yaSejak dulu, Keraton Yogyakarta selalu menjadi destinasi favorit saya ketika berkunjung ke Kota Gudeg. Berapa kalipun berkunjung, sepertinya saya tidak akan pernah bosan. Jadi kalau kamu liburan ke Jogja, bukan cuma pantai di Jogja saja yang menarik buat dikunjungi. Jangan lupa mampir ke Keraton Jogja ini juga.
Melewati gerbang utama Keraton Yogyakarta, saya seakan terbawa ke masa lampau, dimana zaman kerajaan di indonesia masih begitu berjaya. Kini ratusan tahun sesudahnya, sisa – sisa masa kejayaan tersebut masih begitu terasa. Bahkan sepertinya Keraton Yogyakarta adalah destinasi paling seksi di kota ini. Tidak hanya turis lokal dan traveler gembel seperti saya yang datang ke sini, tetapi juga bule dari mancanegara.
Dulu saya selalu berkunjung ke Keraton Yogyakarta dalam grup, entah grup ketika study tour waktu SMP atau ketika diajak ibuk saya sebagai wali kelas yang menemani grup study tour murid – muridnya. Sekarang, ketika saya datang berkunjung sendirian, saya jadi bingung. Karena tidak tahu dimana beli tiket masuknya, dan harganya berapa. *efek traveling tanpa rencana ya gini deh*
Menembus Waktu, Menikmati The Living Museum Keraton Yogyakarta

Tempat pembelian tiket masuk ternyata ada di dekat gerbang utama keraton, perhatikan juga kalau pembelian tiket untuk turis lokal dan mancanegara dipisah. Jangan sampai salah seperti saya, dengan pedenya bilang
“Pak, tiketnya satu berapa? Kalau Bawa kamera tambah berapa pak?”
“Mas e dari mana?” Si bapak malah balik bertanya.
“Saya dari Bali pak” Jawab Saya.
“Oh, dari Bali toh, beli tiketnya di sebelah sana mas, lebih murah mas e. Kalau disini buat turis asing” sahut si bapak penjaga loket.
Doh! ternyata saya salah tempat, saya tanya di tempat penjualan tiket masuk untuk turis asing. Langsung deh saya ngacir ke tempat pembelian tiket untuk turis lokal setelah mengucapkan terima kasih kepada bapak tadi. Ternyata harga tiket masuk Keraton Yogyakarta pun cuma Rp. 5000 ditambah Rp. 1000 untuk ijin kamera. Mungkin sebelum liburan kesini bisa baca-baca dulu panduan liburan ke Jogja biar gak bingung.
(Baca Juga : Mesin Waktu Itu Bernama Ullen Sentalu)
Masuk kedalam area Keraton Yogyakarta, kesannya terasa lebih luas jika dibandingkan kunjungan saya yang terdahulu. Memang saya sudah lama sekali tidak berkunjung ke tempat ini, meskipun sering liburan dan menginjakkan kaki di Kota Gudeg Jogja. Dan Kali ini saya sengaja mengalokasikan waktu untuk menikmati Keraton Yogyakarta, sambil bernostalgia mengenang masa kecil dulu.

Benar saja, ketika baru masuk ke dalam area Keraton Yogyakarta, saya sudah disuguhi oleh pertunjukan wayang kulit. Sepertinya saya datang di waktu yang pas. Dari informasi yang saya dapatkan, memang setiap sabtu biasa diadakan pertunjukan wayang kulit di Bangsal Srimanganti. Saking senengnya karena sudah lama sekali tidak menyaksikan pertunjukan wayang kulit, saya pun berhenti sejenak untuk menyaksikannya.
Dulu saya sering diajak nonton wayang kulit sama ayah saya, dan seringnya nonton pada waktu malam hari dengan cerita wayang yang berbeda beda. Kebetulan pertunjukan di Keraton Yogyakarta kali ini dimainkan siang hari, dan dalang sedang memainkan lakon karakter Petruk, Semar, dan Gareng.
![Wow! Koleksi Keraton Jogja Banyak Juga Ya! [ Inside Keraton Jogja Part 2 ]](https://catperku.com/wp-content/plugins/wp-youtube-lyte/lyteCache.php?origThumbUrl=https%3A%2F%2Fi.ytimg.com%2Fvi%2FzmqjyWite1I%2F0.jpg)
![Wow! Koleksi Keraton Jogja Banyak Juga Ya! [ Inside Keraton Jogja Part 2 ]](https://catperku.com/wp-content/plugins/wp-youtube-lyte/lyteCache.php?origThumbUrl=https%3A%2F%2Fi.ytimg.com%2Fvi%2FzmqjyWite1I%2F0.jpg)
Watch this video on YouTube
Biasanya jika mereka muncul cerita yang dimainkan pasti cerita lawak atau dagelan. Sayang saya kurang bisa mengerti apa yang diucapkan oleh si dalang di Keraton Yogyakarta ini, karena dia menggunakan Bahasa Jawa halus. Memang sih, saya orang Jawa asli, tetapi sepertinya kemampuan berbahasa Jawa halus saya semakin lama semakin berkurang saja. *hiks* *malu deh*
(Baca Juga : Transformasi Sebuah Benteng Vredeburg)


Yang menarik dari Keraton Yogyakarta tidak cuma pertunjukan wayang kulit-nya saja, ada banyak hal yang bisa dinikmati di dalamnya. Bisa dibilang keraton ini adalah sebuah living museum satu – satunya di indonesia, karena didalamnya banyak terdapat beberapa ruangan yang khusus menyimpan koleksi benda antik. Uniknya sampai sekarang aktifitas keraton masih berjalan seperti dahulu.
Tiap ruangan tadi di jaga oleh seorang abdi dalem keraton dengan tampang serius. Tapi tenang saja mereka sebenarnya baik kok, kita juga bisa foto bareng dengan mereka. Selain itu beberapa abdi dalem ini ada juga yang bisa di jadikan guide yang menemani petualangan kita di dalam Keraton Yogyakarta.


Beberapa area yang saya kelilingi adalah Area Gedhong Kaca (Museum HB IX) dan Kasatriyan. Keduanya adalah tempat dimana banyak koleksi Keraton Yogyakarta tersimpan. Seperti beberapa piagam penghargaan Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang diberikan oleh pemerintahan Indonesia. Di area Gedhong Kaca juga, saya jadi tahu kalau sultan mempunyai hobi fotografi. Terlihat dari beberapa koleksi kamera antik dan buku – buku fotografi yang di pamerkan ditempat ini.
(Baca Juga : Balada Prawirotaman, Kampung Turis Di Yogyakarta)


Sedangkan di Kasatriyan tersimpan bermacam – macam benda antik yang sebagian besar berasal dari era kolonial. Benda seperti Jam antik, dan Berbagai Macam jenis Baju tradisional yang biasa dipakai ketika ada kegiatan khusus di keraton pun ditampilkan dengan rapi disini.
Ada juga ruangan khusus yang seharusnya menampilkan koleksi lukisan keraton, tetapi ketika saya masuk untuk melihat – lihat, banyak tempat lukisan yang kosong. Mungkin karena bersamaan dengan acara Grebeg Sekaten, ada beberapa koleksi yang diambil untuk ditampilkan di acara itu.
Untuk ukuran living museum, Keraton Yogyakarta adalah yang terbaik dimasanya. Semoga keaslian dari tempat ini tidak akan pernah dimakan zaman, lebih bagus lagi kalau ditambahkan informasi tertulis dari tiap koleksi keraton. Tentunya penambahan tersebut akan banyak membantu pengunjung untuk lebih mengetahui tentang seluk beluk Keraton Yogyakarta lebih dalam. Nah, asik bukan!? Tertarik juga!??
(Baca Juga : Mengagumi Candi Ijo Sekaligus Lansekap Yogyakarta Dari Ketinggian)


Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.
Saya gak sempat keliling banyak di Museum Keraton setahun yang lalu karena terbatasnya waktu.
Semoga kelak bisa berkunjung lagi kemari. Bener2 menarik.
Walaupun besok ke Jateng, saya hanya ke Ungaran saja tuh he he.
Trims Mas.
Salam kenal :)
heheee, iya, semoga dapat kesempatan untuk bekunjung ke rumah sultan yogya tuh :D salam kenal juga :D
haha sama saya juga dulu ga tahu tiketnya berapa gra2 ikut tour, sampai sekarang pun ga tahu.. dan baru tahu, cukup murah ternyata:D
ya gitu kalau ikut tur, taunya sampe aja :D
Wah kpengen dari dulu berkunjung ke sana..
ada yang tau gak kira-kira dari Bandung ke Keraton Jogjakarta jika menggunakan kendaraan umum ongkosnya kisaran berapa ??
mungkin sekitar 160-200 ribu kalau naik malabar atau mutiara selatan :) dengan catatan jalan kaki dari stasiun tugu sampai keraton yogyakarta :)
saya juga orang jawa, dan pernah sekali nonton pagelaran wayang pas di keraton itu. kayaknya bahasanya bukan bahasa alus lagi, tapi bahasa wayangan. dan itu kadang cuma orang-orang tua aja yang ngerti :D
oh iya, selain wayang. ada juga lho pagelaran yang lain. tiap hari ada. seingatku kalo sabtu ada tari.
Lhoo? ada tari juga yak XD berarti harus kesana sabtu deh :D
Mas Fahmi tidak menggunakan Guide ya?
Jika menggunakan guide, pengalamannya pasti lebih seru. Semua diceritakan mulai dari arti filosofis dan penggunaan seragam prajurit dan busana keraton, sampai nama raja-raja.
Dari situ saya tahu, Hamengkubuwono VII adalah sutan paling kaya, karena berhasil mendirikan 17 Pabrik Gula, hingga dijuluki “Sutan Sugih” / “ingkang dipersugih”. Dalam bahasa indonesia, artinya sutan kaya.
Dan memiliki istri paling banyak istri. Jumlahnya 18 istri
mas, coba kalo bisa ngefoto salah satu abdi dalem nya keraton gitu lagi ngapain. jadi penasaran pengen solo backpacking ke Jogja nih :)
hahah, iya, ada sih foto abdi dalem, tapi nggak aku publish :D main-main aja ke yogya! keren banget kota ini :D