Melewati sebuah gapura berwarna kuning, tertulis dengan jelas Prawirotaman yang diwarnai hitam pekat. Sudah lama saya tahu keberadaan tempat ini, saya juga sudah sering pergi ke Yogyakarta, namun baru kali ini saya menginap di Prawirotaman yang juga dikenal dengan kampung bule di Yogyakarta.
Sengaja menginap di Prawirotaman II, di Hotel Gallery Prawirotaman dengan harapan saya bisa mencapai beberapa destinasi di Yogyakarta yang sudah saya list dengan efisien dan tidak banyak membuang waktu. Iya, banyak yang bilang kalau Prawirotaman ini adalah salah satu tempat menginap strategis dan tenang di Yogyakarta.

Berbeda dengan Jalan Malioboro, Prawirotaman ini tidak terlihat sama sekali sebagai salah satu pusat penginapan di Yogyakarta. Ketika sedang iseng jalan kaki berkeliling Prawirotaman I dan II, suasananya cenderung sepi. Sepanjang jalan saya melihat banyak becak terparkir di pinggir jalan kadang ditemani oleh pengendaranya.
Setiap dari abang becak yang saya temui pun selalu menawarkan jasanya. “Mau ke malioboro mas, mari saya antarkan”, “Belanja oleh – oleh mas? Naik becak 10 ribu saja.”. Namun semua tawaran mereka saya tolak halus, karena saya memang sedang ingin berjalan kaki, menikmati Jalan Prawirotaman I dan II.


Saya ingin benar – benar menikmati suasana Prawirotaman, ingin melihat ada apa saja di Prawirotaman ini selain penginapan dan banyak abang tukang becak yang menawarkan jasanya. Sekaligus pembuktian dari riset kecil – kecilan sebelum berangkat ke Yogyakarta. Yang saya tahu kalau kawasan yang terletak hanya lima kilometer dari pusat kota Yogyakarta ini juga terkenal dengan Batik, toko barang antik, kafe yang menyenangkan, pasar tradisional hingga toko buku yang bisa memuaskan hasrat para pecinta buku.
Sejarah Prawirotaman sendiri sudah berlangsung dari abad kesembilan, jadi bisa dibilang usia kampung ini sudah cukup tua. Suatu ketika ada seorang abdi kerajaan yang bernama Prawirotomo diberi sebidang tanah oleh Sultan Yogyakarta. Sejak saat itu, dimulailah cerita Prawirotaman, seperti para era kemerdekaan kampung ini adalah tempat berkumpulnya para pejuang.
Sementara selepas Indonesia merdeka, Kampung Prawirotaman malah lebih terkenal dengan batik cetak yang dikelola oleh keturunan Prawirotomo. Meskipun kedepannya bisnis batik mereka kurang begitu baik, dan beralih ke bisnis jasa penginapan. Hingga sekarang, Kampung Prawirotaman ini lebih dikenal dengan kampung turis atau kampung bule di Yogyakarta, karena memang sebagian besar yang menginap di Prawirotaman adalah bule.

Menyusuri Prawirotaman itu serasa melewati kampung kuno yang dipaksa menjadi modern. Disini saya lebih banyak melihat turis asing daripada turis lokalnya. Saya sengaja mulai menyusuri area ini dari arah belakang Prawirotaman I, karena selain tempat ini yang sudah ramai terlebih dahulu, saya akan melanjutkan jalan – jalan santai di Prawirotaman II.
Penyuka batik, kutu buku dan penyuka barang antik pasti akan senang sekali ketika menyusuri Jalan Prawirotaman. Baru saja berjalan, saya sudah melihat gerai batik antik yang berada Jalan Prawirotaman No 42, sementara tidak jauh didekatnya ada toko buku yang menjual buku bekas pakai. Para pemburu buku langka biasanya pasti langsung masuk ke tempat seperti ini ya?

Di Prawirotaman juga terdapat beberapa toko barang antik, sesuatu yang jarang saya lihat kalau pergi ke Yogyakarta. Atau mungkin saya terlalu terfokus di Malioboro saja ya? Karena penasaran, saya pun mencoba masuk ke salah satu toko yang ada disana. Mesin ketik tua, porselen dan kerajinan dari keramik, topeng dari kayu semuanya terlihat unik dan tentunya mahal…
Iya, sudah saya tebak kalau yang namanya barang antik itu pasti mahal. Tetapi para buat para kolektornya, harga pasti tidak menjadi masalah, seberapapun itu. Karena saya memang tidak berniat membeli, saya hanya sekedar melihat – lihat dan mengaguminya sebelum melanjutkan jalan – jalan santai ke Prawirotaman II yang berada tidak jauh dari sini.


Prawirotaman II adalah sebuah gang tidak terlalu besar, berada beberapa puluh meter dari gang Prawirotaman. Jalan Prawirotaman II ini memang masih baru, tetapi ingin mengikuti kesuksesan yang pertama sebagai destinasi para traveler yang ingin merasakan Yogyakarta yang sedikit tenang, tidak terlalu ramai seperti di Jalan Malioboro.
Tepat berada di dekat pintu masuk Jalan Prawirotaman II, ada sebuah pasar tradisional yang buka ketika pagi hari. Menurut saya, inilah nilai tambah ketika menginap di Prawirotaman II. Saya bisa mengobati rasa kangen blusukan di pasar tradisional di pagi hari, sambil berburu beberapa jajanan pasar favorit.
Pasar yang ada di ujung jalan Prawirotaman II ini memang tidak terlalu besar, namun aktifitasnya terlihat begitu menggeliat, roda ekonomi berjalan lancar disini. Mulai dari tepi jalan ada yang menjual belut segar, hingga masuk ke dalam area pasar yang lebih bervariasi. Menyenangkannya lagi, meskipun ini adalah pasar tradisional, kebersihan pasar tetap terjaga. Saya tidak merasa risih ketika blusukan ke dalam pasar, jepret sana, jepret sini lalu membeli cenil dan lopis kesukaan saya.


Begitu sering berkunjung ke Yogyakarta, sepertinya pengalaman menginap di Prawirotaman adalah yang terbaik. Yogyakarta memang tidak cuma Malioboro atau Sosrowijan saja. Sesekali menginap di Prawirotaman, menikmati suasana Yogyakarta yang lebih tenang ternyata menyenangkan sekali. Lokasinya yang cukup strategis membuat saya pasti memilih untuk menginap di Area Prawirotaman lagi ketika berlibur ke Yogyakarta.
Ps: Berlibur di Yogyakarta akan lebih effisien jika menginap di hotel yang berlokasi strategis, nyaman, dan pelayanannya ramah seperti di Hotel Gallery Prawirotaman. Berlokasi di derah Prawirotaman, banyak tempat menarik, kuliner enak dan pusat perbelanjaan berada dekat dengan Hotel Gallery Prawirotaman. Untuk mendapatkan diskon tambahan, pemesanan kamar bisa dilakukan disini.
***
Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.
Sisi lain jogja yang belum begitu dikenal, orang-orang cuma taunya Jl. Malioboro yang sudah begitu populer. Siapa yang tau, jalan prawirotaman akan dikenal berkat postingan ini.
Aku perna nginep di daerah sini dan seneng banget liat bule2 berseliweran jalan kaki berbaur dengan masyarakat sekitar
sudah 6 tahun di jogja tp gak pernah kesana. Eh, kok foto2 bulenya gak ada. hehe.
Buset.. 35 jeti, bisa dipakek buat belik Sony A7R.. Hahah :D
Iya, mahal beut~~ Tapi kejual tuh :D
Sampe sekarang belum pernah bener-bener jelajahin Yogya, paling sebatas di jalan Malioboro dan sekitarannya. Apalagi pas ke sana cuma numpang transit bis saja.
Wah wah, sesekali main ke Prawirotaman gitu :D ada banyak kafe asik disekitar sini :D
Mungkin duitnya lagi nganggur.. :D
kalau lagi nganggur kasih ke aku aja deh~ buat jalan – jalan… heuu, malah buat beli barang antik :p
Sering ke Jogya, Mulai merayapi kaki merapi sampai jalan jalan nggak jelas di seputar malioboro, malamnya bgobrol di angkringan. Tapi…. Nggak pernah nginep di daerah Prawirotaman. Kapan kapan coba kesini. kayaknya mirip daerah popi lane yang di Bali. :)
Iya, suasananya mirip kayak di poppies lane bali memang si prawirotaman ini. Tapi masih lebih rame yang di bali, jalan prawirotaman cenderung sepi dan asik buat bersantai :D
Berburu buku langkanya ini yang bikin semangat pengen ke sinih!
Iyaa, asik kalau mau cari buku yang nggak umum :D ada juga toko barang antik di deket sini loh :D
Lagi cari-cari destinasi baru buat ke Jogja, trus inget mas fahmi banyak post tentang jogjanya. Hihi bermanfaat.
2 bulan lalu nginep di sini. Dan banyak cafe lucu sampe bingung milihnya XD
Menginap di hotel di Prawirotaman emang enak ya..hotelnya harganya terjangkau..gak terlalu besar tapi fasilitas sangat cukup.. Bener2 Jogja banget tapi Bule banget juga.. ?
Psstt… Jajan pasar di pasar prawirotaman terendess di daerah situ. Lain kali jelajah sampe prawirotaman IV, karangkajen, menukan. Ada makam pahlawan nasional juga. Atau ke daerah jogokaryan yg penuh santri pesantren, sampai pugeran buat cicip gudeg manggar. Mau lebih nJugjo lagi? Maen ke makam Raja Mataram Kotagede dan sekitarna. Jajan pasar sore²nya memanjakan perut dan mendamaikan hati.
Salam kenal.