Benteng Vredeburg, Wisata Sejarah Dekat Jalan Malioboro Jogja

Liburan ke Yogyakarta, wajib mampir ke Benteng Vredeburg tempat wisata sejarah di dekat Jalan Malioboro Jogja ini ya! Kali ini travel blog Indonesia catperku.com akan membahas mengenai museum keren ini, termasuk harga tiket masuk, sejarah dan keunikan dari tempat ini.

Sudah lebih dari 2,5 abad Benteng Vredeburg berdiri kokoh di tengah kota Yogyakarta.

Selama itu pula, bangunan ini menjadi saksi bisu berbagai macam peristiwa bersejarah.

Sejak pertamakali berdiri pada tahun 1760 satu per satu peristiwa penting terjadi disini.

Ijin awal Belanda (VOC) mendirikan Benteng Vredeburg adalah untuk pengamanan Keraton Yogyakarta dan sekitarnya.

Meskipun sebenarnya tujuan pembuatan ini yang sebenarnya adalah untuk mengawasi Keraton Yogyakarta, jika suatu saat sang sultan Yogyakarta berpaling dan kemudian menentang Belanda.

Lokasi benteng yang berada pada jarak tembak meriam ke keraton memperjelas maksud tersembunyi dari VOC.

Benteng ini pun juga sering berganti penguasa. Mulai dari pendirinya sendiri yaitu Belanda, Thomas Stamford Raffles ketika Inggris berkuasa, hingga masa pendudukan Jepang pada tahun 1942 – 1945.

Bangsa indonesia pun juga pernah memanfaatkan benteng ini sebagai markas pada masa Agresi Militer Belanda II (19 Desember 1948).

Benteng Vredeburg, Sebuah Mesin Waktu. Saksi Sejarah Ditengah Kota Gudeg

Pemandangan di dalam Benteng Vredeburg
Pemandangan di dalam Benteng Vredeburg

(Baca Juga : Rekam Jejak Sang Maestro Di Museum Affandi)

Kini setelah Indonesia merdeka, Benteng Vredeburg telah berubah menjadi sebuah museum yang asik didatangi untuk berwisata sambil belajar sejarah.

Sepertinya gagasan seorang Ki Hadjar Dewantara agar menjadikan benteng ini sebagai ajang kebudayaan terwujud.

Karena selain digunakan untuk museum, pada event tertentu di benteng ini sering diadakan pertunjukan budaya.

Setelah berubah fungsi sebagai museum, benteng ini menampilkan berbagai macam diorama yang bercerita tentang beberapa peristiwa penting di Yogyakarta.

Sebagian besar diorama menceritakan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Bagian depan Benteng Vredeburg!
Bagian depan Benteng Vredeburg!

(Baca Juga : Keraton Yogyakarta, The Living Museum!)

Diorama di dalam Benteng Vredeburg terbagi menjadi tiga ruang utama, tiap ruang sudah disusun berdasarkan urutan sejarah proses pencapaian kemerdekaan bangsa Indonesia yang terjadi di Yogyakarta, hingga proses mempertahankanya.

Isi Ruang Diorama Pertama

Ruang diorama pertama Benteng Vredeburg banyak menceritakan tentang kesadaran bangsa indonesia akan pentingnya sebuah kemerdekaan.

Di ruangan ini banyak menggambarkan beberapa macam kongres yang terjadi di yogyakarta.

Misalnya Kongres Budi Utomo pertama yang terjadi pada tanggal 3-5 Oktober 1908 yang terjadi di Jalan A.M Sangaji, Yogkakarta.

Hingga berdirinya taman siswa yang digagas oleh sosok Ki Hajar Dewantara pada tanggal 3 Juli 1922.

"Merdeka Atau Mati!!" Tulis salah satu diorama di museum yang menggambarkan perjuangan rakyat indonesia di Yogyakarta.
“Merdeka Atau Mati!!” Tulis salah satu diorama di museum yang menggambarkan perjuangan rakyat indonesia di Yogyakarta.

(Baca Juga : Mesin Waktu Itu Bernama Ullen Sentalu)

Isi Ruang Diorama Kedua

Berlanjut pada ruang diorama kedua, disini banyak digambarkan masa perebutan kemerdekaan, terutama beberapa peristiwa heroik yang terjadi di Yogyakarta.

Misalnya saja cerita tentang latihan kemiliteran PETA/ HEIHO ketika masa pendudukan jepang yang sering dilakukan di Lapangan Bumijo, Jalan Tentara Pelajar.

Atau rapat dukungan proklamasi yang dipimpin oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX di gedung Wilis, Kepatihan, Yogyakarta pada tanggal 19 Agustus 1945.

Isi Ruang Diorama Ketiga

Ruangan diorama utama ketiga, adalah ruangan terakhir di Museum Benteng Vredeburg.

Di ruangan ini banyak menceritakan perjuangan bangsa Indonesia mempertahankan kemerdekaan di Yogyakarta.

Seperti cerita tentang reaksi rakyat Yogyakarta terhadap Agresi Militer Belanda II pada Desember 1948.

Waktu itu, rakyat dengan dipimpin oleh panglima besar Sudirman melakukan perlawanan taktik gerilya yang terkenal, hingga kemerdekaan masih tetap terjaga hingga sekarang.

Berkeliling di sebuah benteng tua yang telah bertransformasi menjadi museum sejarah membuat saya lupa kalau dulu pernah tidak menyukai pelajaran sejarah.

Semua cerita sejarah tersajikan dengan menarik di Museum Benteng Vredeburg.

Meskipun masih ada saja beberapa diorama dan perlengkapan audio visual yang tidak berfungsi.

Harga Tiket Masuk Ke Museum Benteng Vredeburg Sangat Murah!

Yah, bagaimanapun juga manfaat yang didapat dengan berkeliling di museum ini lebih besar jika dibandingkan dengan harga tiketnya yang hanya 2000 rupiah saja.

Seharusnya, museum seperti ini digunakan untuk pembelajaran sejarah secara langsung.

Model pembelajaran dengan berkeliling di museum akan lebih menyenangkan jika dibandingnyak duduk diam di kelas mendengarkan guru membacakan isi dari buku sejarah.

Kalau saja saya diberi kesempatan kembali ke bangku sekolah, tentunya saya akan merengek untuk diajak berkeliling di Museum Benteng Vredeburg.

Dengan harga Rp. 2000, desain tiket masuk Benteng Vredeburg adalah yang paling kece di kelasnya
Dengan harga Rp. 2000, desain tiket masuk Benteng Vredeburg adalah yang paling kece di kelasnya.

Video Travel Vlog Jogja : Museum Benteng Vredeburg

Kamu juga bisa melihat vlog Museum Brenteng Vredeburg di bawah ini ya!

Museum Benteng Vredeburg, Wisata Jogja Penuh Sejarah! Begini Lho Isinya... [ Wisata Di Jogja ]

Jika kita berjalan di sepanjang Jalan Malioboro, dari titik nol kilometer hingga ujung jalan, kita akan melihat tidak hanya toko-toko, tetapi juga bangunan-bangunan peninggalan masa kolonial, salah satunya Benteng Vredeburg.

Benteng ini menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa bersejarah yang terjadi di Yogyakarta semenjak pemerintah kolonial Belanda memasuki Yogyakarta.

Benteng Vredeburg dibangun ketika Kasultanan Yogyakarta berdiri pada tanggal 9 Oktober 1755.

Setelah kraton mulai ditempati, dibangunlah bangunan pendukung lainnya seperti Pasar Gedhe, Masjid, alun-alun, dan bangunan pelengkap lainnya.

Namun, hal ini membuat pihak Belanda khawatir akan berkembangnya kasultanan.

Oleh karena itu, mereka mengusulkan agar diizinkan membangun sebuah benteng di dekat kraton, dengan dalih menjaga keamanan kraton dan sekitarnya.

Apa tujuan didirikan Benteng Vredeburg?

Sebenarnya, maksud Belanda adalah untuk memudahkan pengawasan atas perkembangan di dalam kraton.

Letak benteng yang berjarak tembak meriam dari kraton dan menghadap ke jalan utama menuju kraton menunjukkan bahwa fungsi benteng dapat dimanfaatkan sebagai benteng strategis, intimidasi, penyerangan, dan blokade.

Benteng dibangun pada tahun 1760 dengan nama Rustenburgh dan diresmikan menjadi benteng kompeni pada tahun 1787.

Pada tahun 1867, gempa bumi terjadi di Yogyakarta sehingga benteng perlu diperbaiki.

Setelah pemugaran, nama benteng Rustenburgh diubah menjadi benteng Vredeburg yang artinya “perdamaian”.

Seiring berjalannya waktu, Benteng Vredeburg mencatat peristiwa penting yang terjadi di kota Yogyakarta.

Pada masa penguasaan Inggris tahun 1811-1816, benteng ini dikuasai oleh pemerintah Inggris atas perintah Gubernur Jendral Thomas Stamford Raffles.

Pada masa itu, terjadi peristiwa penting yaitu penyerangan serdadu Inggris dan kekuatan pribumi ke kraton Yogyakarta pada tanggal 18 sampai 20 Juni 1812 yang dikenal dengan peristiwa Geger Sepoy.

Apa Yang Terjadi Semasa Perang Kemedekaan?

Ketika Jepang menguasai Kota Yogyakarta pada 5 Maret 1942, benteng ini diambil alih oleh tentara Jepang.

Beberapa bangunan di Benteng Vredeburg digunakan sebagai tempat tahanan bagi orang Belanda dan orang Indonesia yang melawan Jepang.

Benteng Vredeburg juga digunakan sebagai markas Kempetei dan sebagai gudang senjata serta amunisi tentara Jepang.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tahun 1945, Benteng Vredeburg diambil alih oleh instansi militer Republik Indonesia.

Namun, ketika terjadi Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948, benteng ini dikuasai oleh pasukan Belanda pada tahun 1948 sampai 1949.

Belanda menjadikan benteng ini sebagai markas militernya.

Setelah Indonesia berhasil merebut kembali Yogyakarta pada 19 Desember 1948, Benteng Vredeburg kembali berada di bawah kendali Indonesia.

Keunikan apa yang dimiliki Museum Ini?

Setelah masa perjuangan kemerdekaan, Benteng Vredeburg tetap dijadikan sebagai tempat penting dalam sejarah dan kebudayaan Yogyakarta.

Benteng ini dijadikan sebagai museum sejarah pada tahun 1980 dan menjadi salah satu tempat wisata yang populer di Yogyakarta.

Benteng Vredeburg Museum memiliki banyak koleksi bersejarah yang berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan Indonesia dan sejarah Yogyakarta.

Beberapa koleksi yang ada di dalam museum ini antara lain senjata-senjata perang, foto-foto perjuangan, dokumen-dokumen penting, serta pakaian dan peralatan sehari-hari dari masa lampau.

Selain itu, di dalam kompleks benteng juga terdapat Gedung Agung, yaitu gedung yang digunakan sebagai tempat upacara kenegaraan dan acara resmi lainnya.

Gedung Agung ini juga pernah menjadi tempat penahanan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta oleh pemerintah Belanda pada masa Agresi Militer Belanda II.

Secara keseluruhan, Benteng Vredeburg menjadi salah satu tempat yang penting dalam sejarah Indonesia dan Yogyakarta.

Kini, tempat ini menjadi destinasi wisata yang populer di kota Yogyakarta dan menjadi saksi bisu dari perjuangan dan sejarah bangsa Indonesia.

Lokasi Benteng

Lokasinya berada tak jauh dari Jalan Malioboro seperti terlihat pada peta dibawah ini:

 

Jangan lupa kunjungi akun instagram resmi mereka di @museum.benteng.vredebur.

Apa Fungsi Benteng Vredebrug Ini Pada Zaman Dulu?

Benteng Vredeburg pada zaman dulu memiliki fungsi strategis dalam menjaga keamanan wilayah di Yogyakarta.

Benteng ini dibangun oleh Belanda pada awal abad ke-18 sebagai bagian dari sistem pertahanan mereka di Pulau Jawa.

Benteng ini menjadi pusat pemerintahan militer Belanda di Yogyakarta dan juga digunakan sebagai tempat penyimpanan senjata dan amunisi.

Selain itu, Benteng Vredeburg juga berfungsi sebagai pusat perdagangan, tempat penyimpanan hasil pertanian, dan tempat perlindungan bagi penduduk setempat saat terjadi serangan musuh.

Sejak kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, benteng ini beralih fungsi menjadi markas militer dan pusat pelatihan.

Namun, saat terjadi Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948, benteng ini dikuasai oleh pasukan Belanda selama satu tahun.

Setelah kembali ke tangan Indonesia, benteng ini kembali berfungsi sebagai markas militer dan juga sebagai museum yang menyimpan berbagai koleksi tentang sejarah militer dan perjuangan bangsa Indonesia.

Saat ini, Benteng Vredeburg menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang populer di Yogyakarta.

Selain menjadi museum, di dalam Benteng Vredeburg juga terdapat teater 3D yang menampilkan kisah sejarah Indonesia dengan teknologi modern yang menarik.

Benteng ini sekarang juga sering dijadikan tempat untuk acara seni dan budaya, seperti pameran seni dan konser musik.

Sebagai salah satu warisan sejarah Indonesia, Benteng Vredeburg menjadi simbol keberanian dan perjuangan bangsa dalam menjaga kedaulatan negara.

Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.


Rijal Fahmi Mohamadi

Rijal Fahmi Mohamadi

Fahmi adalah seorang Digital Marketer, Travel Enthusiast, Geek Travel Blogger dari Indonesia penulis catperku.com, Penulis Buku perjalanan Traveling The Traveler Notes Bali The Island Of Beauty dan The Traveler Notes Bersenang-Senang di Bali, Bertualang di Lombok. Pernah disebutkan, mentioned in Lonely Planet Indonesia 2019 as Best in Blogs. Mau menyapa saya? Kunjungi media sosial pribadi saya, atau hubungi lewat email [email protected] jika Anda ingin mengajak saya bekerja sama dan berkolaborasi.
https://catperku.com


Comments

  1. Adie Riyanto says:

    kayaknya wajib kunjung ini kalau suatu saat main lagi ke Jogja :)

    1. byteeater says:

      salah satu alasan maen ke jogja selain cuma kuliner :D tapi ati2 ada satu ruangan diorama yang kesannya serem banget :|

  2. Wahhh keduluan nulis artikelnya hehe… Piss…
    Kemarin habis dari Vredeburg juga, dan semakin kagum dengan Yogya yang semakin peduli ama aset budaya dan sejarahnya. Oh iya, kemarin ada ruang diorama keempat. Masih baru dan masih belum siap, mungkin sebulan lagi sudah ready :)

    1. byteeater says:

      halah, ya di tulis ulang enggak apa kok :D makin banyak yang tahu, makin banyak yang baca :D

  3. apalagi di samping benteng ada kedai kopinya
    jd bs wisata kulineran sekalian
    ;)
    *msh buka nggak ya, soalnya ke vredeburg nya tahun lalu

    1. Rijal Fahmi Mohamadi says:

      indische koffie ya? masih ada :D tapi kemaren ga mampir sih, buru2 mau ke keraton :D

  4. Pingback: Enam Jam Tak Terlupakan Di Yogyakarta
  5. Fery Arifian says:

    spot-spot yang foto-able banget di benteng ini di sebelah mananya mas? kasih rekomen dong mas :)

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      di baigian dalam, diorama museumnya atau di bagian belakang tuh :D bisa juga di cafenya, indische coffee kalau ndak salah :D

  6. Nina Iskandar says:

    Mas Fahmi udah pernah ke Vrederburg pas lagi ada acara? Aku denger tiap tahun suka ada Vrederburg Fair dan dulu sempet ada acara a la Amazing Race gitu juga yang venue-nya di Vrederburg ini.

    Kalo ke sini pas malem, suka ada anak-anak hip hop latihan. Mas Fahmi sempet lihat?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *