Gion Matsuri adalah salah satu festival tahunan terbesar dan paling terkenal di Jepang, yang diadakan di kota Kyoto selama sebulan penuh setiap bulan Juli. Festival ini memiliki akar sejarah yang dalam, dimulai sekitar 1.100 tahun yang lalu. Gion Matsuri terdiri dari serangkaian ritual dan perayaan, dengan puncaknya adalah prosesi Yamaboko yang mengesankan pada tanggal 17 Juli.
Puncak perayaan Gion Matsuri biasanya berupa:
- Yoiyoiyama (malam sebelum Yoiyama, tanggal 15 Juli)
- Yoiyama (malam sebelum prosesi, tanggal 16 Juli)
- Yamaboko-junkō (prosesi Yamaboko, tanggal 17 Juli).
Daftar Isi
Apa itu Festival Gion Matsuri?
Festival Gion Matsuri di Kyoto adalah salah satu dari tiga festival lokal terbesar di Jepang, dan bisa dibilang merupakan festival terbesar dan paling mewah di antara ketiganya.
Merupakan perayaan pertengahan musim panas di Jepang yang diadakan setiap tahun dari tanggal 1 hingga 31 Juli di Kuil YasakaJinja.
Puncak perayaan ini terjadi pada tanggal 17 (Festival Sebelumnya atau Saki Matsuri) dan tanggal 24 (Festival Akhir atau Ato Matsuri), ketika prosesi total 34 kendaraan hias dipamerkan di sepanjang jalan utama kota Kyoto.
Tiga Festival Terbesar di Jepang
Kyoto Gion Matsuri, bersama dengan Kanda Matsuri dan Tenjinmatsuri, dianggap sebagai tiga festival terbesar di Jepang.
Setiap festival memiliki daya tariknya sendiri dan menarik ribuan pengunjung setiap tahunnya untuk merayakan kekayaan budaya dan tradisi Jepang yang khas.
Kanda Matsuri di Tokyo dan Tenjinmatsuri di Osaka juga menampilkan keindahan dan keunikan yang tidak kalah menariknya dengan Gion Matsuri di Kyoto.
[ Baca Juga: Festival Tenjin Matsuri di Osaka: Rayakan Warisan Budaya Jepang ]
Asal Usul Festival Gion Matsuri
Asal Usul Gion Matsuri
Gion Matsuri memiliki akar yang dalam dalam sejarah Jepang, bermula dari peristiwa dramatis yang terjadi sekitar 1.100 tahun yang lalu.
Pada tahun 869 Masehi, Jepang dilanda oleh wabah penyakit menular yang menghantam seluruh negeri.
Kondisi ini begitu memprihatinkan sehingga diperlukan upacara khusus untuk menenangkan arwah orang-orang yang meninggal akibat wabah tersebut.
Pendeta Shintō yang bernama Urabe Hiramaro menjadi tokoh kunci dalam mengatasi situasi ini.
Dia memutuskan untuk membuat 66 pedang dengan mata di dua sisi, yang dikenal sebagai “hoko”, sebagai persembahan kepada dewa Gozutennō, penjaga dari penyakit menular.
Jumlah pedang ini sesuai dengan jumlah negara kecil (kuni) yang ada di Jepang pada saat itu.
Upacara ini kemudian dikenal sebagai Gion Goryō-e, yang akhirnya berkembang menjadi apa yang kita kenal sekarang sebagai Gion Matsuri.
Perkembangan Gion Matsuri
Setelah berlangsungnya upacara awal tersebut, tradisi Gion Matsuri terus berlanjut.
Pada tahun 970 Masehi, festival ini dijadwalkan secara resmi dan diselenggarakan setiap tahunnya.
Seiring berjalannya waktu, festival ini menjadi semakin populer dan menjadi salah satu festival terbesar dan paling terkenal di Jepang.
Namun, sejarah Gion Matsuri juga tidak lepas dari tantangan dan hambatan.
Selama Perang Onin dan kebakaran besar yang terjadi pada era Hōei, Temmei, dan Genji, festival ini sempat terhenti sementara waktu.
