Jalan Malioboro : Sejarah, Asal Usul, Daya Tarik, Keunikan

Mau cari wisata hits di Yogyakarta? Pastinya kamu nggak bisa melewatkan wisata Jogja yang paling terkenal ini, yaitu Jalan Malioboro. Berada di pusat kota, jalan ini dulunya merupakan jalan raya utama yang sering dilewati Sultan saat menuju dan meninggalkan Keraton.

Malioboro selalu ramai dengan toko-toko yang menjual barang-barang unik, dan pedagang kaki lima yang menawarkan souvenir dengan harga terjangkau, sehingga kamu pasti akan menemukan sesuatu yang menarik di jalan ini.

Kalau kamu ingin membawa pulang oleh-oleh berupa batik, Malioboro adalah tempat yang tepat untuk kamu. Batik ini juga bisa dibuat menjadi tas, taplak meja, seprai, sarung bantal, gorden, dan masih banyak lagi.

Sekilas Tentang Jalan Malioboro, Lengkap Dengan Video!

Selengkapnya bisa tonton video blog di bawah ini, juga baca tulisan sampai selesai ya!

 

Jalan Malioboro, Nggak Bisa Kamu Lewatkan Kalau Liburan Ke Jogja! [ Wisata Jogja Malioboro ]

 

Malioboro, Jalan Paling Terkenal di Yogyakarta. Terletak di jantung kota, jalan ini menjadi pusat utama dan dulu menjadi jalur utama upacara bagi Sultan saat melintasi Keraton.

Ada yang mengatakan bahwa nama Malioboro berasal dari nama Gubernur Inggris, Marlborough pada masa Inggris memerintah nusantara, antara tahun 1811-1816.

Malioboro dipenuhi dengan toko yang menjual barang-barang unik dan penjual kaki lima yang menawarkan souvenir dengan harga terjangkau.

Sehingga kamu pasti akan menemukan sesuatu yang menarik di jalan ini. Jika kamu mencari kain batik sebagai oleh-oleh, maka Malioboro adalah tempat yang tepat untukmu.

Batik juga bisa dijadikan tas, taplak meja, seprai, sarung bantal, gorden, dan banyak lagi.

Di seberang jalan adalah benteng Vredeburg, yang dulunya merupakan barak tentara Belanda dan kini menjadi pusat pameran seni dan lukisan.

Di sisi yang sama dengan benteng adalah pasar Beringharjo, pasar utama yang ramai di Yogyakarta.

Pada jalan ini juga terdapat hotel tertua di Yogyakarta, Hotel Garuda, yang dibangun dengan arsitektur kolonial Belanda.

Ketika malam hari, jalan ini menjadi hidup dengan pedagang membuka tenda yang menyajikan berbagai hidangan lokal.

Kamu perlu duduk bersila di dalam tenda, yang oleh penduduk setempat disebut “lesehan”.

Nikmati makananmu sambil menikmati kehidupan malam yang bersemangat di Malioboro. Ini adalah pengalaman yang takkan terlupakan.

Sejarah Jalan Malioboro

Siapa sih yang gak kenal dengan Jalan Malioboro? Ternyata begini lho sejarah jalan Malioboro itu!

Malioboro, siapa yang tak kenal jalan paling legendaris di Kota Yogyakarta ini? Terletak di pusat kota, Jalan Malioboro menjadi salah satu dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta.

Jalan Pangeran Mangkubumi, Jalan Malioboro, dan Jalan Jend. A. Yani, tiga jalan ini membentuk poros Garis Imajiner Kraton Yogyakarta.

Asal nama Malioboro berasal dari bahasa sansekerta “malyabhara” yang berarti karangan bunga.

Ada juga yang berpendapat asal kata Malioboro berasal dari nama seorang kolonial Inggris bernama Marlborough yang pernah tinggal di Jogja pada tahun 1811-1816.

Malioboro mulai dikenal sejak era kolonial (1790-1945) ketika pemerintah Belanda membangun Benteng Vredeburg di ujung selatan Malioboro.

Belanda juga membangun Dutch Club atau Societeit Der Vereneging Djokdjakarta (1822), The Dutch Governor’s Residence (1830), Javasche Bank, dan Kantor Pos. Malioboro menjadi kawasan pusat perekonomian dan pemerintahan pada awal abad 19.

Perkembangan Malioboro semakin pesat, ditambah dengan adanya perdagangan antara pemerintah Belanda dengan pedagang Tionghoa.

Hingga tahun 1887, Jalan Malioboro dibagi dua setelah Stasiun Tugu Yogya dibangun. Jalan ini juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Di sini pernah terjadi pertempuran hebat antara pejuang Tanah Air dengan pasukan kolonial Belanda yang dikenal dengan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949.

