Terios 7 Wonders : Diary Day 3.5, Apa Pula Itu makanan khas Donggala bernama Kaledo?
Well, jalanan celebes memang susah ditebak, apalagi dengan seribu kelokan yang dimilikinya.
Akibatnya tim #Terios7Wonders tidak bisa memacu kecepatan mobil secara maksimal.
Sehingga, dengan sangat terpaksa kali ini tim harus merubah rencana.
Dari tujuan awalnya makan malam di daerah Pasang Kayu dan menginap di Mamuju, terpaksa diubah menjadi di Palu.
Oke, itu lebih baik daripada tim yang sudah kepayahan meneruskan perjalanan.
Apalagi di Palu ada salah satu masakan yang katanya enak! Sekali mendayung kaledo kudapat! #loh #ranyambungblas~
RM. Kaledo Stereo; Tersedia Kaledo Tanpa Tulang
Tulis sebuah papan tidak jauh dari tempat Terios yang saya tumpangi diparkir. “Apa pula makanan yang bernama cukup unik itu?”, Gumam saya dalam hati, karena ini adalah kali pertama saya melihat kata “Kaledo”.
Pun saya kurang begitu tahu seperti apakah makanan yang akan saya santap malam hari ini, insting kuliner saya mengatakan kalau makan malam hari ini pasti spesial.
Daftar Isi
Makanan Apa Itu Kaledo?
Kaledo, sebuah makanan khas yang unik dari Donggala, Sulawesi Tengah, benar-benar sebuah hidangan yang patut dicoba.
Tidak seperti sup buntut biasa, Kaledo menggunakan tulang dari kaki lembu sebagai bahan utamanya. Tulang-tulang lutut ini memiliki sum-sum yang kaya akan rasa dan sangat nikmat.
Berbeda dengan sup buntut, hidangan ini tidak disajikan dengan nasi, melainkan dengan ubi, yang memberikan sensasi gurih dan manis yang khas.
Ada sebuah legenda menarik di balik asal usul nama Kaledo.
Konon, kata “Kaledo” berasal dari Bahasa Kaili, bahasa penduduk Palu.
“Ka” berarti “keras”, dan “ledo” berarti “tidak”.
Dalam konteks makanan, “keras” merujuk pada daging yang keras atau sulit dikunyah, sedangkan “tidak” berarti bahwa Kaledo menggunakan tulang kaki lembu yang empuk dan mudah dikunyah, sehingga tidak keras seperti daging biasanya.
Bagi pecinta kuliner, Kaledo adalah salah satu hidangan yang wajib dicoba.
Rasanya yang gurih, manis, dan lembut, serta teksturnya yang khas, membuatnya menjadi hidangan yang cocok untuk dijadikan santapan ketika cuaca sedang dingin atau hujan.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi hidangan khas Donggala yang satu ini saat berkunjung ke Sulawesi Tengah.
Sejarah Dari Kaledo, makanan khas dari Donggala
Kaledo, makanan khas dari Donggala, Palu memiliki sejarah yang sangat menarik.
Masyarakat Lembah Palu yang dulunya menganut kepercayaan animisme telah mengolah makanan dari potongan kaki hewan sejak zaman pra-sejarah.
Makanan tersebut diolah dengan menggunakan asam muda, garam, cabai segar, dan tumbuhan lokal seperti Tava Nusuka.
Pada masa itu, potongan kaki hewan yang digunakan bisa berasal dari berbagai jenis hewan, seperti kambing atau babi hutan.
Namun, saat ajaran Islam masuk pada abad-16, masyarakat Kaili yang memeluk Islam mulai menggunakan potongan kaki sapi sebagai bahan dasar Kaledo.
Terlepas dari perubahan bahan dasar, sunsum atau sum-sum yang terdapat di bagian tengah tulang kaki sapi masih menjadi ciri khas utama Kaledo.
Sunsum inilah yang memberikan cita rasa khas dan lezat pada hidangan tersebut.
Pada masa lalu, Kaledo menjadi hidangan istimewa yang disajikan oleh para raja-raja Lembah Palu untuk tamu kehormatan dari kaum bangsawan yang disebut Toma Oge, Toma Langgai, atau Langga Nunu.
Namun, kini Kaledo sudah menjadi hidangan favorit yang sering disantap oleh masyarakat Palu pada perayaan Idul Fitri atau Idul Adha.
Kaledo sering disajikan dengan ubi sebagai pengganti nasi, dan rasanya semakin nikmat jika disantap bersama beras yang dicampur santan dan dibungkus dengan daun pisang yang kemudian direbus.
Selain itu, terdapat juga sajian Uta Poiti yang menggunakan potongan tulang yang masih tertempel daging, ditambah dengan daging murni serta jeroan.
Kaledo menjadi simbol keanekaragaman budaya dan kuliner yang sangat khas dari Sulawesi Tengah.
Jadi, jika berkunjung ke Palu, jangan lewatkan untuk mencoba hidangan yang satu ini!
Mencoba Makanan Khas Donggala di RM. Kaledo Stereo
(Baca Juga : Terios 7 Wonders : Diary Day 4, Narsis Bareng Terios Di Jembatan Kuning Kota Palu )
Dan… ternyata betul!
Begitu sendok pertama menyentuh mulut, saya langsung berucap; “Ini enak! Sedap! Ini toh yang namanya Kaledo”.
Sementara menurut saya Kaledo ini adalah masakan khas Kota Palu yang sangat berlemak dan berkolesterol tinggi, namun rasanya begitu nikmat.
Sampai – sampai saya hiraukan apa kata dokter kalau kebanyakan lemak dan kolesterol itu tidak baik untuk kesehatan.
Eh, kalau satu porsi tidak apa deh, toh saya jarang main ke Kota Palu.
Kecuali ada yang ngajak lagi seperti ekspedisi Jelajah Celebes Heritage bareng Daihatsu Indonesia seperti ini :) *kode buat yang mau ngajak*
Kaledo, Kuliner Lezat Khas Donggala
(Baca Juga : Filipina Foodventure! 7 Kuliner Filipina Wajib Coba! )
Masakan khas Kota Palu Kaledo buatan rumah makan Kaledo Stereo yang berada di Jalan Diponegoro No. 40 Palu atau tepatnya di depan Hypermart Kota Palu ini saya beri nilai 9 dari 10!
Kuahnya yang disajikan dalam porsi besar itu sedikit asam dan segar, lemaknya serasa meleleh ketika digigit di mulut dan dagingnya kenyal nan empuk ketika dikunyah.
Saran saya, langsung habiskan ketika masih panas, karena ketika sudah dingin lemak yang ada akan segera menggumpal dan mengurangi kenikmatan rasa dari Kaledo sendiri.
Duh, kuliner Khas Palu ini ada yang jual gak sih di Jakarta? Seporsi besar rasanya masih kurang banget!
Atau.. kapan lagi deh ada yang ajakin saya ke Palu untuk mencicipi lagi si Kaledo Khas Palu!
Resep Kaledo, Nikmatnya Makanan Khas Donggala
Kaledo merupakan makanan khas dari Donggala, Sulawesi Tengah, yang terbuat dari tulang sapi dan kuah kental berbumbu. Ciri khas Kaledo adalah tulang-tulang sapi yang masih memiliki daging dan sumsum yang lezat. Berikut ini adalah resep Kaledo yang bisa Anda coba di rumah.
Bahan-bahan:
- 500 gram tulang sapi (pilih yang masih memiliki daging dan sumsum)
- 1 liter air
- 1 batang serai, memarkan
- 2 lembar daun salam
- 1 ruas jari lengkuas, memarkan
- 2 lembar daun jeruk
- 1 sdm kecap manis
- Garam dan gula secukupnya
Bumbu halus:
- 6 buah cabai merah
- 4 buah cabai rawit (sesuaikan dengan selera pedas Anda)
- 3 siung bawang putih
- 4 butir bawang merah
- 1/2 sdt merica
- 1/2 sdt ketumbar
- 1/2 sdt terasi bakar (opsional)
Cara membuat:
- Rebus tulang sapi dalam air hingga mendidih. Setelah mendidih, kecilkan api dan masak hingga tulang sapi empuk. Angkat dan tiriskan.
- Tumis bumbu halus hingga harum, tambahkan serai, daun salam, lengkuas, dan daun jeruk. Aduk hingga bumbu merata dan matang.
- Masukkan tulang sapi yang sudah direbus ke dalam tumisan bumbu. Aduk hingga bumbu meresap ke dalam tulang.
- Tambahkan air kaldu yang digunakan untuk merebus tulang sapi, masak hingga mendidih.
- Tambahkan kecap manis, garam, dan gula secukupnya. Aduk rata dan masak hingga kuah mengental dan bumbu meresap sempurna.
- Kaledo siap disajikan dengan nasi hangat atau ketupat. Jangan lupa menambahkan sambal dan jeruk nipis untuk menambah cita rasa.
Selamat mencoba resep Kaledo, makanan khas Donggala yang lezat dan menggugah selera!
Ps: Tulisan ini adalah catatan perjalanan saya selama mengikuti ekspedisi terios 7 wonders, jelajah celebes heritage. Ikuti terus live tweet saya di #Terios7Wonders @catperku.
Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.
glek…#nelanludah #lapiler :D
Aagghhh…aku jg bertanya, ada di jkt ga sihhhh??
lagi nyari – nyari juga nih, kalau ketemu aku kabarin deh xixixi :D