Yang namanya naik perahu kecil di laut itu selalu ada tantangannya, atau boleh dibilang naik perahu kecil lebih menegangkan daripada naik roller coaster.
Gak percaya? Silahkan coba seperti yang saya alami ketika menyeberang dari sebuah pulau di Makassar ini.
Daftar Isi
Pernah Naik Perahu Kecil?
Dari dulu saya selalu tertarik untuk mencoba semua moda transportasi yang belum pernah saya naiki, termasuk perahu dengan ukuran kecil.
Pertama kali saya naik perahu adalah ketika masih kecil, berlibur ke Bali bersama orang tua.
Meskipun bukan perahu kecil yang penuh dengan tantangan adrenaline, menaiki sebuah kapal ferry menyeberangi selat Bali ternyata juga bisa membuat saya gak bisa diam menyusuri setiap detil sudutnya.
Hanya saja, untuk situasi yang benar – benar memompa adrenalin, tidak ada jalan lain kecuali mencoba naik perahu kecil.
[ Baca Juga : Pulau Samalona, Itulah Nama Pulau “Cantik” Itu ]
Perahu Kecil Di Indonesia Memiliki Banyak Nama
Perahu berukuran kecil di Indonesia mempunyai banyak sebutan nama, ada yang menyebut Jukung kalau di Bali, dab Lepa – Lepa di Makassar.
Sebagian besar perahu tadi adalah milik nelayan untuk mencari ikan.

Baru pada umur 20-an saya merasakan bagaimana serunya naik perahu kecil, yang ternyata berbeda jauh dari ingatan masa kecil saya ketika naik kapal ferry.
Kalau boleh saya bilang naik perahu kecil adalah cara yang bagus untuk memompa adrenalin.
Pertama kalinya saya naik perahu kecil memang tidak menyeberangi selat atau samudera, hanya memutari sebuah teluk kecil di Pantai Karanggongso, sebuah pantai yang berada di Trenggalek.
Waktu itu saya sedang dalam rangka kemping di pantai bersama teman – teman kuliah, dan kebetulan ditawari seorang nelayan untuk mencoba naik perahu mengelilingi teluk.

Harusnya perjalanan memutari teluk itu menyenangkan, tapi kami naik perahu di musim yang salah.
Waktu itu masih musim hujan, otomatis mood cuaca bisa berubah sewaktu waktu.
Dan benar saja, baru sebentar perahu nelayan yang kami sewa menuju tengah laut, cuaca yang memang sedang mendung berubah drastis!
Hujan disertai angin kencang turun, perahu yang saya tumpangi pun mulai melompat – lompat menerjang gelombang yang berubah menjadi sedikit liar.
Teman – teman saya mulai teriak, entah histeris atau menikmati, tapi saya cuma bepikir “semoga saya kuat berenang sampai pantai”.
Meskipun pada akhirnya kami selamat mendarat di pantai, whew!
[ Baca Juga : Bergembira Di Pulau Untung Jawa ]
Naik Perahu Kecil, Menyeberangi Selat Makassar
Kali kedua saya naik perahu kecil adalah ketika saya liburan ala backpacker ke Makassar untuk mengunjungi sebuah pulau kecil di selat Makassar, pulau Samalona namanya.
“Sebenarnya perairan untuk menuju Pulau Samalona tergolong tenang kata nelayan yang kapalnya saya sewa”, tapi lain ceritanya kalau musim hujan plus angin seperti ini.

Lagi – lagi saya melakukan perjalanan mengarungi laut di musim yang salah.
Saya tidak tahu kalau Makassar sedang memasuki puncak musim hujan.
Meskipun ketika berangkat menuju pulau Samalona kondisi perairan selat Makassar cukup tenang, tetapi tidak ketika saya kembali menuju Makassar.
Ehem.., gelombang perairan selat Makassar sedikit bergejolak, akibat hujan yang turun beserta angin, mungkin ketinggiannya sekitar 0.5 meter – 1 meter.
Dan kali ini ternyata menjadi pengalaman naik perahu paling menegangkan buat saya, ditambah lagi tidak ada pelampung di perahu.
Jadi kalau tiba – tiba perahu terbalik atau pecah karena gelombang laut, saya tidak yakin kuat berenang ke tepi atau tidak!

[ Baca Juga : Berakhir Indah Di WAKATOBI! ]
Pernah Juga Naik Perahu Kecil ke Gili Trawangan Di Lombok
Terakhir kali saya naik perahu kecil adalah beberapa bulan lalu ketika menyeberang ke Gili Trawangan, salah satu dari 3 Gili yang berada di utara Lombok.
Tiketnya sih cuman IDR 10. 000 tapi sensasinya lebih dari sekedar memompa adrenaline! Roller coaster sekalipun kalah!
Tidak seseram ketika menyebrangi selat Makassar, karena ada pelampung di perahu.
Tetapi sensasinya melebihi ketika naik roller coaster!
Hmm, mau mencoba sensasi adrenaline pump yang hanya sepuluh ribu rupiah sekali jalan ini?
Kategori perahu kecil yang paling mewah adalah Fast Boat, biasanya tidak dimiliki oleh nelayan, tetapi perusahaan yang memang melayani penyeberangan jarak dekat antar pulau.
Perahu kecil yang masuk kategori Fast Boat sering ditemui di Bali dan Lombok. Mereka melayani jalur penyeberangan dari pulau utama ke pulau – pulau Kecil di sekitarnya.
Nah kalau yang namanya Fast Boat itu, meski tergolong perahu kecil tapi bisa dibilang perahu kecil kelas eksekutif.

Perahu kecil punya nelayan, paling – paling kecepatannya sekitar 10-15 Km/Jam, nah kalau Fast Boat bisa 3 kali lipatnya.
Enaknya lagi kalau naik Fast Boat dapet air mineral, seperti kemarin ketika saya nyeberang dari Nusa Lembongan Ke Bali.
Tingkat keamanan dan kenyamanan dari Fast Boat juga berbeda.
Jika biasanya saya selalu deg – deg-an ketika melewati area laut yang ber-arus kencang, hal itu tidak terjadi ketika naik yang namanya Fast Boat.
Malah serasa di film – film, menjadi tokoh utama yang sedang kejar – kejaran antar perahu.
Dan lagi di Fast Boat tersedia satu pelampung untuk satu orang di bawah kursi.
Jujur saja, saya lebih memilih naik Fast Boat kalau sering – sering dapat harga promo seperti ketika berlibur ke Nusa Lembongan.

[ Baca Juga : Mengenal Phinisi Dari Bulukumba ]
Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.
ini naik perahu nelayan ya gan? terus rutenya bali- pulau samalona?
walahhh! bukann, mana berani hehe, ini macem macem kk ada yang di bali pas ke lembongan, ada yang di lombok pas ke gili trawangan, yang pulau samalona ya di makassar :)
pertama naik perahu kayu kecil pas di phi2, 3 thn lalu, super deg2an pdhl udah make pelampung. hahaha!
dan pas ke kiluan naik jukung yg super kecil ngejar lumba2 jg terasa wow … sayang nggak dpt lumba2nya ;p
wkwkw seru ya mas fahmi kayaknya pantas dicoba nih hehe
cobain dah, tapi rada serem kalau lagi badai. ahaha~
wah bener berarti y mas kata al quran… mantap ms fahmi dah ngerasain hal itu dihati mantap moga makin iman mas
heheh wah bakal makin iman tar mas hehe
Kalau cuaca terang naik perahu klotok seperti ini mengasyikan, tetapi ketika cuaca mulai mendung dan turun hujan maka perjalanan sisanya bagaikan uji nyali.. #itu yang saya rasakan waktu ke belitong dan banyuwangi
Haha, selalu sebel kalau lagi naik perahu kecil, pas lagi badai. sereeeeem! XD
Coba deh mas ke daerah kita tungkal jambi dmn transportasinya melalui air smua..di tunggu ya…
wah, jadi pengen cobain :D
Pengalaman menarik…?
wah teryata perahu toh disana namanya