Jika kamu sedang bingung mencari tempat penginapan di Yogyakarta, jangan khawatir! Kawasan Kampung Prawirotaman, yang terletak sekitar lima kilometer dari pusat kota, dapat menjadi alternatif yang menarik. Di kawasan ini, kamu tidak hanya akan menemukan penginapan yang unik dan terjangkau, tetapi juga berbagai artshop, kafe, toko buku, pasar tradisional, dan bahkan sebuah batu tulis yang bisa menjadi objek wisata menarik.
Daftar Isi
Seperti Apa Itu Kampung Prawirotaman?
Prawirotaman telah menjadi kampung yang terkenal sejak abad ke-19 ketika seorang bangsawan kraton bernama Prawirotomo diberikan sepetak tanah oleh kraton.
Peran penting kampung ini bagi Yogyakarta pun dimulai sejak saat itu.
Pada masa pra-kemerdekaan, kampung ini menjadi konsentrasi laskar pejuang yang gigih.
Setelah kemerdekaan, pada tahun 60-an, Prawirotaman dikenal sebagai pusat industri batik cap yang dijalankan oleh keturunan Prawirotomo.
Namun, ketika industri batik cap mulai meredup pada tahun 70-an, para keturunan Prawirotomo beradaptasi dengan bisnis jasa penginapan, dan Prawirotaman pun bertransformasi menjadi kampung turis yang terkenal.
Konon, ada yang menyebytkan kalau nama kampung ini berasal dari kata prawirotomo yang sejatinya merupakan gabungan dari dua kata, yaitu prawiro (prajurit, berani, perwira) dan tama (ahli, pandai).
Ketika memasuki kawasan Prawirotaman, kamu akan merasakan nuansa kampung yang terjaga meski berada di tengah kota.
Suara lalu lintas kendaraan akan disambut dengan sapaan hangat dari warga yang umumnya bisa berbahasa Inggris.
Di kawasan ini, terdapat beragam penginapan dengan arsitektur unik, mulai dari gaya Jawa klasik hingga desain modern.
Harga penginapan di Prawirotaman juga sangat terjangkau, mulai dari IDR 50.000 hingga IDR 300.000 per malam.
Meskipun beberapa penginapan telah berpindah kepemilikan, sebagian besar masih dikelola oleh keturunan Prawirotomo, terdiri dari tiga keluarga besar, yaitu Werdoyoprawiro, Suroprawiro, dan Mangunprawiro.
Kawasan Prawirotaman I
Kawasan Prawirotaman I, yang lebih dikenal sebagai Prawirotaman, merupakan bagian yang paling terkenal di kampung ini.
Selain penginapan, terdapat pula berbagai fasilitas wisata lainnya, seperti agen perjalanan, warnet dan wartel, kafe dan restoran, serta toko buku.
Di kafe dan restoran tersebut, kamu dapat menikmati hidangan khas Jawa, Eropa, atau bahkan perpaduan keduanya.
Sementara itu, toko buku menyediakan buku-buku berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau.
Buku impor yang biasanya dijual dengan harga ratusan ribu rupiah dapat kamu dapatkan dengan harga IDR 35.000 hingga IDR 60.000 saja.
Kadang-kadang, turis mancanegara juga tertarik untuk menukar koleksi buku mereka denganmu.
Terdapat juga beberapa artshop yang menjual berbagai pernak-pernik seni yang unik di sepanjang kawasan ini.
Kamu akan menemukan meja dari bambu, kain batik, lemari kayu glondongan, dan bahkan barang-barang antik seperti lampu hias dan keris kuno.
Salah satu barang antik yang sangat diminati oleh turis mancanegara adalah cap batik.
Cap ini biasanya digunakan sebagai hiasan daun meja, ventilasi angin pada rumah kayu, atau hanya sebagai koleksi karena dianggap memiliki nilai seni dengan motif yang menarik dan nilai sejarah yang tinggi.
Kawasan Prawirotaman II dan III Yang Dikenal Sebagai Jalan Gerilya
Di sebelah selatan Prawirotaman I, terdapat Prawirotaman II yang berbatasan langsung dengan pasar tradisional.
Mengunjungi pasar tradisional pada pagi hari bisa menjadi alternatif wisata yang menarik.
Selain bisa melihat keramaian warga yang sedang berbelanja, kamu juga bisa mencicipi berbagai makanan khas Yogyakarta yang dijual di sana.
Jika kamu melanjutkan perjalanan ke selatan, kamu akan tiba di Prawirotaman III yang juga ramai.
Di Prawirotaman III, kamu akan melihat lebih banyak rumah penduduk.
Walaupun sebenarnya bagian paling selatan Prawirotaman terdiri dari Prawirotaman II dan Prawirotaman III, namun kawasan ini lebih dikenal dengan nama Jalan Gerilya.
Konon, kawasan ini dulunya menjadi markas Prajurit Hantu Maut, sebuah laskar pejuang yang tutur serta melawan saat Agresi Militer Belanda terjadi.
Di salah satu sudut jalan, kamu dapat menemukan sebuah batu tulis yang didirikan untuk mengenang perjuangan pasukan tersebut.
Selain Pasukan Hantu Maut, ada juga laskar prajurit lainnya yang pernah bermarkas di kawasan ini, yaitu Prajurit Prawirotomo.
Jika kamu ingin memulai perjalanan wisatamu, jangan khawatir!
Di Prawirotaman, terdapat beberapa tempat yang menyediakan jasa penyewaan sepeda motor dan mobil, bahkan fasilitas antar-jemput.
Jika kamu masih belum memiliki rencana wisata yang pasti, agen perjalanan di sini memiliki banyak referensi tempat wisata menarik di Yogyakarta.
Mulai dari wisata budaya seperti candi dan kraton Yogyakarta, hingga petualangan seperti trekking.
Nikmati pengalaman wisata yang tak terlupakan di kawasan Prawirotaman, dan selalu jaga kebersihan serta saling menghormati selama berada di sana.
Semoga perjalananmu di Yogyakarta menjadi penuh kenangan indah dan kesan yang membekas!
Baca Juga : Rekomendasi Hotel Penginapan Di Jogja Dekat Malioboro Mulai Dari 50 Ribuan
Pengalaman Menginap danJalan Jalan Di Prawirotaman:, Kampung Turis dan Batik Di Yogyakarta Yang Mendunia
Melewati sebuah gapura berwarna kuning, tertulis dengan jelas Prawirotaman yang diwarnai hitam pekat.
Sudah lama saya tahu keberadaan tempat ini, saya juga sudah sering pergi ke Yogyakarta, namun baru kali ini saya menginap di Prawirotaman yang juga dikenal dengan kampung bule di Yogyakarta.
Sengaja menginap di Prawirotaman II, di Hotel Gallery Prawirotaman dengan harapan saya bisa mencapai beberapa destinasi wisata di Yogyakarta yang sudah saya list dengan efisien dan tidak banyak membuang waktu.
Iya, banyak yang bilang kalau Prawirotaman ini adalah salah satu tempat menginap strategis dan tenang di Yogyakarta.
Berbeda dengan Jalan Malioboro, Prawirotaman ini tidak terlihat sama sekali sebagai salah satu pusat penginapan di Yogyakarta.
Ketika sedang iseng jalan kaki berkeliling Prawirotaman I dan II, suasananya cenderung sepi.
Sepanjang jalan saya melihat banyak becak terparkir di pinggir jalan kadang ditemani oleh pengendaranya.
Setiap dari abang becak yang saya temui pun selalu menawarkan jasanya.
“Mau ke malioboro mas, mari saya antarkan”, “Belanja oleh – oleh mas? Naik becak 10 ribu saja.”.
Namun semua tawaran mereka saya tolak halus, karena saya memang sedang ingin berjalan kaki, menikmati Jalan Prawirotaman I dan II.
Baca Juga : Cafe Favorit Saya Di Jalan Prawirotaman, Yogyakarta
Ada Banyak Penginapan Murah Di Jalan Prawirotaman
Rekomendasi penginapan terbaik dan murah untuk healing sambil staycation di Prawirotaman Jogja dengan harga mulai dari IDR 200.000.
- Por Aqui Stay & Dine, Jl. Prawirotaman No.31, Brontokusuman, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55153, Harga per malam mulai dari IDR 346.000 ( Harga Terbaik, Pesan / Booking Disini ) ( Lokasi Di Google Maps ) ( Salah satu hotel rekomen di jogja untuk kamu yang suka dengan makanan khas Meksiko. Karena merela juga punya resto makanan meksiko )
- Ministry Of Coffee / Ministry Homestay & Burjo Space, Jl. Prawirotaman No.1/15a, Brontokusuman, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55153, Harga per malam mulai dari IDR 215.000 ( Lokasi Di Google Maps )
- Pondok Kampoeng Djawa Guest House, Jl. Prawirotaman No.1 No.40, Brontokusuman, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55153, Harga per malam mulai dari IDR 184.000 ( Lokasi Di Google Maps )
- Gallery Prawirotaman Hotel, Jl. Prawirotaman 2 No.839 B, Brontokusuman, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55153, Harga per malam mulai dari IDR 566.000 ( Harga Terbaik, Pesan / Booking Disini ) ( Lokasi Di Google Maps )
- Adhisthana Hotel, Jl. Prawirotaman 2 No.613, Brontokusuman, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55153, Harga per malam mulai dari IDR 345.000 ( Harga Terbaik, Pesan / Booking Disini ) ( Lokasi Di Google Maps )
- Greenhost Boutique Hotel Kampung Prawirotaman, Jl. Gerilya No.629, Brontokusuman, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55153, Harga per malam mulai dari IDR 443.000 ( Harga Terbaik, Pesan / Booking Disini ) ( Lokasi Di Google Maps )
- Good Karma Hostel, Jalan Parangtritis, Timuran MG III/100, Yogyakarta, Harga per malam mulai dari IDR 215.000 ( Lokasi Di Google Maps )
- Happy Buddha Hotel, Jalan Prawirotaman 1 MG III/537C, Yogyakarta, Harga per malam mulai dari IDR 200.000 ( Lokasi Di Google Maps )
- Java Villas Boutique Hotel & Resto, Jl. Gerilya No.460, Brontokusuman, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55153, Harga per malam mulai dari IDR 323.000 ( Harga Terbaik, Pesan / Booking Disini ) ( Lokasi Di Google Maps )
- Hotel Pandanaran Prawirotaman Yogyakarta, Jl. Prawirotaman No.38, Brontokusuman, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55153, Harga per malam mulai dari IDR 256.000 ( Lokasi Di Google Maps )
- Eclipse Hotel, Jl. Prawirotaman No.35, Brontokusuman, Kec. Mergangsan, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55153, Harga per malam mulai dari IDR 254.000 ( Lokasi Di Google Maps )
Enak Untuk Dinikmati Sambil Jalan Kaki
Saya ingin benar – benar menikmati suasana Prawirotaman, ingin melihat ada apa saja di Prawirotaman ini selain penginapan dan banyak abang tukang becak yang menawarkan jasanya.
Sekaligus pembuktian dari riset kecil – kecilan sebelum berangkat ke Yogyakarta.
Yang saya tahu kalau kawasan yang terletak hanya lima kilometer dari pusat kota Yogyakarta ini juga terkenal dengan Batik, toko barang antik, kafe yang menyenangkan, pasar tradisional hingga toko buku yang bisa memuaskan hasrat para pecinta buku.
Sejarah Prawirotaman sendiri sudah berlangsung dari abad kesembilan, jadi bisa dibilang usia kampung ini sudah cukup tua.
Suatu ketika ada seorang abdi kerajaan yang bernama Prawirotomo diberi sebidang tanah oleh Sultan Yogyakarta.
Sejak saat itu, dimulailah cerita Prawirotaman, seperti para era kemerdekaan kampung ini adalah tempat berkumpulnya para pejuang.
Sementara selepas Indonesia merdeka, Kampung Prawirotaman malah lebih terkenal dengan batik cetak yang dikelola oleh keturunan Prawirotomo.
Meskipun kedepannya bisnis batik mereka kurang begitu baik, dan beralih ke bisnis jasa penginapan.
Hingga sekarang, Kampung Prawirotaman ini lebih dikenal dengan kampung turis atau kampung bule di Yogyakarta, karena memang sebagian besar yang menginap di Prawirotaman adalah bule.
Baca Juga : Berburu Gudeg Jogja Di Yogyakarta Yang Enak Luar Biasa!
Banyak Turis Asing Menginap Di Daerah Ini
Menyusuri Prawirotaman itu serasa melewati kampung kuno yang dipaksa menjadi modern.
Disini saya lebih banyak melihat turis asing daripada turis lokalnya. Saya sengaja mulai menyusuri area ini dari arah belakang Prawirotaman I, karena selain tempat ini yang sudah ramai terlebih dahulu, saya akan melanjutkan jalan – jalan santai di Prawirotaman II.
Penyuka batik, kutu buku dan penyuka barang antik pasti akan senang sekali ketika menyusuri Jalan Prawirotaman.
Baru saja berjalan, saya sudah melihat gerai batik antik yang berada Jalan Prawirotaman No 42, sementara tidak jauh didekatnya ada toko buku yang menjual buku bekas pakai.
Para pemburu buku langka biasanya pasti langsung masuk ke tempat seperti ini ya?
Baca Juga : Pacu Adrenalin, Sandboarding Di Gumuk Pasir Parangkusumo
Bisa Berburu Barang Antik Di Kampung Prawirotaman Jogja
Di Prawirotaman juga terdapat beberapa toko barang antik, sesuatu yang jarang saya lihat kalau pergi ke Yogyakarta.
Atau mungkin saya terlalu terfokus di Malioboro saja ya? Karena penasaran, saya pun mencoba masuk ke salah satu toko yang ada disana.
Mesin ketik tua, porselen dan kerajinan dari keramik, topeng dari kayu semuanya terlihat unik dan tentunya mahal…
Iya, sudah saya tebak kalau yang namanya barang antik itu pasti mahal.
Tetapi para buat para kolektornya, harga pasti tidak menjadi masalah, seberapapun itu.
Karena saya memang tidak berniat membeli, saya hanya sekedar melihat – lihat dan mengaguminya.
Sebelum melanjutkan jalan – jalan santai ke Prawirotaman II yang berada tidak jauh dari sini.
Baca Juga : Kuliner Yogyakarta Yang Enak Ini Bikin Saya Pengen Kesana Lagi! Dan… Lagi!
Jangna Lupa Mampir Ke Jalan Prawirotaman II dan Pasar Tradisionalnya
Prawirotaman II adalah sebuah gang tidak terlalu besar, berada beberapa puluh meter dari gang Prawirotaman.
Jalan Prawirotaman II ini memang masih baru, tetapi ingin mengikuti kesuksesan yang pertama sebagai destinasi para traveler yang ingin merasakan Yogyakarta yang sedikit tenang, tidak terlalu ramai seperti di Jalan Malioboro.
Tepat berada di dekat pintu masuk Jalan Prawirotaman II, ada sebuah pasar tradisional yang buka ketika pagi hari.
Menurut saya, inilah nilai tambah ketika menginap di Prawirotaman II. Saya bisa mengobati rasa kangen blusukan di pasar tradisional di pagi hari, sambil berburu beberapa jajanan pasar favorit.
Pasar yang ada di ujung jalan Prawirotaman II ini memang tidak terlalu besar, namun aktifitasnya terlihat begitu menggeliat, roda ekonomi berjalan lancar disini.
Mulai dari tepi jalan ada yang menjual belut segar, hingga masuk ke dalam area pasar yang lebih bervariasi.
Menyenangkannya lagi, meskipun ini adalah pasar tradisional, kebersihan pasar tetap terjaga.
Saya tidak merasa risih ketika blusukan ke dalam pasar, jepret sana, jepret sini lalu membeli cenil dan lopis kesukaan saya.
Begitu sering berkunjung ke Yogyakarta, sepertinya pengalaman menginap di kampung Prawirotaman adalah yang terbaik.
Yogyakarta memang tidak cuma Malioboro atau Sosrowijan saja.
Sesekali menginap di Prawirotaman, menikmati suasana Yogyakarta yang lebih tenang ternyata menyenangkan sekali.
Lokasinya yang cukup strategis membuat saya pasti memilih untuk menginap di Area Prawirotaman lagi ketika berlibur ke Yogyakarta.
***
Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.
Sisi lain jogja yang belum begitu dikenal, orang-orang cuma taunya Jl. Malioboro yang sudah begitu populer. Siapa yang tau, jalan prawirotaman akan dikenal berkat postingan ini.
Aku perna nginep di daerah sini dan seneng banget liat bule2 berseliweran jalan kaki berbaur dengan masyarakat sekitar
sudah 6 tahun di jogja tp gak pernah kesana. Eh, kok foto2 bulenya gak ada. hehe.
Buset.. 35 jeti, bisa dipakek buat belik Sony A7R.. Hahah :D
Iya, mahal beut~~ Tapi kejual tuh :D
Sampe sekarang belum pernah bener-bener jelajahin Yogya, paling sebatas di jalan Malioboro dan sekitarannya. Apalagi pas ke sana cuma numpang transit bis saja.
Wah wah, sesekali main ke Prawirotaman gitu :D ada banyak kafe asik disekitar sini :D
Mungkin duitnya lagi nganggur.. :D
kalau lagi nganggur kasih ke aku aja deh~ buat jalan – jalan… heuu, malah buat beli barang antik :p
Sering ke Jogya, Mulai merayapi kaki merapi sampai jalan jalan nggak jelas di seputar malioboro, malamnya bgobrol di angkringan. Tapi…. Nggak pernah nginep di daerah Prawirotaman. Kapan kapan coba kesini. kayaknya mirip daerah popi lane yang di Bali. :)
Iya, suasananya mirip kayak di poppies lane bali memang si prawirotaman ini. Tapi masih lebih rame yang di bali, jalan prawirotaman cenderung sepi dan asik buat bersantai :D
Berburu buku langkanya ini yang bikin semangat pengen ke sinih!
Iyaa, asik kalau mau cari buku yang nggak umum :D ada juga toko barang antik di deket sini loh :D
Lagi cari-cari destinasi baru buat ke Jogja, trus inget mas fahmi banyak post tentang jogjanya. Hihi bermanfaat.
2 bulan lalu nginep di sini. Dan banyak cafe lucu sampe bingung milihnya XD
Menginap di hotel di Prawirotaman emang enak ya..hotelnya harganya terjangkau..gak terlalu besar tapi fasilitas sangat cukup.. Bener2 Jogja banget tapi Bule banget juga.. ?
Psstt… Jajan pasar di pasar prawirotaman terendess di daerah situ. Lain kali jelajah sampe prawirotaman IV, karangkajen, menukan. Ada makam pahlawan nasional juga. Atau ke daerah jogokaryan yg penuh santri pesantren, sampai pugeran buat cicip gudeg manggar. Mau lebih nJugjo lagi? Maen ke makam Raja Mataram Kotagede dan sekitarna. Jajan pasar sore²nya memanjakan perut dan mendamaikan hati.
Salam kenal.