Memasuki area Kalimantan Timur, ini berarti ekspedisi akan melewati etape terberat dari seluruh rangkaian Jelajah Borneo Wild Adventure bersama new Terios.
Nggak cuma menembus kabut asap tebal yang lagi menyerang hampir sebagian besar daratan Borneo, tetapi tim Terios 7 Wonders juga harus melewati jalanan tidak rata dan bahkan hingga rusak .
“Awas bumpy!”
“Awas hati-hati jalanan rusak”
Daftar Isi
Menyusuri Jalanan Kalimantan Timur Memang Seru!
Kata-kata ini sering terdengar lewat handy talkie yang digunakan sebagai alat komunikasi utama antar unit.
Apalagi tak jau menjelang Sangatta, rasanya jalanan nggak terdengar lebih baik, tetapi malah semakin menyiksa dengan goncangan jalanannya yang begitu menggila.
Namun, bagaimananpun juga jalanan ini harus dilewati, karena saya dan tim Terios 7 Wonders yang lain harus menuju wonders ke-enam yaitu mengunjungi Kayu Ulin raksasa yang berada di Taman Nasional Kutai.
Wonders ke-enam ini juga berada di Wisata Alam Sangkima yang merupakan salah satu pintu masuk menuju Taman Nasional Kutai.
Lokasinya sendiri berada tak jauh dari jalanan utama menuju Sangatta.
Wisata alam Sangkima tepatnya berada di Jalan Bontang Sangatta KM 40.
Sementara itu jarak dari salah satu kota terdekat yang memiliki Bandara yaitu Balikpapan adalah sekitar 300 km.
Jarak ini bisa ditempuh dengan 6 jam perjalanan jalur darat.
Atau bisa juga dikunjungi dari kota terdekatnya, Sangatta.
Dari Kota Sangatta sendiri, pintu taman nasional atau wisata alam Sangkima ini hanya berjarak sekitar setengah jam naik mobil.
( Baca Juga: Jelajah 7 Destinasi Terbaik Negeri Seribu Sungai, Kalimantan! )
Mampir Ke Taman Nasional Kutai
Yang paling terkenal dari Wisata Alam Sangkima adalah terdapatnya Kayu Ulin raksasa yang sudah berumur lebih dari 1000 tahun.
Selain itu, hamparan hutan hujan tropis yang masih terawat juga merupakan andalan dari tempat ini.
Terutama untuk wisata trekking menyusuri salah satu bagian dari hutan Kalimantan yang masih menghijau.
Nggak salah kalau Sangkima ini dipilih menjadi wonders ke-enam dalam ekspedisi jelahah Borneo kali ini.
Begitu sampai di pintu masuk Taman Nasional Kutai di Sangkima, Pak Jaelani sudah menyambut kami.
Dia adalah staff dari Taman Nasional Kutai yang akan memandu dan mengantarkan kami ke tempat Kayu Ulin raksasa berada.
“Nanti kita bakal trekking masuk ke hutan sebentar ya”
Ujar Pak Jaelani, sambil memberikan penjelasan singkat mengenai kawasan taman nasional Kutai ini.
( Baca Juga: Pengalaman Mengunjungi Lautan Padang Pasir Berbisik Bromo!! )
Trekking Masuk Hutan Untuk Bertemu Pohon Ulin Terbesar di Kalimantan
Deg! Mendengar penjelasan dari Pak Jaelani, saya berharap semoga trekking kali ini beneran sebentar.
Tidak seperti “sebentar-nya” blusukan ke Taman Nasional Sebangau kemarin yang ternyata adalah trekking selama hampir 3 jam.
Namun kali ini saya yakin, trekking menuju tempat Kayu Ulin raksasa berada tidak akan memakan waktu lama.
Karena di sekitar pintu masuk Taman Nasional Kutai ini terpampang jelas beberapa informasi rute trekking taman nasional.
Salah satunya adalah jarak trekking ke lokasi Kayu Ulin raksasa berada hanyalah sekitar 800 meter saja.
Itu berarti trekking hanya akan berlangsung sekitar setengah jam atau satu jam pulang pergi.
Tak mau membuang waktu, saya dan tim Terios 7 Wonders segera bergegas menuju Kayu Ulin berada.
Untuk menuju kesana, kami akan melewati jalur yang terbuat dari papan kayu persegi panjang yang telah disusun dengan rapi sehinga membentuk jalanan yang seluruhnya terbuat dari kayu.
Nggak seperti ketika trekking di Taman Nasional Sebangau yang harus berjalan diantara akar pohon dan lahan gambut.
Belum berjalan terlalu jauh, suasana hutan tropis yang masih alami langsung terasa.
Suara serangga yang entah dimana keberadaannya langsung menyambut. Bak orkestra alam yang merdu, suara mereka berpadu dengan hembusan angin yang setengah mendesis, juga gemerisik dedaunan kering di musim kemarau.
Udara yang segar juga menambah suasana relaksasi total ketika trekking menuju lokasi Kayu Ulin raksasa.
Tak hanya papan kayu saja, saya juga harus melewati jembatan gantung yang terbentang di atas sungai kecil.
Jembatan tadi terlihat kurang meyakinkan, meski sebenarnya cukup kokoh untuk dilewati 5 orang sekaligus.
Sesekali jembatan akan bergoyang karena ada beban yang melewatinya, karena itu saya berjalan dengan ekstra hati-hati sambil berpegangan pada tali jembatan di kanan-kiri.
O iya, jembatan dengan panjang lebih dari 10 meter meter itu juga merupakan tempat yang asik untuk berfoto loh!
( Baca Juga: Tari Kancet : Kekuatan, Kelembutan, Kehidupan Dayak Kenyah )
Setelah 15 Menit Trekking, Ketemu Juga Pohon Ulin Besar Tadi!
Melewati jembatan gantung, itu berarti lokasi Kayu Ulin raksasa sudah berada tak jauh lagi.
Kira-kira, setelah berjalan kurang lebih 15 menit, saya bertemu dengan si Kayu Ulin Raksasa terbesar dan tertinggi di Indonesia. Yak benar, ini yang terbesar di Indonesia!
Kayu Ulin atau dengan nama latin Eusideroxylon zwageri. Konon inilah kayu nomor satu yang paling diburu para penjarah di Taman Nasional Kutai.
Kayu ini memang sangat kuat, tahan air, dan bentuknya yang lurus menjadikan kayu ini sangat berguna.
Suku Bajo seperti di Torosiaje, Sulawesi adalah salah satu yang banyak menggunakan Kayu Ulin ini sebagai bahan rumah mereka.
Saat pertama kali melihatnya secara langsung, saya hampir nggak percaya, kalau yang berdiri tegak di depan saya adalah Kayu Ulin raksasa Taman Nasional Kutai yang telah berumur lebih dari 1000 tahun.
Tingginya adalah 45 meter, diameternya sekitar 225 cm, dengan volume total sebesar 150 m3.
Pantas saja, perlu 8 orang untuk melingkari Kayu Ulin raksasa ini sepenuhnya.
Kata Pak Jaelani, sebenarnya masih banyak Kayu Ulin yang ada di Taman Nasional Kutai.
Namun Kayu Ulin yang terbesar hanya ada disini, meskipun bagian atasnya sudah tidak utuh lagi karena patah.
Selain di Taman Nasional Kutai, Kayu Ulin juga bisa ditemukan di beberapa negara lain seperti di Malaysia, Filipina, dan Thailand yang juga memiliki area hutan tropis.
Saya begitu senang bisa melihat dari dekat salah satu wonders di tanah Borneo.
Jalur treking 800 meter pun tidak terasa sama sekali.
Mau nambah lebih jauh pun rasanya masih sanggup, karena sebenarnya masih ada jalur yang lebih menantang dan panjang jika ingin trekking disini.
Dari lokasi Kayu Ulin raksasa berada, masih ada jalur sejauh kira-kira 3 kilometer lagi, melewat jembatan sling dengan rentang 20-an meter di atas sungai yang pasti memacu adrenalin.
Yah, saya percaya kalau pasti ada kesempatan selanjutnya.
Karena tanah Borneo memang nggak akan cukup untuk dijelajahi sekali saja. Siapa yang setuju dengan saya?
Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.
Dahsyat ya Mas. Sudah 1000 tahun masih berdiri kokoh. Kalau manusia sudah berapa generasi itu ya?
lebih dari 10 generasi kali XD eh satu generasi bisa dianggap100 tahunan kan ya?
Mengagumkan. Langka. Ini bisa jadi keunggulan yang tak ada duanya.
Semoga berumur panjang lagi kayu ulin itu.
semoga ya, soalnya tinggal satu ini yang terbesar. :D
Bang peluk aku rame2 bang, seperti kalian memeluk kayu ulin #LaluDigampar
waduuuh, XD nggak deh mas cum wkwkwk
pelukannya kurang hot @Fahmi
udah ada mas cumi hahaha, nggak usah yang hot-hot dah XD
Buset itu satu pohon bisa buat berapa rumah tuh. Disekitar sana cuma ada satu pohon ulin atau ada beberapa?
Kayaknya cuma cukup satu rumah deh :D kalau kayu ulinnya sih banyak~
Mirip Mangrove di Panta Indah Kapuk
haha, masak? emang mangrove di PIK seperti ini juga? Tapi ini bukan manggrove sih, hutan tropis tepatnya :D
Terios 1500cc ya mas? gimana dengan suspensinya? lancar ga mas?
suspensi nyamann, sepanjang perjalanan nggak pake capek, perjalanan lancar sepanjang 2058 kecuali dikepung asap selama perjalanan :)
Saking besarnya diameter pohon, akhirnya dikelilingi karena tak dapat dipeluk ya :D
hahaa, iya bener begitu :D kalau mau meluk, harus 8 orang!!
kak hambok akunya diajak gituh :(
itu yg offroad nya seru kayaknya. yang nyetir siapa kak :))
kemarin kan ada lombanyaa, ikutan enggak? Yang nyetir ada drivernya, tapi kalau mau cobain sendiri juga boleh sih :D
waah aku maalah gatau ada infonya.. hiks kurang gong nih pengumumann lombanyaa
hahah, iya sih, di vivalog itu pengumumannya. ini acara rutin tahunan kok, taun depan ada lagi pasti :D
Akses jalannya kok kayak rawan longsor ya? Wah kesampaian juga ke sini, mas. Kalo dibikin papan, dapat berapa kubik itu kayu heee
namanya juga jalan lewat hutan~ kalu kayu ulin raksasa di sangkima ini nggak boleh dipotong XD kan dilindungi~
semoga tetap terjaga ya mas, gede juga kayuu ulin itu :(
liat berita asap yang sampai sekarang belum usai jadi sedih
iyaa, yang paling gede tinggal satu-satunya ini, kalau ditebang atau mati, habis sudah :D kalau asap di kalimantan, entah kapan itu ilang :| semoga cepet turun hujan saja~
Amiin…. tetapi melihat cuaca gini mungkin 2 bulan lg ya kak. Gag kebayang mereka disana :(
berharap hujan deras sih, kalau hujan paling enggak kebakaran bisa sedikit reda. Kemarin waktu sama terios ke sana, panas banget! makanya susah madamin kebakaran. yang di tepi jalan aja banyak, apalagi yang di tengah :|
Wah, wenaknya bisa menjelajahi hutan kalimantan. Aku kapan ya? :D
semoga segera bisa ke kalimantan deh :D paling pengen ke mana di kalimantan?
Amin. Pokoknya pengen menjelajahi kalimantad. Dari taman nasionalnya, atau hutannya sampai pantainya. :D
amiin, semoga segera bisa kesampaian :)
wah.. ada yang baru dari Kaltim ternyata :D btw, kayu ulinnya gede banget bok!
Hahah iya, dan disambut kabut asap ketika di kaltim :D kayu ulin ini emang gede, kalau mau meluk harus rame-rame, ber-delapan gitu :D
keren pohonnya, mengapa pohon di kota rentan rubuh dibandingkan pohon yang ada di hutan yah :)
Mungkin karena nutrisi pohon di hutan lebih banyak? Kalau di kota kan biasa kekeringan gitu :D *mungkin saja sih*
butuh 1000 tahun untuk bisa sebesar itu. Trus, ulah tangan jahil, merusak sekelilingnya. Sedih.
Walah, semoga nggak ada yang usilin kayunya deh :D
Aku bisa ikut gabung nggak ya?
Jadi pengen ;-)
boleeh, ayoo gabung sini :D
di banyuwangi ada juga mas.. perlu 8 orang juga buat meluk pohonnya :D
Eeeh? Seriusan di banyuwangi ada? Dimananya? Pengen dateng juga buat dibandingin gedean mana!
senangnya melihat hutan masih terjaga
iya, sisanya ini beneran harus dijaga, biar nggak rusak :)
Aku liat pas tim Terios 7-Wonders mampir di Sangkima. Ada rasa-rasa senang gimna gitu tau di dalam tim banyak blogger2 keren, sudah kepikir bakal banyak tulisan ttg Sangatta. :) Itu foto wajib emang dengan pohon ulin raksasa. :D
Setuju kalo ke Borneo gak cukup sekali aja, kemren sempat minum air Mahakam gak? kami orang Kalimantan percaya kalo sudah minum itu bakal kembali. :)
waduuh, enggak sempat minuuum, baru tau ini :| tau gitu aku minum deh biar bisa cepet berjodoh dengan borneo lagi :D
Besaar banget pohonnya, jadi mikir perlu alat gergaji yang sebesar apa ya buat motongnya hahaha
sayangnya yang ini nggak boleh dipotoong :D kalaupun mau motong, entah sebesar apa gergajinya ~