Touchdown! Sekitar jam 5 pagi waktu setempat, pesawat yang saya tumpangi akhirnya mendarat di Christurch International Airport. Itu artinya, setelah setahun menghabiskan waktu di Australia, saya akan menghabiskan waktu selama sebulan penuh untuk bertualang di New Zealand. Dan, Christurch adalah kota pertama yang saya kunjungi di negara yang berada di ujung lautan pasifik ini.
Kurang lebih tiga jam terbang dari Melbourne ke Christurch tak begitu terasa, kecuali perbedaan waktu 6 jam dengan Jakarta membuat saya benar-benar merasakan jet lag yang sesungguhnya. Badan terasa lebih capek, ngantuk tetapi nggak bisa tidur. Meskipun sebenarnya ketika di Sydney ada perbedaan waktu 4 jam dengan jakarta, namun disini lebih terasa lagi perbedaannya.
Selepas mendarat, saya tak mau membuang waktu lagi. Saya segera menuju bagian imigrasi untuk menyelesaikan urusan imigrasi, mengambil bagasi dan ingin segera mengisi perut yang sudah keroncongan. Meskipun saya naik Qantas yang notabene adalah maskapai full board, namun makanan yang mereka sediakan jauh dari imaginasi saya. Terus terang, saya lebih suka nasi lemak Air Asia daripada menu mereka.

“Hello! Good Morning :)” Saya mencoba ramah sambil menyerahkan passport dan print out keterangan approval visa New Zealand yang saya dapatkan pada bulan Desember 2016 lalu. Petugas imigrasi New Zealand yang menghandle saya kemudian membaca dengan seksama print out keterangan approval visa dan memindai passport saya.
“How long you will be here?” Tanya petugas tadi.
“My visa allow me to stay up to 90 days, but I’m going to stay about a month” Saya menjelaskannya lebih detail durasi saya tinggal disini.
Memang saya mendapatkan ijin tinggal selama 90 hari, namun karena alasan keamanan keuangan, saya hanya akan menghabiskan waktu di New Zealand selama 30 hari saja. Negara ini masih terlalu mahal, bahkan untuk saya yang baru saja bekerja di Australia selama satu tahun.
“Where you’ll be staying in New Zealand? Do you already book an accomodation?” Dia bertanya lagi.
“Nope, I don’t have any accomodation book yet. I’ll do road trip with my friends, but they are on a different flights. I have the booking on my friends name here” Saya pun menyerahkan bukti booking mobil yang sudah saya cetak sebelumnya.
“With your friends? Where are they? Why are you not going together?” Tanya dia sambil sedikit menginterogasi.
Saya memang akan melakukan road trip dengan dua orang teman, tetapi memang berangkat dari tempat dan waktu berbeda. Mungkin hal ini membuat petugas imigrasi New Zealand tadi sedikit curiga. Jadinya saya perlu menjelaskan lebih detail mengenai hal ini. Belum selesai saya menjelaskan, tiba-tiba ada yang memanggil saya dari belakang.
“Fahmi!” Seseorang yang saya memanggil nama saya dari belakang.
“Ah, that’s one of my friends. The other one will be landing in the afternoon” Kata saya kepada si petugas.
“Ah, okay then, Enjoy New Zealand!” Dok, cap kedatangan di New Zealand pun menghiasi passport saya.
Selepas imigrasi, saya pun langsung menuju ke bagian pengambilan bagasi. Disana saya mengambil bagasi, sambil menunggu teman saya Velyz yang masih berkutat dengan petugas imigrasi yang menghandle saya tadi. Mungkin saja dia juga sedang ditanya-tanya untuk klarifikasi, apakah yang saya bilang sebelumnya itu benar.
Sebelumnya, saya sudah bertemu Velyz ketika transit di Melbourne. Dia berangkat dari Bali, sementara saya terbang dari Sydney. Satu lagi yang akan meramaikan road trip di New Zealand kali ini adalah Vivi, yang mungkin masih terlelap di Sydney. Dia baru terbang pagi hari, dan baru sampai di Christurch sekitar tengah hari.
