Lets Start Discovering Celebes, Dimulai Dari Kota Manado!
Manuver pilot pesawat yang kali ini sedikit ekstrim sesaat sebelum mendarat di Bandara Sam Ratulangi sempat membuat saya kaget.
Tetapi selanjutnya saya malah penasaran.
“Hey, apakah itu Bunaken yang tersohor itu?” Gumam saya.
Daftar Isi
T7W : Diary Day 1, Dari Kota Manado, Lets Start Discovering Celebes
Ini memang kali pertama saya menyambangi Kota Manado yang berada di ujung utara celebes.
Ini juga bisa terjadi karena saya beruntung telah memenangkan kompetisi yang diadakan oleh Daihatsu Indonesia yang bertema : Amazing Celebes Heritage.
Lucky me yang selalu percaya tiap kerja keras pasti menghasilkan sesuatu yang baik.
Manado bisa dicapai dengan 3 jam terbang menggunakan penerbangan pagi buta dari Jakarta.
Dari Soekarno Hatta, saya take off sekitar jam 5:30 waktu Jakarta, dan mendarat di Bandara Sam Ratulangi tepat waktu sekitar jam 10 pagi waktu Manado yang mana satu jam lebih cepat dari pada jakarta.
(Baca Juga : Terios 7 Wonders : Diary Day 2, Sulawesi Utara Tidak Hanya Manado, Ada Juga Tompaso! )
Enaknya penerbangan pagi dari Jakarta, ditambah dengan posisi “window seat” di pesawat, saya bisa melihat banyak hal jauh dari ketinggian 30 ribu kaki.
Seperti ketika tiba – tiba saya melihat daratan lagi setelah beberapa lama di atas laut.
Saya selalu bertanya – tanya kepada diri saya sendiri.
“Eh, apakah ini sedang diatas daratan Borneo?”
“Duh lansekap celebes kok bisa kece badai dari ketinggian gini ya?”
“Nggak sabar jelajah celebes! Akankah besok seru?”
Pertanyaan demi pertanyaan membuat saya semakin tidak sabar untuk menjelajah daratan Celebes dengan teman – teman blogger lain dan Daihatsu Terios si sahabat Petualang.
( Baca Juga : Terios 7 Wonders : Diary Day 3, Gagal Menginap Di Torosiaje )
Proses klaim bagasi di Bandara Sam Ratulangi tidak seribet di Bandara Jakarta.
Dalam hitungan menit bagasi saya sudah berada di tangan, dan tim dari Daihatsu.
Mereka sudah menjemput kami para blogger dan media yang akan ikut ekspedisi jelajah celebes selama 13 hari nanti.
Namun ekspedisinya sendiri masih akan dimulai keesokan harinya.
Langsung Cek in Lalu Lanjut Kulineran!
Untuk acara di hari pertama saya mendarat di Sulawesi hanyalah chek in hotel, makan siang, menghadiri pers conference, makan lagii~
Duuh senangnya hidup ini kalau begini.
Dari yang saya dengar, makanan Manado itu enak – enak, dan kali ini saya akan membuktikannya.
Harus melahap beberapa masakan Manado hari ini!
Datang ke hotel terlalu pagi, saya dan tim jelajah celebes heritage yang lain jadi harus menunggu hingga jam 1 agar bisa chekin.
Sementara menunggu kami dipersilahkan untuk mencicipi makan siang yang memang sebelumnya sudah dipersiapkan.
Saya seneng dong, perut sudah mulai lapar karena tadi pagi hanya sarapan omelete yang saya dapatkan di pesawat.
Dan edisi makan siang di celebes pertama kali ini saya dihibur dengan menu paling enak sup kepala ikan. Ada yang suka? :9
Santai Sore Hari Di Tepi Pantai
Menjelang sore hari, setelah cek in hotel beres, kami bergerak menuju sebuah kafe di tepi laut Manado untuk menghadiri pers conference tentang jelajah celebes heritage ini.
Tentunya setelah mendapatkan satu set pakaian yang akan dipakai selama ekspedisi.
Di situ saya juga bertemu pertama kali dengan 7 mobil tangguh sahabat petualang yang akan mengantarkan saya dan tim yang lain untuk menjelajah celebes selama 13 hari kedepan.
“Ya, mereka (mobil – mobil itu) terlihat tough, tangguh!”
Itu kesan pertama ketika saya bertemu dengan 7 Terios yang berjejer rapi di depan area cafe ini.
13 hari perjalanan jelajah celebes pasti akan sangat menyenangkan!
Apalagi hari pertama saya di celebes ditutup dengan ngobrol – ngobrol hore di sebuah warung kopi yang ada di tepi jalanan Kota Manado bareng blogger keceh spesialis fotografi @wiranurmansyah, blogger paling heboh mas @CumilebayCom, dan blogger kawakan mas @harrismaul.
Wish me luck ya! Semoga ekspedisi jelajah celebes selama 13 hari nanti bakal seru dan menyenangkan! :D
Ps: Tulisan ini adalah catatan perjalanan saya selama mengikuti ekspedisi terios 7 wonders, jelajah celebes heritage. Ikuti terus live tweet saya di #Terios7Wonders @catperku.
Tentang Kota Manado
Manado, kota yang terletak di Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia, menawarkan berbagai pesona alam dan budaya yang menarik bagi wisatawan.
Berlokasi di Teluk Manado dan dikelilingi oleh pegunungan serta pesisir pantai, kota ini memiliki populasi lebih dari 476.000 jiwa pada tahun 2022, menjadikannya kota terbesar kedua di Pulau Sulawesi setelah Makassar.
Sejarah dan Asal Usul Nama Manado
Nama Manado berasal dari bahasa daerah Minahasa, “Mana rou” atau “Mana dou,” yang berarti “di jauh.”
Dalam sejarahnya, kota ini dikenal dengan beberapa nama, seperti “manadu,” “Wanua Wenang,” dan “Pogidon.”
Legenda setempat mengatakan bahwa Manado didirikan oleh Ruru Ares yang bergelar Dotulolong Lasut pada abad ke-13.
Manado mulai dikenal oleh orang Eropa pada abad ke-16 dan menjadi populer karena hasil buminya.
Pada tahun 1623, nama “Manado” mulai digunakan untuk menggantikan nama “Pogidon” atau “Wenang.”
Peninggalan Sejarah dan Perjuangan Kemerdekaan
Sebagai kota dengan sejarah panjang, Manado memiliki beberapa peninggalan sejarah yang menarik, seperti Benteng Nieuw Amsterdam yang dibangun pada tahun 1920-an.
Selain itu, kota ini juga memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa heroik “Merah Putih” pada 14 Februari 1946 menunjukkan semangat perjuangan putra daerah Manado melawan penjajahan Belanda.
Pariwisata dan Budaya di Kota Manado
Manado, kota terbesar di wilayah ini, menyajikan keindahan pariwisata yang memikat hati para pengunjung.
Salah satu daya tarik utama kota ini adalah ekowisata, termasuk selam skuba dan snorkeling di Pulau Bunaken yang memukau.
Objek wisata menarik lainnya mencakup Gunung Klabat, GODBLESS PARK Manado, dan Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara.
Dalam dua dekade terakhir, pariwisata telah berkembang pesat dan menjadi salah satu pilar ekonomi kota.
Primadona pariwisata kota Manado, dan bahkan Provinsi Sulawesi Utara, adalah Taman Nasional Bunaken, yang oleh beberapa orang dianggap sebagai salah satu taman laut terindah di dunia.
Taman Laut Bunaken, salah satu kawasan konservasi alam atau taman nasional di Indonesia, dikenal akan terumbu karangnya yang luas dan mempesona, membuatnya menjadi lokasi penyelaman yang digemari wisatawan mancanegara.
Pulau Bunaken, salah satu dari lima pulau yang terletak beberapa kilometer dari pesisir pantai Kota Manado, mudah dijangkau hanya dalam setengah hingga dua jam perjalanan.
Objek wisata lain yang mencuri perhatian di Kota Manado adalah Kelenteng Ban Hin Kiong, yang terletak di kawasan Pusat Kota.
Dibangun pada awal abad ke-19 dan diperbaiki pada tahun 1970, klenteng ini berdiri megah di Jalan Panjaitan.
Bangunan ini dihiasi dengan ukiran naga dan tongkat kayu berapi, menambah daya tarik klenteng yang paling cocok dikunjungi saat perayaan hari raya tradisional Tionghoa, seperti Tahun Baru Imlek atau saat Cap Go Meh, ketika diadakan parade Toa Pek Kong (sering disebut Tapikong atau Encepia oleh orang Manado).
Monumen Yesus Memberkati, diresmikan pada akhir tahun 2007, menjadi ikon baru Kota Manado.
Terletak di atas bukit di perumahan Citraland Manado, monumen ini setinggi 50 meter di atas permukaan tanah.
Inisiatif dari Ir. Ciputra ini menjadikannya monumen Yesus Kristus tertinggi di Asia dan kedua tertinggi di dunia setelah Christ the Redeemer.
Keunggulan pariwisata Kota Manado terletak pada lokasinya yang strategis untuk mengakses objek-objek wisata di hinterland, khususnya di Minahasa, yang bisa dicapai dalam waktu 1 hingga 3 jam dari kota Manado.
Beberapa objek wisata tersebut meliputi Vulcano Area di Tomohon, Desa Agriwisata Rurukan-Tomohon, panorama pegunungan dan Danau Tondano, Batu Pinabetengan, dan Taman Purbakala Waruga Sawangan Kecamatan Airmadidi Kabupaten Minahasa Utara.
Berkat potensi wisata yang besar ini, industri pariwisata di kota Manado terus berkembang, ditandai dengan banyaknya hotel dan sarana pendukung lainnya.
Hingga akhir tahun 2001, terdapat 67 hotel/penginapan, 15 biro perjalanan, serta 223 restoran dan rumah makan dari berbagai kelas.
Meski sempat terpengaruh oleh krisis ekonomi dan situasi nasional yang kurang kondusif, pariwisata di Kota Manado tetap bertahan.
Pada tahun 1998, tercatat 34.509 wisatawan mancanegara mengunjungi kota ini, turun menjadi 11.538 orang pada tahun 2000, namun meningkat kembali pada tahun 2001 menjadi 12.301 orang. Sementara itu, wisatawan Nusantara pada tahun 1998 mencapai 432.993 orang, kemudian menurun menjadi 279.014 orang pada tahun 2000, dan naik kembali pada tahun 2001 menjadi 291.037 orang.
Dengan potensi wisata yang luar biasa dan industri pariwisata yang terus berkembang, Manado semakin menegaskan dirinya sebagai destinasi wisata menarik yang layak dikunjungi.
Mulai dari keindahan alam bawah laut hingga berbagai objek wisata budaya dan sejarah, kota ini menawarkan pengalaman tak terlupakan bagi wisatawan yang datang untuk menikmati pesona Sulawesi Utara.
Kuliner Khas Kota Manado
Kota Manado terkenal akan kelezatan dan keunikan kuliner khasnya yang patut dicicipi oleh wisatawan.
Beberapa hidangan andalan Manado meliputi Tinutuan (bukan bubur, sebagaimana orang menyebutnya sebagai bubur Manado, melainkan campuran beragam sayuran), Cakalang Fufu (ikan cakalang asap), dan Paniki (daging kelelawar).
Selain itu, ada Kawok (berbahan dasar daging tikus hutan/kebun berekor putih), RW (masakan daging anjing), Babi Putar (babi panggang yang diputar di atas bara api, biasa dihidangkan dalam pesta), dan Babi Isi Bulu (daging babi yang dibumbui dengan rempah khas Manado dan dipanggang dalam bambu).
Adapun minuman khas Manado, seperti “saguer” (arak atau tuak dari sadapan pohon enau/aren yang difermentasi) dan Cap Tikus (minuman beralkohol tinggi dari proses destilasi saguer dengan kadar alkohol lebih dari 40%).
Makanan khas lainnya termasuk Nasi Kuning Manado dengan abon daging ikan cakalang rica, disajikan dalam bungkusan daun aren, dan Kepala Ikan Kakap Bakar.
Dabu-dabu, sambal khas Manado, sangat populer dan terbuat dari campuran potongan cabai merah, cabai rawit, irisan bawang merah, tomat segar yang dipotong dadu, serta dicampur dengan kecap.
Camilan khas Manado meliputi Gohu (asinan pepaya yang direndam dalam larutan asam cuka, gula, garam, jahe, dan cabai) dan Es Kacang.
Ada pula kue seperti Lalampa (lemper isi ikan cakalang dalam beras ketan, dibungkus daun pisang, dan dibakar), Panada (roti goreng isi ikan cakalang dengan pilinan di tepinya), Cucur, Apang, Klapertaart Manado, Kolombeng, Panekuk (pancake), Dodol Manado, Kueku, Pinende, Biapong (sejenis bakpao) dengan isi babi, wijen, “unti” (kelapa parut dan gula merah), Pia (bakpia ukuran besar), dan Nasi Jaha (beras ketan dicampur santan, jahe, bawang merah, dan lain-lain, dimasukkan ke dalam bambu, lalu dibakar).
Pembangunan dan Kemajuan
Sebagai kota yang terus berkembang, Manado telah mengalami berbagai perubahan seiring waktu.
Saat ini, kota ini memiliki berbagai fasilitas modern, seperti pusat perbelanjaan, hotel, dan restoran yang siap memanjakan para wisatawan.
Selain itu, pemerintah kota juga terus berupaya meningkatkan infrastruktur dan fasilitas umum untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan menarik lebih banyak wisatawan.
Proyek-proyek pembangunan, seperti penataan kawasan wisata, perbaikan jalan, dan pengembangan sistem transportasi umum, telah menjadikan Manado semakin nyaman untuk dikunjungi dan ditinggali.
Pendidikan dan Industri Kreatif
Manado juga dikenal sebagai pusat pendidikan dan industri kreatif di Sulawesi Utara.
Beberapa universitas ternama di kota ini, seperti Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Klabat, menawarkan berbagai program studi yang berkualitas dan membantu menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten.
