dulunya adalah sebuah rumah yang dipakai oleh komikus yang menciptakan karakter Doraemon.

Museum ini dikenal dengan Fujiko F Fujio Museum / Museum Doreaemon, sesuai dengan nama komikusnya.
Museum yang berada di Kawasaki City ini sangat berarti buat saya, untuk mengenang serpihan ingatan masa kecil yang banyak saya habiskan untuk membaca karya sang komikus.






Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.