Sebenarnya syarat buat SIM internasional, cara buat SIM interasional itu gak begitu susah. Jauh lebih mudah dibanding bikin SIM nasional yang kalau mau lulus cepet ya pake “calo”. Tapi karena keteledoran saya, dan peraturan yang menurut saya nggak penting, SIM yang bakal kepake kalau nyetir di luar negeri ini akhirnya jadi. Tentunya setelah melewati beberapa drama tak berguna… ckckck!
Drama pertama, passport ketinggalan…
Sudah beberapa kali saya baca syarat buat SIM internasional, disitu tertuliskan kalau memerlukan fotokopi pasport, dan pasport yang asli. Tapi entah kenapa, sebelum berangkat ke Jakarta, passport yang ada di rak buku cuma saya lihat saja. Sambil berpikir… “eh, itu pasport saya bawa apa enggak ya ke Jakarta? Gak usah kayaknya, gak ada rencana trip ke luar negeri kok” Hingga akhirnya, passport saya biarkan tergeletak begitu saja.
Saya baru ingat kalau passport itu syarat untuk buat SIM internasional setelah sampai di Jakarta. Kalau diingat-ingat, betapa bodohnya saya, kenapa nggak memasukkan pasport tadi ke dalam tas. Mau dikirim pake ekspedisi, tapi saya paling parno kirim dokumen penting lewat ekspedisi. Kalau sampai ilang, duh pusingnya bisa tujuh turunan. Tau sendiri kan bagaimana ribet dan ruwetnya urusan birokrasi di Indonesia?
Jadi saya main aman, dengan nekat tetap mencoba membuat SIM Internasional ini sendiri, meski tanpa pasport asli (Demi pengalaman nyetir di Australia pertama kali). Kalau cuma fotokopian, saya ada. Saya selalu punya scan dokumen penting yang tersimpan rapi di Google Drive. Jadi sewaktu-waktu memerlukannya, saya tinggal download ke smartphone untuk kemudian dicetak.
Saya berani nekat tetap buat SIM untuk nyetir di luar negeri ini karena ada blogger yang pernah menuliskan pengalamannya, kalau dia tidak diminta menunjukkan passport asli ketika buat SIM internasional sendiri (tanpa calo). Kalaupun nanti ditanya, saya bakal mencoba kreatif saja. Misalnya “Passport saya lagi buat ngurus visa di travel agent atau semacamnya”. Yah, paling gak masalah passport ini akhirnya lancar tanpa hambatan sampai akhirnya SIM internasional saya jadi.

Drama kedua, gak bisa masuk area pembuatan SIM internasional karena pakai celana pendek….
Buat yang kenal saya, pasti tahu kalau saya itu orangnya paling males pake celana panjang. Kemana-mana lebih senang pakai celana pendek, bahkan ke negara yang lagi musim dingin sekalipun. Paling ekstrim, saya pernah berbicara di depan publik, yang lihat bupati dan pejabat lainnya cuma pake celana pendek. Kalau itu sih bukan salah saya, karena saya nggak dibilangin kalau harus maju ngomong di depan publik.
Lokasinya kebetulan di tepi pantai, ya saya berpakaian yang cocok untuk main ke pantai. Alias pake celana pendek saja. Lha, kok tiba-tiba saya disuruh maju menyampaikan kesan dan pesan kunjungan. Yawes, gak peduli bupati atau menteri, hajar saja maju pake celana pendek! Untuk nggak dilempar ke laut sama ajudannya. O iya, kalau sama menteri, saya juga pernah ketemu menteri pariwisata pake celana pendek. Tapi ya saya nyempil di belakang biar nggak kelihatan.
Nah, kalau pas buat SIM internasional ini, yang menghadang bukan bupati atau menteri. Tapi bapak polisi yang jagain pos depan Satpas Pembuatan SIM Internasional. Saya dibilangin nggak boleh masuk ke area karena pake celana pendek plus sendal jepit (kombo lah pokoknya). Katanya karena itu markas besar, jadi harus dihormati. Haduuh, emang kalau urusan birokrasi itu bikin males. Dikit-dikit minta dihormati, dibayar pake pajak juga~ #eh.
