Jalan – Jalan dadakan ke Palawan! Percaya atau enggak, ini adalah kali pertama saya jalan – jalan tanpa tahu dimana letak destinasi yang akan saya tuju. Padahal sebelumnya saya selalu melakukan sedikit riset ketika akan jalan – jalan.
Minimal tahu lokasinya dari peta, entah untuk destinasi dalam negeri atau destinasi yang ada di luar negeri. Memang kali ini saya sengaja, ingin sesekali merasakan datang ke sebuah destinasi tanpa harapan apa – apa. Siapa tahu jadi lebih seru jalan – jalannya :D
O iya, sebelum saya cerita lebih lanjut pada tahu enggak dengan yang namanya Palawan? Kira – kira lokasinya ada dimana? Well, untuk nama Palawan sendiri sudah tidak begitu asing di telinga saya.
Karena saya telah membaca sebuah buku yang menceritakan tentang Palawan. Dan, saya tidak pernah tahu kalau ternyata saya akan mengunjungi Palawan yang hanya pernah saya baca secara tidak sengaja di buku itu.
Palawan secara geografis berada di utara Sabah, Malaysia dan di bagian barat Laut Sulu. Iya, Palawan adalah salah satu kepulauan sekaligus provinsi yang ada di Negara Filipina, ibu kotanya sendiri adalah Puerto Princessa.
Sudah terbayang kan lokasi Palawan ini ada dimana? Kalau belum, buka google maps sekarang juga.
[wpgmza id=”3″]
Palawan Is Philippine’s Last Frontier
Dari atas pesawat cebu pasific, sangat terlihat kalau Palawan ini dipenuhi dengan hutan lebat. Jadi tidak salah kalau palawan dijuluki dengan pertahanan ekologi terakhir Filipina.
Hal itu nantinya dikuatkan dengan semua yang saya lihat ketika jalan – jalan selama dua hari di Puerto Princessa. Ya, Palawan dapat dicapai dengan mudah menggunakan Cebu Pasific Airlines Dari Jakarta.
Totalnya saya memerlukan sekitar 5 jam penerbangan dengan menggunakan penerbangan langsung malam harinya ke Filipina. Tentu saja saya memilih Cebu Pacific karena menawarkan kenyamanan akan konektivitas penerbangan selanjutnya di NAIA.
Setidaknya proses transfer penerbangan berikutnya ke Puerto Princessa jam 8.00 pagi dilakukan tanpa masalah, meski saya sampai di NAIA sekitar jam 5.30 AM waktu Manila. Bantuan ground staff mereka yang ramah sangat membantu sekali! :)

Alam begitu diperhatikan di Palawan, mulai dengan adanya anti litering law yang bisa membuat saya masuk penjara selama dua bulan jika membuang sampah sembarangan.
Main Ke Penangkaran Buaya Di Palawan
Coba anti litering law di Palawan ditegakkan di Jakarta, pasti penjara akan penuh dalam hitungan jam. Disini saya juga mengunjungi sebuah penangkaran buaya yang di dalamnya banyak buaya darat “gemuk” bin nggemesin.

Sayang saya nggak bisa pegang si buaya, karena dia pasti melihat saya sebagai santapan lezatnya.
Oke, lupakan saya masih mau hidup tenang :)

Pintu masuk utama Palawan adalah Bandara Puerto Princessa, yang bisa dijangkau kurang lebih dengan 1 jam penerbangan dari bandara NAIA di Manila. Sedangkan dari Jakarta akan lebih mudah jika menggunakan connecting flight Cebu Pasific untuk menuju Puerto Princessa.
Dengan penerbangan langsung malam hari, kemudian lanjut pada penerbangan pagi, Palawan menjadi terasa begitu dekat dari Jakarta. Paling tidak waktu akan lebih efektif dengan Cebu Pasifik, karena tidak perlu repot transit disana – sini.
Jalan Jalan Ke Penjara! Eh Gimana?
Selain buaya darat yang ngegemesin, masih ada juga beberapa destinasi yang menyenangkan untuk didatangi di Palawan. Sebut saja destinasi paling unik di Palawan, yaitu Iwahig Prison and Penal Farm yang berada tidak jauh dari pusat kota.

Kenapa saya bilang unik? Karena ini adalah penjara tanpa pagar sama sekali. Cuma ada gerbang masuk yang dijaga, dan banyak tahanan yang bebas berkeliaran di dalam lokasi penjara. Hasilnya, masuk ke bagian dalam sama sekali tidak terasa di dalam penjara.
Sebagai area dengan banyak pulau kecil disekitarnya, Palawan Juga memiliki Pulau Pandan yang berada tidak jauh dari pulau utama. Disini saya bisa menikmati kerang rebus sambil bersantai di pulau.
Sayang saya sampai di Pulau Pandan ketika sedang hujan lebat, jadi saya hanya punya sedikit kesempatan untuk menikmati seluruh pulau secara mendetail.

Pun begitu, saya senang sudah mengunjungi destinasi andalan Puerto Princessa. Eh, apa dong destinasi andalan dari kota kecil Puerto Princessa ini? Itu sungai bawah tanah yang merupakan salah satu New7Wonders of Nature.
Enggak salah memang, sungai bawah tanah yang lebih dikenal dengan Puerto Princesa Subterranean River National Park ini memang unik nan menarik.
Saya hanya berkesempatan menjelajah sekitar 1,5 km panjang sungai, dari totalnya yang bisa dijelajahi dengan perahu adalah sekitar 4,3 Km. Namun bentuk stalagtit dan stalagmit yang berubah – ubah, shutter kamera saya yang tidak pernah diam.
Demi mengabadikan bagian dalam sungai memaksa saya mengamini bahwa tempat ini layak mendapat titel di New7Wonders of Nature.
Karena itu saya berani memastikan, kunjungan kedua saya di Puerto Princesa Subterranean River National Park nanti pasti akan menjelajah keseluruhan 4,3 Km yang konon katanya memerlukan ijin yang lebih mahal itu.
Ada yang mau ikutan Ke Puerto Princessa? Coba deh berburu promo Cebu Pasifik di bawah ini =)

***
Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.
Mirip penangkaran buaya di Medan ya, tapi yang ini keknya jauh lebih bersih. Hahah.. :D
Suka foto udaranya
itu masih satu foto, nanti akan ada tulisan tersendiri yang isinya foto udara filipina ^^ mampir lagi yah nanti.
Huaaa Puerto Princessa-nya bikin mupeng! Salut dengan Philliphines yang mampu bikin penjara di sebuah pulau bisa dikunjungi oleh wisatawan, nggak kayak Nusa Kambangan di Cilacap yang tertutup rapat untuk umum :-)
hahaa, iya hebat tuh. Ada ada aja di iwahig, penjara malah jadi destinasi wisata ==”
kalo denger tentang Palawan, langsung terpikirkan El Nido :)
gue malah belom sempet ke El Nido XD