Bahkan, selama Perang Dunia II, serangan udara juga mengganggu perayaan Gion Matsuri.
Namun, semangat dan kecintaan masyarakat Kyoto terhadap festival ini tidak pernah luntur.
Bahkan setelah masa-masa sulit tersebut, Gion Matsuri berhasil dihidupkan kembali oleh warga kota yang merupakan pengusaha berpengaruh (machishū).
Mereka bersatu kembali untuk menghidupkan kembali tradisi berharga ini, memastikan bahwa warisan budaya ini terus dijaga dan dirayakan.
Evolusi Prosesi Yamaboko
Salah satu titik puncak dalam perayaan Gion Matsuri adalah prosesi Yamaboko, yang telah menjadi ikon festival ini.
Pada tahun 1966, prosesi Yamaboko mengalami evolusi dengan diperkenalkannya dua tahap dalam perayaan:
Zensai (17 Juli)
Pada tanggal 17 Juli, prosesi Zensai melibatkan prosesi Yama dan Hoko.
Ini adalah momen puncak di mana kendaraan hias raksasa ditarik melalui jalan-jalan Kyoto dengan penuh kegembiraan dan kegembiraan.
Ribuan orang berkumpul untuk menyaksikan pemandangan spektakuler ini.
Ato Matsuri (24 Juli)
Prosesi Ato Matsuri, yang terjadi pada tanggal 24 Juli, menandai penutupan resmi dari Gion Matsuri.
Meskipun hanya melibatkan prosesi Yama saja, tetapi tetap menjadi momen penting yang dihargai oleh masyarakat Kyoto dan pengunjung dari seluruh Jepang dan dunia.
Dengan evolusi dan perubahan ini, Gion Matsuri terus tumbuh dan berkembang, tetapi akarnya yang dalam dalam sejarah Jepang tetap menjadi pondasi yang kuat bagi perayaan yang kita nikmati saat ini.
[ Baca Juga: Kenali Festival Kesuburan Atau Kanamara Matsuri Di Jepang ]
Prosesi, Penyelenggara Utama dan Pameran Festival Gion Matsuri di Kyoto
Puncak festival adalah saat prosesi 34 kendaraan hias memenuhi jalanan Kyoto pada tanggal 17 dan 24 Juli.
Kendaraan hias ini, yang juga dikenal sebagai yamaboko, merupakan wahana paling mencolok dalam parade.
Mereka dihias dengan indah dan diangkut oleh para peserta festival dengan penuh kebanggaan.
Selain prosesi utama, ada juga Yoiyama, festival malam tiga hari sebelumnya, di mana penduduk setempat dan pengunjung dapat menikmati suasana festival dengan memakai yukata, menikmati makanan jalanan, dan menonton pertunjukan tradisional.
Yamaboko: Kendaraan Hias yang Megah
Yamaboko adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada dua jenis kendaraan hias yang digunakan dalam prosesi Gion Matsuri: Yama dan Hoko.
Yama adalah kendaraan beroda besar yang dihiasi dengan indah dan ditarik oleh banyak orang.
Hiasan-hiasan pada Yama berupa benda-benda keagamaan dan seni, termasuk benda-benda yang diimpor dari Eropa dan Tiongkok pada zaman dulu.
Setiap Yama memiliki tema cerita dongeng yang berasal dari Tiongkok.
Sementara itu, Hoko adalah jenis Yama yang memiliki menara tinggi di bagian atasnya.
Di ujung paling atas menara terdapat hoko, sebuah replika pedang dengan mata di dua sisi.
Hoko juga merupakan panggung untuk kelompok musik Gionbayashi dan peserta festival yang beruntung mendapatkan kesempatan untuk naik Hoko.
Prosesi Yamaboko
Puncak perayaan Gion Matsuri adalah prosesi Yamaboko yang mengesankan, yang diselenggarakan pada tanggal 17 Juli di jalan utama Kyoto.
Pada zaman sekarang, terdapat 32 Yamaboko yang berpartisipasi dalam prosesi ini.
Dipercaya bahwa prosesi Yamaboko dapat mengumpulkan segala penyakit menular, dan oleh karena itu, Yamaboko harus segera dibongkar dan disimpan setelah puncak perayaan selesai untuk mencegah penyebaran penyakit.
Penyelenggara Utama: Kuil Ayatokunaka dan Kuil Yasaka
Kuil Ayatokunaka dan Kuil Yasaka adalah dua kuil terkemuka yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan Gion Matsuri di Kyoto.
Keduanya memiliki peran penting dalam merencanakan dan melaksanakan festival yang spektakuler ini setiap tahunnya.
Dengan kerjasama antara kedua kuil ini, Gion Matsuri menjadi salah satu perayaan terbesar dan paling dinanti-nantikan di Jepang.
[ Baca Juga: Tentang Perbedaan Waktu Di Indonesia Dan Jepang ]
Jadwal Perayaan Festival Gion Matsuri di Kyoto Di Tahun 2024
Image/ Corpse Reviver, CC BY 3.0, via Wikimedia Commons
Berikut adalah jadwal festival yang diadakan setiap tahun.
Kippu Iri: 1 Juli
Pada tanggal ini, Gion Matsuri dimulai dengan sebuah ritual yang disebut Kippu Iri.
Ritual ini menandai dimulainya perayaan Gion Matsuri.
Meskipun sederhana, namun memiliki makna yang dalam bagi masyarakat Kyoto karena menandai awal dari serangkaian acara yang penuh warna dan meriah.
Kujitori Shiki: 2 Juli
Setelah Kippu Iri, acara berlanjut dengan Kujitori Shiki, yang merupakan upacara penarikan undian.
Undian ini sangat penting karena menentukan urutan prosesi Yamaboko yang akan dilakukan di hari berikutnya.
Tradisi ini telah dilakukan sejak zaman Muromachi untuk menghindari persaingan antar-Yamaboko dalam prosesi.
Perakitan Yama dan Hoko: 10-13 Juli
Tanggal 10 hingga 13 Juli merupakan periode di mana Yama dan Hoko dirakit dengan cermat dan dihiasi secara detail.
Proses perakitan ini melibatkan banyak orang dan merupakan persiapan penting menjelang prosesi utama pada tanggal 17 Juli.
Setiap detail dalam perakitan Yama dan Hoko dipersiapkan dengan seksama untuk menampilkan keindahan dan keagungan festival ini.
Yoiyoiyoiyama: 14 Juli
Pada malam Yoiyoiyoiyama, suasana mulai memanas dengan pameran Yama dan Hoko yang dipenuhi dengan lampion-lampion yang indah.
Pameran ini menjadi salah satu daya tarik utama bagi pengunjung yang ingin melihat keindahan dan detail dari setiap Yama dan Hoko yang dipamerkan.
Selain itu, pameran barang-barang berharga juga dilakukan di rumah-rumah keluarga terpilih, menambah nuansa budaya yang khas dalam festival ini.
Yoiyoiyama: 15 Juli
Malam ini, Yoiyoiyama berlanjut dengan penuh semangat. Pameran Yama dan Hoko terus berlangsung, memikat ribuan pengunjung dengan keindahan dan keagungannya.
Atmosfir kegembiraan dan keceriaan semakin terasa di seluruh kota Kyoto, di mana pasar kaget dan atraksi lainnya menghibur para pengunjung.
Yoiyama: 16 Juli
Malam terakhir dari rangkaian Yoiyama, di mana pameran Yama dan Hoko mencapai puncaknya.
Pengunjung dapat menikmati setiap momen dengan penuh kegembiraan dan antusiasme.
Pameran barang-barang berharga juga masih berlangsung, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati kekayaan budaya Jepang.
Prosesi Yamaboko-junkō: 17 Juli
Tanggal ini merupakan puncak dari perayaan Gion Matsuri.
Prosesi Yamaboko-junkō dimulai pada pukul 09:00 pagi, di mana Yama dan Hoko ditarik oleh banyak orang di depan ribuan penonton yang hadir untuk menyaksikan momen bersejarah ini.
Prosesi ini memiliki makna mendalam, karena tujuannya adalah untuk menyucikan kota dari segala hal buruk dan membawa keberuntungan bagi penduduk Kyoto.
Jinkōsai: 17 Juli
Selain prosesi Yamaboko-junkō, tanggal 17 Juli juga ditandai dengan Jinkōsai, yaitu prosesi Mikoshi yang dimulai dari pukul 17:00 hingga 21:00.
Dewa dari kuil Yasaka diusung menggunakan tiga buah Mikoshi menuju tujuan perjalanan mereka.
Ini adalah momen sakral yang menjadi bagian integral dari perayaan Gion Matsuri.
Hanagasa-junkō dan Kankōsai: 24 Juli
Pada tanggal 24 Juli, perayaan Gion Matsuri mencapai akhirnya dengan Hanagasa-junkō, yaitu prosesi Hanagasa yang merupakan pengganti Ato Matsuri.
Ini adalah momen terakhir di mana kesan akhir dari festival ini dapat dinikmati oleh penduduk Kyoto dan pengunjung.
Pada hari yang sama, Kankōsai juga dilakukan, di mana Kami dan Mikoshi kembali ke kuil Yasaka, menutup dengan indahnya perayaan Gion Matsuri.
Mikoshi Arai dan Nagoshimatsuri: 28-30 Juli
Tanggal 28 Juli ditandai dengan Mikoshi Arai, yaitu pencucian Mikoshi yang merupakan bagian dari upacara penutupan festival.
Pencucian ini dilakukan dengan penuh keceriaan dan rasa syukur atas kesuksesan perayaan.
Akhirnya, pada tanggal 30 Juli, perayaan Gion Matsuri resmi ditutup dengan Nagoshimatsuri di kuil Eki, menandai akhir dari serangkaian acara yang luar biasa dan memukau.
[ Baca Juga; Mengenang Kejayaan Era Shogun Jepang Di Kastil Nijo Kyoto ]
Atraksi yang Menarik di Festival Gion Matsuri
Festival Gion Matsuri tidak hanya dikenal karena prosesi Yamaboko yang megah, tetapi juga karena berbagai atraksi dan tradisi menarik yang menyertai perayaan ini.
Dari pameran peninggalan budaya hingga tsuji mawashi yang spektakuler, ada banyak hal yang dapat dinikmati oleh pengunjung selama festival ini.
1. Pameran Peninggalan Budaya
Salah satu atraksi utama pada malam Yoiyoiyama dan Yoiyama adalah pameran benda-benda bersejarah dan budaya yang disebut Byōbu Matsuri, atau Festival Lukisan Penyekat Ruangan.
Acara ini diadakan di rumah-rumah keluarga pengusaha yang berpengaruh di sekitar jalan utama Karasuma-dōri.
Pengunjung dapat melihat dengan dekat berbagai barang berharga yang menjadi kebanggaan pemilik rumah, termasuk lukisan, kerajinan tangan, dan barang antik lainnya yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
2. Obral dan Diskon Penjualan
Selama berlangsungnya Festival Gion Matsuri, banyak toko di sekitar lokasi Yama dan Hoko menawarkan penjualan dan diskon besar-besaran untuk kimono, yukata, serta barang-barang khas produksi Kyoto seperti kipas lipat tradisional (sensu).
Ini adalah kesempatan sempurna bagi pengunjung untuk mendapatkan barang-barang berkualitas dengan harga yang terjangkau dan juga untuk membawa pulang kenang-kenangan dari festival ini.
3. Tsuji Mawashi
Salah satu momen yang paling dinantikan oleh penonton adalah saat Hoko, kendaraan raksasa dalam bentuk menara yang menjulang tinggi, berbelok di persimpangan jalan yang disebut Tsuji Mawashi.
Dengan ketinggian yang sama dengan gedung berlantai empat atau lima, Hoko membutuhkan perjuangan ekstra untuk berbelok dengan mulus di atas aspal.
Penonton sering kali berkerumun di sekitar titik belok ini untuk menyaksikan secara langsung momen yang menegangkan ini.
4. Chigo
Chigo adalah bintang utama dalam Festival Gion Matsuri. Mereka adalah anak-anak laki-laki berusia sekitar 10 tahun yang didandani dengan riasan tebal dan mengenakan pakaian khusus.
Chigo memiliki peran penting dalam prosesi Yamaboko, dengan salah satu tugasnya adalah melakukan pemotongan tambang menggunakan katana untuk menandai dimulainya prosesi.
Ritual dan upacara yang mereka lakukan sepanjang festival menambah kekayaan tradisi dan warna pada perayaan ini.
5. Ritual dan Upacara Khusus
Selain menjadi pusat perhatian dalam prosesi, Chigo juga mengikuti serangkaian ritual dan upacara khusus sepanjang bulan Juli.
Mereka menerima gelar Shōgo-i shōshō di kuil Yasaka dan dilarang berhubungan dengan keluarga serta wanita hingga berakhirnya festival.
Ritual Osendo dan penerimaan gelar tersebut merupakan bagian penting dari tradisi yang telah berlangsung selama berabad-abad.
6. Pesta dan Pertunjukan Tradisional
Selain atraksi utama, Festival Gion Matsuri juga diisi dengan berbagai pesta dan pertunjukan tradisional.
Musik Gionbayashi yang khas, tarian tradisional, dan pertunjukan seni lainnya menghibur pengunjung sepanjang hari.
Kedai makanan jalanan juga tersebar di sepanjang jalur prosesi, menyajikan berbagai hidangan lezat yang dapat dinikmati oleh pengunjung sambil menikmati suasana festival.
Dengan berbagai atraksi dan tradisi yang kaya, Festival Gion Matsuri menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi siapa pun yang mengunjunginya.
Dari keindahan seni dan budaya hingga kegembiraan dan keceriaan, festival ini memiliki segalanya untuk semua orang yang mencintai tradisi Jepang dan ingin merasakan atmosfir yang penuh semangat dari perayaan budaya yang berusia berabad-abad ini.
[ Baca Juga: Gagal Lihat Sakura, Ketemu Yatai, Warung Kaki Lima Di Jepang ]
Cara Pergi Menuju Lokasi Festival Gion Matsuri
Festival Gion Matsuri diadakan di pusat kota Kyoto dan dapat diakses dengan mudah menggunakan berbagai sarana transportasi seperti kereta api bawah tanah, bus, taksi, atau berjalan kaki.
Lokasi utama festival ini berada di sekitar jalan Shijo, Kawaramachi, dan Oike.
Peta Digital Untuk Panduan Selama Berkunjung Ke Festival Gion Matsuri Di 2024
Lihat Peta Digital: ( Saki Matsuri, Ato Matsuri )
Saki Matsuri
Ato Matsuri
Sekilas Fakta Menarik Terkait Festival Ini
- Gion Matsuri diselenggarakan selama satu bulan pada bulan Juli.
- Prosesi utama terjadi pada 17 Juli (Saki Matsuri Junko) dan 24 Juli (Ato Matsuri Junko).
- Wahana pawai terbesar dalam parade ini dikenal sebagai yamaboko dan memiliki berat 12 ton.
- Pesta jalan malam hari Yoiyama berlangsung selama tiga hari sebelum prosesi.
- Selama Byobu Matsuri, pusaka keluarga dipamerkan untuk umum.
[ Baca Juga: Nishiki Market, Pusat Kuliner Jepang Di Kota Kyoto! ]
Aneka Tradisi Yang Bisa Kamu Temukan Pada Festival Gion Matsuri di Kyoto
Dengan tradisi seperti Chimaki dan Tari Sagimai, Festival Gion Matsuri tidak hanya menjadi perayaan yang meriah tetapi juga merupakan kesempatan untuk merayakan warisan budaya dan spiritual yang kaya dari Jepang.
Chimaki: Kue Pembawa Keberuntungan
Chimaki adalah kue tradisional Jepang yang terbuat dari tepung beras ketan yang dibungkus dengan daun bambu.
Kue ini memiliki makna khusus sebagai penolak bala dan pembawa keberuntungan, dan sering dijual di sekitar lokasi Yama selama perayaan Gion Matsuri.
Asal Usul Chimaki
Konon, kisah di balik Chimaki bermula dari legenda tentang dewa kuil Yasaka, Susano Onomikoto.
Menurut cerita, dewa Susano sedang melakukan perjalanan dan mencari tempat untuk bermalam.
Dia tiba-tiba disambut dengan hangat oleh seorang miskin bernama Sominshōrai, yang memberinya tempat untuk tinggal.
Sebagai tanda terima kasih, dewa Susano berjanji memberikan kekebalan terhadap penyakit menular untuk keturunan Sominshōrai.
Dia juga memberikan Chinowa, sebuah lingkaran dari anyaman daun bambu, yang digantungkan di pinggang Sominshōrai sebagai tanda kekebalan.
Chimaki diyakini memiliki hubungan dengan Chinowa ini, karena keduanya dibungkus dengan daun bambu.
Makna dan Penggunaan Chimaki
Chimaki dianggap sebagai simbol keberuntungan dan perlindungan dari bencana.
Kue ini sering digantung di pintu masuk rumah sebagai bentuk perlindungan dan keberuntungan bagi penghuninya.
Selama Gion Matsuri, kue ini juga menjadi bagian penting dari tradisi, tidak hanya sebagai makanan lezat tetapi juga sebagai lambang harapan akan keberuntungan dan kesejahteraan.
Tari Sagimai: Persembahan yang Memikat
Tari Sagimai, atau tarian burung Kuntul, adalah salah satu persembahan yang memukau di kuil Yasaka selama perayaan Gion Matsuri.
Tarian ini dilakukan oleh dua penari yang mengenakan pakaian putih bersayap dari kain sutra, masing-masing memerankan burung Kuntul jantan dan betina.
Penyelenggaraan tari Sagimai didukung oleh pengikut kuil Yasaka dan menjadi salah satu momen yang paling dinanti-nantikan dalam festival ini.
Asal Usul Tari Sagimai
Tari Sagimai memiliki sejarah panjang yang melibatkan unsur mitologis dan kebudayaan.
Dulunya, tarian ini dilakukan di sekitar Hoko bernama Kasasagihoko, yang sekarang sudah tidak ada lagi, sekitar 600 tahun yang lalu.
Namun, pada pertengahan zaman Edo, tarian ini menghilang dari Gion Matsuri dan hanya dilestarikan di kota Tsuwano, Prefektur Shimane.
Baru pada tahun 1956 hingga 2005, tari Sagimai dihidupkan kembali dalam Gion Matsuri dengan mengadopsi versi tarian Sagimai yang ada di Prefektur Shimane.
Makna dan Signifikansi Tari Sagimai
Tari Sagimai tidak hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga memiliki makna spiritual dan keagamaan yang dalam.
Tarian ini dianggap sebagai persembahan kepada para dewa, yang dilakukan dengan penuh pengabdian dan rasa syukur.
Dengan gerakan yang indah dan bersemangat, penari Sagimai menciptakan suasana yang magis dan memikat bagi para penonton, menjadikannya sebagai salah satu aspek yang paling mengesankan dari Festival Gion Matsuri.
Pengalaman Menarik Yang Harus Kamu Coba di Festival Gion Matsuri
Saat mengunjungi Festival Gion Matsuri, pengunjung dapat menyaksikan wahana parade raksasa dengan tenang, menikmati suasana bersama penduduk setempat yang mengenakan yukata, dan menikmati berbagai makanan lezat di kedai makanan jalanan.
Ini adalah kesempatan sempurna untuk merasakan kegembiraan dan keunikan budaya Jepang yang kaya dan berwarna-warni.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk merayakan Festival Gion Matsuri jika Anda berada di Kyoto pada bulan Juli!
Untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa kunjungi situs resminya di sini ya.