Tapi, tiap berurusan dengan birokrasi kan saya yang butuh. Sebagai rakyat yang lemah, ya ngalah saja, apalagi pak polisinya bawa senjata, sejenis rifle pula. Untungnya, sebelum diusir, saya diberi tahu, kalau di tempat fotokopi terdekat menyewakan sepatu dan celana panjang. Mungkin hari itu memang rejeki saya mendapatkan SIM Internasional. Ukuran sepatu dan celana yang pas buat saya ada. Padahal biasanya susah banget cari baju dan sepatu yang pas untuk ukuran saya.
Mas yang jaga fotokopi juga baek, sayang saya lupa nama tempat fotokopinya apa. Yang jelas kalau kamu pengen sewa sepatu dan celana, bisa ke lokasi Google Maps disini. Gak terlalu jauh dari tempat buat SIM interasional kok. Harga sewanya kemarin saya cuma bayar IDR 20.000 sampai buat SIM internasional selesai.
Oke, drama sampai sini saja ya, sekarang lanjut ke teknisnya. Syarat buat SIM internasional, cara buat SIM internasional, dan biaya buat SIM internasional! Tapi sebelum itu, kamu harus datang dulu ke lokasi pembuatanya ya! Untuk lokasinya ada di bawah ini :
Korlantas Polri
Jl. Letjen Haryono MT Kav 37-38
Jakarta 12770
Telp: 021-7989702 (Lokasi tempat buat SIM internasional di Google Maps disini)
Daftar Isi
Syarat Buat SIM Internasional

Syaratnya nggak begitu susah dan ribet sebenarnya. Cuma karena informasinya kurang lengkap, dan belum banyak blog yang mengulas tentang informasi detail syarat buat SIM internasional, jadi saya lumayan bingung awalnya. Ada sih beberapa media, portal dan blog travel agent yang mengulas tentang ini. Tapi biasanya tulisan itu bukan dari pengalaman pribadi, jadi saya nggak seratus persen percaya begitu saja. Untuk syaratnya yang saya bawa kemarin adalah sebagai berikut:
- Kartu Tanda Penduduk (KTP) Asli dan fotokopinya.
- Passport asli dan fotokopinya. (Ini saya kemarin gak bawa passport asli, sempat ditanyain, tapi bilang gak bawa(ngeles dikit) dan rumah saya jauh di jawa timur, terus cerita udah pake sewa celana juga. Mungkin karena saya keliatan melas, dibolehin gak perlu kasih liat passport asli. Tapi ini jangan dijadiin patokan ya, bisa jadi saya tetep ditolak. Makanya kalau bisa jangan sampai ketinggalan passportnya).
- Surat Ijin Mengemudi (SIM) asli dan fotokopinya.
- KITAP asli dan fotokopinya untuk WNA (kemarin sempat lihat ada bule lagi bikin SIM internasional sih).
- Materai 6000.
- Pas foto berwarna dengan ukuran 4×6 dengan latar belakang berwarna biru (lucunya, ini nanti dipotong lagi fotonya pake gunting sama petugasnya, jadinnya ukuran berubah jadi 4×5. Aneeeh~). Untuk pria menggunakan dasi, dan wanita menggunakan blazer (padahal nggak harus gitu, asalkan rapi katanya. tapi biar aman ngikut aja). Terus, jumlah pas foto untuk syarat SIM internasional berapa? Ada website yang menyebutkan pas foto untuk SIM internasional jumlahnya 3 lembar, ada juga yang menyebutkan 4 lembar. Tapi pas di lokasi, yang kepake cuma satu lembar! Eh apa dua lembar ya? Pokoknya saya masih bawa pulang lagi sebiji! Padahal udah siapin 6 lembar kalau misal kurang! KZL kan?
- Terakhir, siapin uang cash, karena bayarnya harus cash, gak bisa pake EDC apalagi pake e-money!
Catan penting : Semua fotokopi dokumen harus dipotong sesuai ukuran asli ya. Misal KTP ya harus sesuai ukuran asli, jangan diperbesar, atau diperkecil. Sebisa mungkin sudah dipotong sebelum datang biar nggak merepotkan dan memperlambat antrian. Bisa saja dipotong di lokasi pembuatan, tapi guntingnya cuma satu, jadi kalau rame ya rebutan!
Biaya Buat SIM Internasional Berapa?