Pasukan Merah Putih berhasil menaklukkan kekuatan Belanda dan menduduki Yogyakarta setelah enam jam bertempur.

Hingga saat ini, Malioboro tetap menjadi pusat kehidupan masyarakat Yogya dan terus berkembang dengan mempertahankan konsep aslinya.

Kantor Gubernur DIY, Gedung DPRD DIY, Pasar Induk Beringharjo, Teras Malioboro, dan Istana Presiden Gedung Agung juga berada di kawasan ini.

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta terus berupaya meningkatkan Malioboro agar lebih nyaman dikunjungi.

Pada tahun 2016, parkir kendaraan telah disterilkan dari Malioboro dan kawasan sisi timur ditata menjadi pedestrian.

Warung-warung lesehan masih dipertahankan untuk mempertahankan ciri khas Malioboro.

Pada tahun 2022, seluruh PKL di Jalan Malioboro dipindahkan ke Kawasan Teras Malioboro sehingga jalan ini menjadi lebih rapi dan nyaman untuk dilewati.

Siapa yang sudah siap untuk menikmati Malioboro yang baru dan tetap legendaris ini?

Beberapa Teori Asal Usul Nama Jalan

Beberapa Teori Asal Usul Nama Jalan Malioboro
Titik Nol Kilometer Joga ini adalah salah satu tempat wisata Jogja dekat Malioboro yang populer!

Kamu pasti penasaran dong dengan asal usul nama Jalan Malioboro, salah satu jalan paling terkenal di Yogyakarta? Ternyata, ada setidaknya empat teori yang mengemuka, lho.

Teori pertama menyebutkan bahwa nama Malioboro berasal dari gelar John Churchill, Adipati Marlborough Pertama, seorang jenderal dari Inggris yang terkenal pada masanya.

Teori ini dibantah oleh sejarawan Peter Carey yang mengatakan bahwa jalan utama Kesultanan Yogyakarta tidak mungkin berasal dari nama Inggris.

Teori kedua menyebutkan bahwa nama Malioboro mungkin berasal dari nama penginapan (pesanggrahan) yang digunakan oleh Jayengrana (Amir Hamzah), tokoh utama dalam Cerita Menak yang mengadopsi Hikayat Amir Hamzah.

Teori ketiga menyebutkan bahwa nama Malioboro berasal dari bahasa Jawa “maliabara” yang diadopsi dari bahasa Sanskerta “malyabhara” yang berarti “dihiasi karangan bunga”.

Teori ini didasarkan pada fakta bahwa nama “Ngayogyakarta” berasal dari bahasa Sanskerta “Ayodhya”, ibu kota kerajaan Rama di epos Ramayana.

Teori keempat menyebutkan bahwa penamaan Malioboro berhubungan dengan keberadaan Sumbu Filosofi Yogyakarta yang melambangkan alur hidup manusia menuju Sang Pencipta (Paraning Dumadi).

Nama Malioboro berasal dari gabungan kata “malio” yang berarti “jadilah wali” dan kata “boro” yang berarti “mengembara”.

Pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20, jalan ini sempat berubah nama menjadi “Margaraja”, yang berarti jalan bagi tamu-tamu kerajaan menuju kediaman raja (keraton).

Nama tersebut diberikan sesuai fungsi awal dari Malioboro yang menjadi jalan utama Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Sekarang kamu tahu, kan, asal usul nama Jalan Malioboro yang penuh dengan teka-teki ini? Bagaimana menurutmu?

Peta Lokasi, Dan Cara Terbaik Jelajahi Jalan Malioboro

Menikmati pesona Malioboro paling enak dijelajahi dengan berjalan kaki.

Lapak dan toko-toko berjejer sepanjang jalan.

Kamu tidak akan membutuhkan mobil ketika toko berikutnya yang ingin kamu kunjungi berada tepat di sebelahnya.

Ada begitu banyak barang dagangan yang tersedia di sini, sehingga kamu mungkin perlu kembali keesokan harinya untuk menyelesaikan semua belanjamu.

Selain itu, ada banyak tempat wisata di dekat Malioboro yang bisa kamu explore seperti pada list ini.

Beberapa Cara Menuju ke Sana

Mau ke Jalan Malioboro Jogja tapi bingung cara ke sana? Tenang saja, kamu bisa menggunakan beberapa jalur berikut ini:

  1. Dari Stasiun Tugu: Kamu cukup berjalan kaki sekitar 200 meter ke arah selatan, maka kamu akan menemukan jalan dengan deretan pertokoan sepanjang 1 km, yang tak lain adalah Jalan Malioboro.
  2. Dari Monumen Tugu Yogyakarta: Kamu bisa mengambil jalur ke arah selatan melewati Jl. Margo Utomo (Jl. Mangkubumi) dan ikuti jalur tersebut sampai melewati traffic light Jembatan Kewek dan Hotel Inna Garuda. Setelah melewati jalan tersebut, kamu akan tiba di Jalan Malioboro yang legendaris itu.

Jadi, tak perlu khawatir lagi deh untuk menuju ke Jalan Malioboro Jogja. Semoga perjalanan kamu menyenangkan!

Malioboro juga dapat dicapai dengan berjalan kaki dari Stasiun Tugu.

Kamu juga bisa naik becak atau andong, kereta kuda beroda empat yang khas di Jogja.

Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Mengunjungi Jalan Malioboro?

Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Mengunjungi Jalan Malioboro?

Malioboro selalu ramai setiap harinya dengan toko-toko dan PKL yang buka dari pukul 09.00 hingga 22.00.

Namun, jika kamu ingin merasakan atmosfer yang lebih tenang dan nyaman, sebaiknya hindari mengunjungi Malioboro saat musim liburan.

Pada musim liburan, Malioboro menjadi sangat padat dengan pengunjung.

Jalanan yang seharusnya menjadi jalan protokol malah menjadi tersendat oleh padatnya kendaraan.

Begitu pula dengan area pedestrian yang akan disesaki oleh pengunjung dan kendaraan bermotor yang sedang parkir.

Jadi, jika kamu ingin menikmati Malioboro dengan tenang dan nyaman, sebaiknya datang di hari-hari biasa di luar musim liburan.

Kamu bisa lebih leluasa melihat-lihat toko-toko dan berjalan-jalan di Malioboro tanpa harus tergesa-gesa.

Transit 4 Jam Di Jogja, Jalan Jalan Ke Malioboro Aja!

Ini bukan cuma transit biasa, tapi transit seru di Jogja nih!

Gara-gara naik Malioboro Express ke Jogja dan harus mengejar pesawat ke Jakarta, kamu jadi punya waktu transit sekitar 4 jam di Jogja.

Sayang banget kalo nggak dimanfaatkan buat jalan-jalan sebentar di sana!

Nah, kamu harus cek vlog pertama ini! Vlog ini spesial banget karena dibuat hanya dengan menggunakan smartphone Samsung S8 dan aplikasi editing Adobe Clip versi gratis.

Seru banget deh bisa bikin vlog keren tanpa perlu ribet bawa-bawa kamera mahal.

Jadi, yuk simak keseruan transit sebentar di Jogja dengan menikmati vlog pertama saya yang 100% dibuat dengan smartphone!

 

Transit 4 Jam Di Jogja, Kemana? Jalan Di Malioboro Aja!

 

Suasana Malam Harinya Seperti Apa? Tonton Video Ini!

Kamu pasti penasaran banget kan, gimana suasana Malioboro di malam hari?

Nah, buat yang suka suasana malam, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Malioboro di malam hari.

Menurutku, suasana Malioboro malam hari lebih hidup dan meriah dibandingkan siang hari.

Bahkan, kadang-kadang ada pertunjukan musik yang bisa dinikmati seperti yang aku tampilkan dalam video ini.

Jadi, kalo kamu mau tahu lebih jelas, tonton aja video ini sampai habis ya!

Siapa tau nanti kamu jadi makin penasaran dan langsung mau merapat ke Malioboro malam hari. Yuk, disimak!

 

Jalan Malioboro Malam Hari? Seperti Apa Suasananya! [ Travel Vlog Jogja ]

 

Video Car Free Day Di Jalan Malioboro Malam Hari

Kamu tau gak, kalau di Jogja ada acara car free day di Jalan Malioboro? Baru-baru ini, saat kunjungan terakhirku ke Jogja, aku sengaja mengincar hari acara tersebut.

Dan ternyata, kebetulan banget saat aku datang, Jalan Malioboro sedang bebas dari kendaraan bermotor!

Kamu pasti penasaran, kan, seperti apa keseruan acara car free day di Jalan Malioboro Jogja?

Yuk, tonton video berikut sampai habis untuk merasakan pengalaman serunya!

 

Car Free Day Di Jalan Malioboro Pada Selasa Wage! Langka Lho! [ Vlog Wisata Jogja ]

 


Rijal Fahmi Mohamadi

Rijal Fahmi Mohamadi

Fahmi adalah seorang Digital Marketer, Travel Enthusiast, Geek Travel Blogger dari Indonesia penulis catperku.com, Penulis Buku perjalanan Traveling The Traveler Notes Bali The Island Of Beauty dan The Traveler Notes Bersenang-Senang di Bali, Bertualang di Lombok. Pernah disebutkan, mentioned in Lonely Planet Indonesia 2019 as Best in Blogs. Mau menyapa saya? Kunjungi media sosial pribadi saya, atau hubungi lewat email [email protected] jika Anda ingin mengajak saya bekerja sama dan berkolaborasi.
https://catperku.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *