Siapa bilang kalau mau menikmati mata air panas alami seperti Onsen perlu jauh – jauh ke Jepang? Bali juga punya yang “mirip” Onsen di Jepang. Ada yang mau coba? Namanya Toya Bungkah!
Adalah Toya Bungkah, yang letaknya berada di dekat kaki Gunung Batur, atau ada di sebelah barat Danau Batur, sekitar 11 km dari Panelokan, Kintamani. Ya, Lokasi mata air panas alami ini memang berada di bagian tengah Pulau Bali, yang sebagian besar berupa dataran tinggi. Secara kebetulan, lokasinya pas untuk melepas lelah, bersantai, dan berendam di air panas alami di tengah sejuknya udara dataran tinggi.
Toya Bungkah termasuk wilayah Desa Batur terletak di kaki Gunung Batur atau dipinggir Barat Danau Batur yang jaraknya kurang lebih 6 km dari Desa Kedisan, 38 km dari kota Bangli dan 78 km dari kota Denpasar. Naik sepeda motor ataupun mobil tidak akan ada masalah, perjalana dapat ditempuh dalam waktu 2-3 jam perjalanan. Menyewa mobil sekaligus drivernya adalah pilihan bijak untuk yang tidak ingin capek di perjalanan.
(Baca Juga : Hiking Seru Ke Gunung Batur, Kintamani)

Karena Gunung Batur dan Gunung Agung yang berada di dekat mata air ini merupakan gunung berapi yang masih aktif di Pulau Bali, adalah normal kalau terdapat mata air panas alami di sekitarnya. Mata air alami itu adalah berkah untuk penduduk sekitar, yang kemudian terkenal dengan nama Toya Bungkah.
Mencoba Mandi Dengan Mata Air Toya Bungkah
Toya sendiri berarti air dan Bungkah berarti batu batuan. Kalau digabung, Toya Bungkah berarti mata air yang keluar dari celah bebatuan. Konon celah bebatuan yang dimaksud adalah celah bebatuan dari Gunung Batur.
Meskipun Toya Bungkah merupakan mata air panas alami, tidak serta merta model kolamnya terbentuk secara alami, seperti kebanyakan kolam air panas alami lainya. Tetapi mata air panas yang berasal dari celah bebatuan Gunung Batur tadi dialirkan dan ditampung di sebuah kolam buatan yang beralaskan ubin. Jadi jangan berharap Toya Bungkah adalah “kolam” air panas terbuka yang terbentuk secara alami.
(Baca Juga : 5 Alasan Kenapa Kalian Harus Banget Liburan Ke Ubud!)
Ada beberapa resort yang berada disekitar kawasan Toya Bungkah sengaja membuat kolam untuk menampung mata air panas tadi. Tarif yang ditawarkan untuk diganti dengan berendam sepuasnya pun bervariasi. Mulai dari sekitar IDR 30.000 yang paling murah, sampai IDR 100.000 untuk yang paling mahal.
Beberapa malah ada yang merangkap sebagai hotel untuk tempat menginap. Jadinya misal mau menginap pasti bisa. Siapkan saja kocek berlebih, karena pasti tidak akan ramah dengan para pejalan yang berbudget cekak seperti saya.
O iya, mata air panas alami yang berasal dari gunung berapi aktif biasanya banyak mengandung belerang , dan baunya akan sangat menyengat. Nah! Anehnya, mata air panas Toya Bungkah ini tidak begitu tercium bau belerangnya sama sekali! Mau berendam agak lama pun tidak masalah.

Hanya saja kalau sudah merasa kepanasan sebaiknya keluar dahulu dari kolam air panasnya, mengguyur badan dengan air dingin sebentar, lalu lanjutkan. Sensasinya akan lebih menyegarkan. Mata air panas alami Toya Bungkah ini juga baik untuk kesehatan loh.
Secara teori, air hangat atau panas lebih tahan dalam menyimpan kandungan padat atau tidak melarutkan. Tidak heran lagi kalau sumber air panas, menyimpan berbagai kandungan mineral, yang baik untuk kesehatan. Terutama untuk kesehatan kulit.
Lebih menyenangkan lagi, mata air panas Toya Bungkah berada di dekat Gunung Batur yang selama ini menjadi favorit para pecinta trekking seperti saya. Umumnya para pendaki yang kecapekan melakukan trekking naik turun Gunung Batur, berendam di mata air panas ini.
Tujuannya sih, biar bisa mengembalikan tenaga yang tadinya habis digunakan untuk trekking. Saya menyebutnya mata air panas Toya Bungkah ini dengan refreshing pool untuk para pendaki Gunung Batur. *tapi tidak gratis*
(Baca Juga : Ubud Untuk Bersepeda)
Untuk yang peduli dengan pemandangan cantik, beberapa kolam yang menampung mata air panas tadi ada yang berlokasi di dekat Danau Batur. “Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui,” Berendam sekaligus menikmati pemandangan Danau Batur yang begitu luas.
Tidak ketinggalan pemandangan Desa Trunyan di timur laut Danau Batur yang dikelilingi daerah perbukitan hijau. Lengkap sudah! Pasti rasa capek setelah trekking dari Gunung Batur akan hilang dengan berendam di mata air panas Toya Bungkah. Tentunya sambil menikmati pemandangan alam Bali tengah yang memanjakan mata.
Kalian Harus Tahu!
- Pagi hari setelah capek trekking mengejar sunrise di puncak gunung batur adalah waktu yang paling pas untuk berendam di mata air panas Toya Bungkah. Sore hari ketika matahari sudah tidak begitu terik juga. Namun hindari berendam siang hari. Tentunya ketika matahari berada diatas kepala, tidak begitu nyaman untuk berendam air panas bukan?.
- Ada beberapa resort yang menyediakan kolam penampung mata air panas toya bungkah ini. Yang termahal adalah Toya Devasya Resort dengan dua kolam yang luas. Tiket masuknya IDR 100.000, sudah termasuk makan dan welcome drink. Hanya saja kolam air Toya Devasya ini tidak terlalu panas, lokasinya saja strategis, ditepi Danau Batur. Versi ekonomisnya ada satu kolam dengan tiket masuk di bawah IDR 30.000 sudah termasuk welcome drink, mata airnya juga lebih panas. Namun kolamnya tidak terlalu luas, juga tidak terlalu nyaman kalau sudah terlalu banyak orang.
Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.
Wah murah ya… pemandian air panas cuma 30-100 ribuan… wah keren keren…
hahaa, iya cuma di indonesia yang murah – murah ginii :D cobain kalau ke bali kk :D
Ah mahal amir 100 ribu, kmrn gw datang di sebelah nya cuman 50 ribu daat soft drink dan pemandangan nya juara banget langsung menghadap danau batur
yang 50 ribu itu belom pernah nyoba kakaa~ belom sempet udah pindah dari bali~~~ *hiks* eh yang seratus ribu dapet makan juga lho :D
tampilan barunya ajib kaaakkk, haha
#outoftopic
kolam air panas juga ada di malang khan kak?
uda pernah ke cangar?
refresh kk hehee, biar yang baca enggak bosen :D yang di malang udah pernah kak cangar kan? tapi gak full nyebur waktu itu :D rame – rame soalnya