Industri kreatif, seperti seni, film, musik, dan fashion, juga terus berkembang di kota ini, menciptakan lapangan pekerjaan dan kesempatan bisnis bagi masyarakat lokal.
Pariwisata Religi
Selain pariwisata alam dan budaya, Manado juga menawarkan destinasi wisata religi yang menarik.
Beberapa gereja tua dan bersejarah, seperti Gereja Sentrum Manado dan Gereja Maria Katedral, menjadi saksi bisu perkembangan agama dan keberagaman di kota ini.
Wisatawan dapat mengunjungi gereja-gereja ini untuk merasakan suasana religius yang kental dan mengagumi arsitektur bangunan yang menawan.
Festival dan Acara Di Kota Manado
Kota Manado juga terkenal dengan berbagai festival dan acara yang digelar setiap tahunnya.
Salah satu yang paling populer adalah Festival Pesona Bunaken, yang menampilkan berbagai pertunjukan seni, budaya, dan kuliner khas Manado.
Selain itu, ada juga Manado International Choir Festival, yang mengundang kelompok paduan suara dari berbagai negara untuk unjuk kebolehan dan bersaing secara sportif.
Keragaman Etnis dan Keberagaman Budaya di Kota Manado
Salah satu kekayaan Manado adalah keragaman etnis dan keberagaman budayanya.
Warga Manado terdiri dari berbagai suku, seperti Minahasa, Tondano, Bolaang Mongondow, dan Sangihe, yang hidup berdampingan secara harmonis dan saling menghargai.
Keberagaman ini terlihat dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari makanan, pakaian, hingga tradisi adat yang khas dan unik.
Kesimpulan
Kota Manado adalah destinasi wisata yang menawarkan berbagai keindahan alam, budaya, dan kuliner yang khas.
Dari sejarah panjangnya hingga keragaman etnis dan keberagaman budaya, kota ini menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para wisatawan.
Pembangunan dan kemajuan yang terus berlangsung di kota ini menunjukkan komitmen pemerintah dan masyarakat untuk menjadikan Manado sebagai destinasi wisata yang semakin berkualitas dan ramah bagi pengunjung.
Cara Menuju dan Transportasi Umum di Kota Manado
Berikut adalah beberapa cara pergi ke Kota Manado dan transportasi umum yang ada di kota ini.
Udara
Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi Kota Manado terhubung langsung dengan berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, Denpasar, Balikpapan, Ternate, Palu, Sorong, dan Gorontalo melalui Bandar Udara Sam Ratulangi.
Bandara ini juga menyediakan penerbangan internasional ke Singapura, Guangzhou, Fuzhou, Tokyo, dan Davao, dengan maskapai seperti Garuda Indonesia, Citilink, Lion Air, Batik Air, Airfast Indonesia, Wings Air, Super Air Jet, Sriwijaya Air, dan Scoot yang menggantikan SilkAir.
Bandara ini, yang direnovasi pada tahun 2001, menjadi salah satu dari 11 gerbang pariwisata utama di Indonesia.
Dengan landasan pacu sepanjang 2.650 m dan lebar 45 m, bandara ini mampu melayani pesawat berbadan lebar seperti Airbus A330 dan Boeing 777.
Terminal penumpangnya memiliki fasilitas internasional dan dilengkapi dengan empat garbarata.
Laut
Dermaga di Manado kebanyakan melayani kapal-kapal berukuran kecil karena lokasinya berdekatan dengan Taman Laut Bunaken yang dilindungi dan perairan yang cukup dangkal.
Umumnya, kapal-kapal yang bersandar di pelabuhan Manado menuju Kepulauan Sangir dan Kepulauan Talaud.
Speed boat dari dan ke Bunaken biasanya berlabuh di dermaga ini.
Kapal-kapal besar milik PT. Pelni berlabuh di Kota Bitung, sekitar 40 km sebelah timur Manado.
Darat
Transportasi darat di Kota Manado meliputi minibus angkutan kota atau mikrolet, taksi, dan bus DAMRI.
Mikrolet menghubungkan terminal bus dalam dan luar kota dengan pusat kota Manado, umumnya beroperasi hingga pukul 22.00 WITA (hari kerja) atau pukul 00.00 WITA (akhir pekan).
Layanan transportasi darat berbasis daring seperti Gojek, Grab, InDrive, Maxim, dan AntarJo juga telah beroperasi di Kota Manado dengan izin dan pengawasan oleh Dinas Perhubungan Pemerintah Kota Manado.
Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.
tetap memantau kelanjutannya
haseek, selamat memantau! :D
Don’t leave my tongsis yo mas !!
enggak, gak akan ditinggalin yaa >,<
ga sabar baca cerita2 selanjutnyaaa ;)
stay tune di catperku ya! XD
Bahkan Bang Cumi sampai eksis di marih.. Hahah.. :D
kalau mas cumi mah emang eksis dimana – mana ckckck