Summer Rasa Winter
Karena tidak membawa barang yang perlu di-declare, saya lolos bagian custom dengan mudah dan segera keluar menuju bagian kedatangan untuk mencari ATM dan membeli sim card lokal. Bandara internasional Christurch ini memang tidak terlalu besar. Kira-kira hanya sebesar Bandara Juanda di Surabaya. Jadinya menemukan lokasi ATM atau membeli sim card bisa dilakukan dengan mudah.
Enaknya jaman sekarang, nggak perlu bawa cash lagi ketika traveling ke Luar Negeri. Asal punya kartu ATM yang ada uagnya, sudah bisa mengambil cash di mesin ATM yang ada di sebagian besar negara yang ada. Kemarin saya langsung mengambil NZD 1500 dari total budget liburan di New Zealand sebesar NZD 2000. Setelah uang cash di tangan, baru kemudian kami mencari makan dan beli sim card lokal untuk dipakai selama di NZ.
Seperti di Sydney, New Zealand bulan-bulan seperti ini seharusnya adalah musim panas. Namun entah kenapa, bukannya suasana hangat musim panas, begitu keluar dari bandara yang terasa adalah hawa dingin yang menusuk tulang. Ditambah lagi cuaca begitu berawan dan hujan ringan. Buat saya, Ini lebih mirip Sydney ketika musim dingin dari pada musim panas.
“Ini sih namanya summer rasa winter!” pikir saya waktu itu.

Karena itu lebih baik segera mengambil mobil sewaan yang sudah dipesan sebelumnya. Tempat sewa mobil ini nggak terlalu jauh dari Bandara Christurch. Dari saya tinggal naik free shuttle yang mengantarkan dari bandara ke tempat sewaan. Belakangan saya tahu, ternyata memang hampir setiap penyewaan mobil disana menyediakan shuttle dari bandara.
Sesampainya di tempat persewaan mobil, ternyata sudah cukup banyak pelanggan yang mengantri. Wajar sih, kami datang di penghujung tahun, musimnya orang liburan. Karena saya nggak ingin membuang waktu, masalah sewa-menyewa pun segera diselesaikan. Harga sewa mobil untuk sebulan adalah NZD 1700 an. Mahal memang, tapi itu masih jauh lebih murah daripada menyewa campervan.
Mobil Sewaan Bermasalah
Sebenarnya saya ingin segera mendapatkan mobil kami, lalu segera pergi ke pusat kota untuk berburu peralatan camping dan perbekalan. Namun ternyata mobil yang seharusnya kami dapatkan masih bermasalah. Pihak penyewa mengatakan kalau ada masalah pada bagian rem. Solusinya adalah kami diberi mobil pengganti tapi beda tipenya, atau mau menunggu rem diperbaiki.
Karena alasan ruang bagasi yang lebih luas, dari awal kami memang memesan mobil berjenis Nissan Wing Road. Jadi setelah melihat beberapa mobil pengganti yang ditawarkan, keputusannya adalah tetap pada mobil semula.
Soalnya, dari semua mobil pengganti yang ditawarkan tadi bagasinya terlalu kecil. Jadinya kami lebih memilih menunggu 2 jam agar mobil diperbaiki terlebih dahulu. Toh kami masih perlu menunggu Vivi yang bakal landing tengah hari. Kalau sudah begini, lain kali harus dipastikan kalau mobilnya sudah siap, baru diambil deh.

Setelah penantian selama dua jam, Nissan Wing Road yang kami pesan baru benar-benar siap. Mobilnya berwarna abu abu, terlihat cukup tua, dengan interior yang biasa. Untungnya rem diganti dengan yang baru, jadinya nggak perlu takut ada masalah dengan rem nantinya.
Sedihnya, tidak ada audio yang bisa terkoneksi lewat bluetooth, itu berarti tidak akan ada alunan musik dari smartphone selama road trip. Untungnya masih ada fitur radio AM-FM untuk menangkap siaran radio lokal. Namun dari suara mesinnya, mobil ini tampak bisa diandalkan untuk jarak tempuh sekitar 4000-5000 KM kedepan. Meski nanti saya selalu memanggilnya dengan “mobil jelek”, Nissan Wing Road ini berhasil menemani sampai ujung road trip tanpa satu pun masalah.
Berburu Perbekalan Dan Peralatan Camping Di Christurch
Road trip di New Zealand itu sebenarnya paling enak dengan motorhome atau campervan. Namun karena harga sewanya selangit, sewa mobil adalah pilihan termurah. Namun dengan begitu, harus diluangkan waktu tersendiri untuk berburu peralatan camping.
Sebenarnya bisa saja gak usah mencari peralatan camping kalau selalu menginap di hotel atau hostel. Namun, karena negara ini adalah salah satu yang paling oke untuk camping, jadinya rugi kalau nggak mencoba camping selama disini. Apalagi tidur di camping ground atau holiday park adalah salah satu cara berhemat selama liburan di New Zealand.
Setelah mencari informasi dari Internet, K-Mart dan The Warehouse adalah pilihan utama untuk membeli perlengkapan camping Di Christurch. Tenda, matras, kompor portable, gas, meja dan kursi piknik semuanya bisa dibeli dari kedua tempat itu. Iya, jadi nggak perlu repot-repot beli atau bawa dari Indonesia.

Untuk semua perlengkapan piknik ini kami menghabiskan sekitar NZD 200. Sementara itu, untuk perbekalan makanan semuanya bisa dibeli di supermarket bernama Countdown, FourSquare atau New World. Sayang sekali sih di New Zealand nggak ada Indomaret atau Alfamart~
Baru setelah semuanya persiapan selesai, kami menuju 219 on John Holiday Park, campsite pertama yang akan diinapi selama di New Zealand. Buat saya, ini juga pengalaman pertama camping New Zealand. Nah, bagaimana rasanya? Tentu saja, saya kedinginan dimalam perta karena masih adaptasi! XD
ternyata emank bener ya bang fahmi kalo new zealand itu tempat yg cakep buat kemping, eeh padahal itu kan negara yg dilingkari ama laut bang, kok bisa dingin bgt yah..?
soalnya lokasinya di selatan banget, jadi udah kayak di eropa. gunungnya aja ketutup es, meski gak tinggi dan lagi musim panas :D
Pengen banget ke NZ… ??
Pulang indo tendanya dibawa pulang apa gimana bang??
Wuuiiihhh jd pengen ke NZ… ??
Tenda dkk trus diapain itu bang? dibawa pulang ato gimana?
ayoo, kesanaa~ Tendanya dikasih ke orang sih kemaren, ada yang mau traveling disana juga :D bawanya ribet, terus bagasi kan mahal~
Woohhh ternyata mas Fahmi ini Travel Blogger yang kayanya udah Pro nih. Duh kontras banget sama saya. Pengalaman Travelling saya nggak ada apa-apanya… levelnya masih seputaran pulau Jawa doang, Tapi semoga suatu saat bisa ke luar negeri kayak mas Fahmi. Amin,
New Zealand keliatannya nyaman ya untuk di singgahi.Udara sejuk dan lalu lintasnya tertib ya kayaknya. Di Banding Australia mendingan New Zealand, iya nggak ?
hehee, nggak apa, semoga suatu saat bisa makin kemana-mana juga :D kalau menurutuku, new zealand lebih kece sih emang. dibandingin australia~
eh ini masih ada lanjutannya kan mas? ahahaha. setia nunggu kelanjutan cerita NZ. wkwk
masih dong! hahaa, nyari waktu nulisnya ini loh yang susah~ sering jadi sopir kalau lagi di rumah blitar XD
saya pengen juga liburan pake campervan mas, hehe..
btw, apakah kalo sewa mobil harus kembali ke tempat semula juga ?
misal sewa di christchurch bisa kembali di auckland ?
Bisaa, kemarin saya begitu, sewa mobil di christchurch, tapi balikin di Auckland :)