Jadi biaya buat SIM Internasional berdasarkan PP nomor 50 Tahun 2010 tentang PNBP yang berlaku di Kepolisian Negara Republik Indonesia, biaya pembuatan SIM internasional adalah :
- SIM Internasional Baru : IDR 250.000
- SIM Internasional Perpanjang : IDR 225.000
Sayangnya SIM untuk motor dan SIM untuk mobil berbeda. Jadi kalau perlu SIM mobil dan motor ya biayanya tinggal dikalikan dua. Mahal euy! Karena yang urgent adalah SIM internasional untuk mobil, jadilah saya cuma buat yang untuk mobil
Proses Pembuatan SIM Internasional Bagaimana?

Prosesnya cukup sederhana, nggak perlu ada tes praktik atau tes tertulis lagi seperti kalau buat SIM biasa. Mungkin karena SIM sudah ada, jadi dianggao sudah bisa. Untuk langkah pembuatan SIM internasional adalah sebagai berikut :
- Pastikan semua dokumen sudah lengkap sebelum datang ke tempat pembuatan SIM. Untuk membuat SIM ini, tidak bisa diwakilkan karena akan ada pengambilan sidik jari. Tapi kalau mau motong antrian pake calo sepertinya masih bisa. Kemarin saya lihat ada beberapa pemohon yang tiba-tiba muncul secara ajaib memotong nomor antrian. Well, namanya juga Indonesia ya?
- Kalau sudah lengkap, langsung aja ke lokasi. Bisa pake taksi, atau tranportasi online untuk menuju lokasi. Jangan lupa pake sepatu dan celana panjang biar nggak diusir kayak saya. Langsung aja ke gedung tempat pembuatan SIMnya untuk mengambil nomor antrian dan mengisi formulir. Disediakan pulpen dan tempat untuk mengisi formulir kok.
Formulir untuk buat SIM internasional itu seperti ini lho. - Nomor antrian jangan sampai hilang, karena nanti akan dipangil satu persatu secara manual. Secara teori yang tertulis dan terpampang di papan informasi, proses pembuatan SIM internasional itu 15 menit selesai. Tapi kenyataanya saya kemarin nunggu hampir 4 jam. Yah, namanya Indonesia bro, teori dan praktek beda dikit gak apa lah ya? Mungkin karena kemarin petugasnya cuma dua, dan seseorang merangkap menjadi petugas menerima dokumen sekaligus untuk input data, jadi ya wajar kalau lama. Sebenarnya ada satu lagi sih mbak-mbak yang bantuin di bagian pengambilan sidik jari. Tapi ketika bagian itu kosong, ngak ada inisiatif buat bantuin input data atau semacamnya sih. Malah mainan smartphone. Entah lagi chatting atau lagi main socmed. Tau deh, namanya juga INDONESIA. Saya cuma bisa nahan kesel saja karena lagi butuh.
Jadi dipanggil satu persatu kesini untuk mengumpulkan dokumen, dan mbaknya kerja sendirian. ciyan deh mbanya :( pengen tak bantuin aja. - Setelah dipanggil, formulir yang sudah diisi dan dokumen syarat pembuatan SIM akan diminta. Setelah itu disuruh menunggu lagi untuk kemudian dipanggil ke langkah selanjutnya yaitu rekam sidik jari dan foto.
- Sebelum melakukan rekam sidik jari dan foto ditanyain lagi, apakah data yang dimasukkan sudah benar. Sebisa mungkin data ini dicek lagi ya, karena akan tercetak di SIM internasional nantinya. Saya pun cek lagi berkali-kali, takut mbaknya salah masukin data, karena dia kerja seorang diri. Setelah selsai, dalam hitungan menit SIM internasional sudah jadi.
Memang pada informasinya tertulis kalau pembuatan SIM internasional itu hanya memakan waktu 15 menit, tapi pada prakteknya bisa jauh lebih lama. Jadi kalau mau cuti untuk buat SIM internasional, minimal sediakan waktu setengah hari atau seharian penuh. Buat jaga-jaga kalau petugasnya cuma ada satu atau dua orang. Padahal untuk mencapai 15 menit proses, paling tidak itu harus ada 4-5 petugas yang melayani. Yah, namanya rakyat biasa bisa apa? Pasrah saja~

Perlu diketahui, untuk tipe SIM jangan sampai salah pilih ya! Yang paling banyak dicari sih SIM internasional golongan A untuk sepeda motor, dan SIM internasional golongan B untuk mobil. Untuk lebih lengkapnya, tipe SIM internasional yang ada adalah sebagai berikut :
- GOLONGAN A: Sepeda motor dengan atau tanpa gandengan, kendaraan khusus untuk orang cacat, dan kendaraan bermotor roda tiga dengan berat kosong tidak lebih dari 400 kg (900 lbs).
- GOLONGAN B: Mobil penumpang yang dapat mengangkut paling banyak 8 penumpang, termasuk pengemudi, atau mobil pengangkut barang dengan berat makSIMum tidak melebihi 3.500 kg (7.700 lbs). Kendaraan ini boleh menarik gandengan (trailer) ringan.
- GOLONGAN C: Kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengangkut barang dengan berat makSIMum yang diizinkan lebih dari 3.500 kg (7.700 lbs). Kendaraan jenis ini boleh menarik trailer ringan.
- GOLONGAN D: Kendaraan bermotor yang digunakan untuk mengangkut penumpang dengan jumlah termasuk pengemudi lebih dari 8 orang. Kendaraan ini boleh menarik trailer ringan.
- GOLONGAN E: Kendaraan bermotor yang termasuk dalam golongan B, C, dan D dan diperbolehkan menarik gandengan (trailer) yang tidak ringan.
Banyak ya? Iya, kalau kamu perlu kelima SIM diatas ya siapkan saja uang 5 x 250.000! hehee!

SIM Internasional Yang Diterbitkan Di Indonesia Berlaku Berapa Lama?
Masa berlaku SIM Internasional sendiri adalah 3 tahun sejak diterbitkan, dengan catatan:
- SIM internasional memang berlaku 3 tahun, tapi SIM hanya bisa digunakan biasanya selama satu bulan hingga satu tahun sejak kedatangan di negara tujuan. Biasanya kalau lebih dari satu tahun, harus buat SIM lokal setempat sih. Misalnya, jika kamu kuliah, kerja atau malah pindah ke negara lain.
- SIM internasional harus diperlihatkan bersama SIM domestik. Tanpa SIM domestik, SIM internasional tidak berlaku. Apalagi kalau kamu menunjukkan SIM internasional di Indonesia tanpa menunjukkan SIM lokal. Tetap aja kamu ditilang!
- Meski SIM internasional ini berlaku pada (hampir) semua negara, dari informasi yang saya baca, bakalan ada aja petugas yang nggak tau. Jadi harus siap-siap debat deh. kalau perlu siapin informasi yang mendukung untuk berdebat ya.
SIM Internasional Berlaku Di Negara Mana Saja?
Seperti yang saya sebutkan diatas, SIM internasional berlaku pada (hampir) semua negara yang menyetujui dasar penerbitan SIM Internasional adalah kesepakatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam Vienna Convention on Road Traffic tahun 1968 yang merupakan penyempurnaan dari Geneva Convention on Road Traffic tahun 1949 dan sebelumnya Paris Convention on Motor Traffic tahun 1926. Surat Izin Mengemudi yang berlaku sekarang diatur berdasarkan Annexe 6 untuk Surat Izin Mengemudi Domestik dan annexe 7 untuk Surat Izin Mengemudi Internasional Konvensi Vienna – wikipedia.

Saya sebutkan (hampir) semua negara karena memang ada beberapa negara yang tidak bisa menggunakan SIM internasional terbitan Indonesia. Salah satunya adalah… Jepang! (sedih deh). Jepang memang tidak mengakui SIM internasional berdasar Vienna Convention on Road Traffic tahun 1968. Sementara itu Indonesia membuat SIM internasional berdasarkan konvensi vienna 1968 tadi. Jadilah, SIM internasional terbitan indonesia nggak valid di Jepang (sumber informasi).
Tapi tenang saja, masih banyak negara lain yang asik untuk menyetir dengan peraturan yang gak sekaku Jepang, dan bisa menggunakan SIM Internasional. Misalnya New Zealand atau Australia yang merupakan negara sempurna untuk liburan ala roadtrip! Untuk daftar semua negara yang bisa mengunakan SIM internasional bisa dilihat pada tabel dibawah ya:
Nama Negara | Nama Negara | Nama Negara |
---|---|---|
Afghanistan | Greece | Oman |
Albania | Grenada | Pakistan |
Algeria | Guatemala | Panama |
Andorra | Guernsey | Papua New Guinea |
Angola | Guinea | Paraguay |
Antigua | Guinea-Bissau | Peru |
Argentina | Guyana | Philippines |
Armenia | Haiti | Poland |
Australia | Honduras | Polynesia |
Austria | Hong Kong | Portugal |
Azerbaijan | Hungary | (includes Madeira & Azores) |
Bahamas | Iceland | Principe |
Bahrain | India | Qatar |
Bangladesh | Indonesia | Romania |
Barbados | Iran | Rwanda |
Belarus | Ireland | Russia |
Belgium | Israel | San Marion |
Belize | Italy | Sao Tome |
Benin | Ivory Coast | Saudi Arabia |
Bhutan | Jamaica | Senegal |
Bolivia | Japan** | Seychelles |
Brazil | Jersey | Sierra Leone |
Botswana | Jordan | Singapore |
Brunei | Kampuchea | Slowakia |
Bulgaria | Kazakhstan | Slovenia |
Burkina Faso | Kenya | Spain |
C.I.S. | Korea (Rep.) | South Africa |
Cameroon | Kuwait | Sri Lanka |
Canada | Kyrgyzstan | St.Christopher, Nevis & Anguilla |
Cape Verde Island | Laos | Surinam |
Cayman Islands | Latvia | Swaziland |
Central African Republic | Lebanon | Sweden |
Chad | Leone | Switzerland |
Chile | Lesotho | Sudan |
China | Liberia | Syria |
Colombia | Libya | Taiwan |
Comoros | Liechtenstein | Tajikistan |
Congo | Lithuania | Tanzania |
Costa Rica | Luxembourg | Thailand |
Croatia | Macao | Togo |
Cuba | Madagascar | Trinidad & Tobago |
Curacao | Malawi | Tunisia |
Cyprus | Malaysia | Turkey |
Czech Rep. | Mali | Turkmenistan |
Denmark | Malta | Uruguay |
Djibouti | Mauritania | Uganda |
Dominican Rep. | Mauritius | Ukraine |
Ecuador | Mexico | United Arab Emirates |
Egypt | Monaco | United Kingdom |
El Salvador | Moldova | United States of America |
Equatorial Guinea | Morocco | Uzbekistan |
Estonia | Montserrat | Vatican City |
Fiji | Mozambique | Venezuela |
Finland | Myanmar | Verde Islands |
France | Namibia | Vietnam |
(include French overseas) | Nepal | Western Samoa |
French Polynesia | Netherlands | Windward Islands |
Gabon | New Caledonia | Yemen (Rep.) |
Gambia | New Guinea | Yugoslavia |
Germany | New Zealand | Zaire |
Georgia | Nicaragua | Zambia |
Ghana | Niger | Zimbabwe |
Gibraltar | Norway |
Informasinya lengkap bang mas, oh iya ya emang betul harus ada softcopy file penting yang tersimpan ya, biar aman. Biasanya softfilenya scan scan an asli ya..?
Hi! Mau tanya apakah masa berlaku yang diberikan utk SIM internasional fix 3 thn ya? Meskipun masa berlaku SIM lokal kita hanya sisa 1 thn? Thanks!
iya, tetep 3 tahun. tapi nanti kalau sim habis ya harus diperpanjang :)
Wahhh, dari dulu cari-cari info soal ginian. Akhirnya dapat info yang lebih komplit juga. Nice info mas, membantu banget.
oalah..brti kalo SIM C bisa buat sim golongan A ya mas?..
btw foto simnya kek foto SMA :D
Lengkap banget infonya Kak. Semoga nanti segera terwujud mimpiku punya SIM internasional
Penting nih, musti dibookmark siapa tau berguna di masa depan.. soalnya gue lebih seneng bawa kendaraan sendiri daripada naik angkutan umum. Jadi kalau udh ada sim internasional, tinggal nyewa kendaraannya :D
-Traveler Paruh Waktu