Tari Caci, Tarian Para Ksatria Dari Manggarai!

Pernahkah kamu menyaksikan pertunjukan Tari Caci, tarian para ksatria dari Manggarai ini!?

Flores selama ini memang dikenal dengan daya tarik alamnya yang indah.

Lansekapnya yang memukau, cerita si naga Komodo yang selalu membuat siapapun ingin berkunjung kemari.

Namun, Flores sebenarnya nggak cuma itu kok. Ada banyak banget yang bisa dilihat disini, nggak cuma alamnya saja yang menarik, tetapi juga budayanya yang begitu unik.

Tari Caci, Tarian Tradisional Dari Flores Yang Unik!

Salah satunya adalah tari tradisional dari Manggarai yang begitu fenomenal, namanya adalah caci.

Namanya memang unik, karena kata caci sendiri berasal dari kata ca dan ci.

Dimana ca berarti satu dan ci berarti uji.

Jadi, sebenarnya caci bukan tari biasa, tetapi tarian yang bermakna ujian satu lawan satu dengan makna yang sangat kuat.

Penyambutan sebelum tari caci dimulai
Penyambutan sebelum tari caci dimulai

Beruntung saya bisa menyaksikan tari tradisional yang keren dari Flores ini dua kali berturut-turut.

Dan, saya pun juga nggak pernah bosan melihatnya. Soalnya memang tari Caci ini memang unik dan menarik.

Saya menyaksikan tari ini di desa Liang Ndara, sebuah desa adat yang hanya berjarak 45 menit berkendara dari Labuan Bajo.

 

Tari Caci, Tari Tradisional Indonesia Dari Flores [ Caci Dance Flores ]

 

Disambut Dengan Tarian dan Minuman Sopi

O iya, uniknya sebelum tari Caci di mulai, saya disambut dengan tata cara adat setempat.

Dalam penyambutan itu nanti juga akan dijamu dengan minuman sopi.

Sopi ini adalah minuman yang diproses secara tradisional, disadap dari pohon enau.

Sopi ini sebenarnya berasal dari istilah bahasa Belanda, Zoopje, yang berarti alkohol cair.

Sebotol sopi menyambut kami
Sebotol sopi menyambut kami

(Baca Juga : Pulau Padar Memang Cetarr!)

Iyak, benar! Minuman untuk menyambut tadi mengandung alkohol.

Namun, karena penasaran saya mencobanya sedikit saja. Rasanya benar-benar keras dan menyengat!

Terasa banget kalau kandungan alkoholnya cukup tinggi. Setelah acara penyambutan selesai tari Caci pun baru dimulai.

Para Penari Sudah Siap, Seperti Mau Berperang

Disini sudah ada lima orang penari caci, lengkap dengan pakaian ala ksatria seperti topeng, cambuk dan tameng sudah bersiap-siap disini.

Hampir semua perlengkapan yang mereka pakai terbuat dari kulit hewan.

Dari kejauhan tubuh mereka juga tampak terlihat begitu kekar. Sehingga dapat dibayangkan kuatnya cambukan yang akan mereka lakukan nanti.

Topeng atau hiasan kepala (panggal) berlapis kain berwarna-warni, terbuat kulit kerbau kering yang keras.

Hiasan kepala yang berbentuk seperti tanduk kerbau ini dipakai tidak cuma sebagai hiasan, tetapi juga berfungsi untuk melindungi wajah dari pecutan.

Mereka tampak bersemangat ketika akan melakukan tarian
Mereka tampak bersemangat ketika akan melakukan tarian

Meskipun ada beberapa penari disini, Caci akan dimainkan dua orang laki-laki, satu lawan satu.

Jadi mereka akan menari dan saling memukul secara bergantian.

Para pemain dibagi menjadi dua kelompok yang secara bergantian bertukar posisi sebagai kelompok penyerang dan kelompok bertahan.

Disebutkan kalau seorang penari bak ksatria yang bersenjatakan cambuk (pecut) tadi bertindak sebagai penyerang.

Dimana seorang lainnya akan bertahan dengan menggunakan perisai (tameng).

Jadi singkatnya akan ada seseorang yang berperan sebagai pemukul terlebih dahulu dan akan disebut sebagai paki.

Dia akan berusaha memecut lawan dengan pecut (larik) yang dipegangnya, terbuat dari kulit kerbau atau sapi yang sudah dikeringkan.

Pegangan pecut sendiri juga dibuat dari lilitan kulit kerbau.

Di ujung pecut dipasang kulit kerbau tipis dan sudah kering dan keras yang disebut lempa atau lidi enau yang masih hijau (pori).

Berbagai Perlengkapan dan Aturan Dalam Tari Caci

Para penari caci sedang bersiap-siap menari
Para penari caci sedang bersiap-siap menari

(Baca Juga : Tari Kecak, Tarian Sakral Di Atas Bara Api)

Seorang lagi akan berperan sebagai penangkis yang kemudian disebut ta’ang.

Dia akan berusaha menangkis lecutan pecut lawan dengan perisai yang disebut nggiling dan busur dari bambu berjalin rotan yang disebut agang atau tereng.

Perisai yang berbentuk bundar adi juga terbuat dari kulit kerbau yang sudah dikeringkan.

Perisai dipegang dengan sebelah tangan, sementara sebelah tangan lainnya memegang busur penangkis.

Meski terlihat sebagai pertarungan, disebutkan kalau Tari Caci ini biasa dimainkan saat syukuran musim panen (hang woja) dan juga ritual tahun baru (penti), atau upacara pembukaan lahan dan upacara adat besar lainnya.

Kadang tari ini juga bisa dipentaskan untuk menyambut tamu penting.

Aturan tari caci ini cukup sederhana. Seluruh kulit tubuh penari caci adalah sah sebagai sasaran cambukan dan lecutan pecut.

Kecuali, bagian tubuh dari pinggang ke bawah yang ditandai sehelai kain yang menjuntai dari sabuk pinggang.

Kulit bagian dada, punggung, dan lengan yang terbuka adalah sasaran cambuk yang valid.

Menari Sambil Menyanyi Plus Minum Sopi

Seluruh wajah dan mata ditutup untuk melindungi dari pecutan
Seluruh wajah dan mata ditutup untuk melindungi dari pecutan

Berbeda dengan penari tarian lain, terlihat kalau para penari caci tidak hanya menari saja.

Namun mereka juga melecutkan cambuk ke lawan sembari berpantun dan bernyanyi.

Ini juga yang membuat tari ini makin menarik.

Saya sebagai penonton bahkan kadang merasa sekaligus ikut menari didalamnya.

Apalagi tarian ini berlangsung sambil diiringi bunyi pukulan gendang dan gong, serta nyanyian yang apik nan merdu.

Jadi jangan heran kalau tiba-tiba tubuh nanti merasa ikut menari-nari sendiri ketika menonton.

Selain itu, disela-sela tarian, mungkin juga akan ada beberapa penari yang akan minum tuak.

Adegan demi adegan ini yang ditunggu
Adegan demi adegan ini yang ditunggu

Minuman ini dipercaya mereka akan dapat menggandakan kekuatan para pemain dan juga penonton.

Eh gimana ceritanya kalau penonton nggak ikutan minum ya?

Yang jelas, meski nggak pake minum tuak, menonton caci ini yang pasti akan ikut bersemangat. Apalagi ketika ada pecutan yang mengenai tubuh.

Memang Caci ini juga dianggap sebagai pembuktian kekuatan seorang laki-laki Manggarai.

Apalagi luka-luka akibat cambukan ketika menari tadi dikagumi sebagai lambang maskulinitas. Keren kan?

Jadi, kalau kalian mau dianggap sebagai pria maskulin, mungkin bisa mencoba ikut tari caci di manggarai ini deh? Gimana?

Saya berfoto bersama para penari caci
Saya berfoto bersama para penari caci

Tari Caci: Tradisi Keberanian dan Persaudaraan dari Nusa Tenggara Timur (NTT)

Tari Caci adalah salah satu tarian tradisional asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi bukti kekayaan budaya Indonesia.

Tari ini merupakan perpaduan antara seni bela diri dan tarian yang menguji ketangkasan para pemuda setempat.

Asal Usul Nama Caci

Nama Caci berasal dari dua kata, “ca” yang berarti satu dan “ci” yang berarti uji. Jadi, Caci bisa diartikan sebagai ujian satu lawan satu untuk membuktikan siapa yang benar dan siapa yang salah.

Tarian ini menjadi ajang bagi para pemuda untuk mengasah keberanian, sportivitas, dan mengendalikan emosi.

Baru datang sudah di sambut dengan baik
Baru datang sudah di sambut dengan baik
Ibu-ibu pemukul gong yang akan mengiringi tari caci
Ibu-ibu pemukul gong yang akan mengiringi tari caci

Pertunjukan Tari Caci

Pertunjukan tari Caci diawali dengan tarian Danding atau Tandak Manggarai.

Sebelum bertarung, setiap pemain melakukan gerakan pemanasan otot. Mereka menari sambil menyanyikan lagu daerah sebagai tantangan kepada lawan.

Ksatria tangguh yang bersiap untuk bertahan
Ksatria tangguh yang bersiap untuk bertahan
Para Ksatria, penari caci dari manggarai
Para Ksatria, penari caci dari manggarai

Dalam pertunjukan, delapan pemuda dari setiap kelompok saling beradu menggunakan pecut dan tameng.

Mereka mengenakan destar atau ikat kepala dan sarung songket sambil menari dengan lagu daerah yang dinyanyikan dengan lantang.

Pemain yang menyerang menghentakkan pecutnya ke tubuh lawan, sedangkan lawan menahan sabetan pecut dengan perisai.

Meskipun pemain berisiko mendapatkan bekas sabetan, tidak ada dendam di antara mereka.

Di tengah-tengah pertunjukan, para tetua adat menari (danding) dan bernyanyi (mbata) dengan penuh suka cita sambil membentuk lingkaran.

Para pemain tari caci ini terlihat begitu menjiwai
Para pemain tari caci ini terlihat begitu menjiwai

Aturan Tari Caci

Pemain Caci hanya boleh memukul tubuh lawan dari bagian pinggang ke atas.

Bagian pinggang ke bawah yang ditandai dengan sehelai kain menjuntai tidak boleh dipukul.

Seluruh kulit tubuh pemain, termasuk mata, menjadi sasaran cambuk lawan.

Pemain dinyatakan kalah jika pecut yang dipasangi kulit kerbau tipis di ujungnya mengenai badan, terutama bagian mata.

Satu pecutan berhasil ditangkis dengan baik oleh para pemain yang bertahan
Satu pecutan berhasil ditangkis dengan baik oleh para pemain yang bertahan
Seorang bertindak sebagai penyerang, seorang lagi akan bertindak sebagai bertahan
Seorang bertindak sebagai penyerang, seorang lagi akan bertindak sebagai bertahan

Permainan adu ketangkasan ini bersifat sportif dan tidak ada dendam di luar arena. Luka yang didapat dianggap sebagai lambang keperkasaan dan kejantanan pemain Caci.

Tidak ada pemenang atau pecundang dalam permainan Caci.

Setelah bermain, mereka tidak merasa dendam dan justru meningkatkan rasa persatuan, persaudaraan, dan persahabatan.

Permainan Caci biasanya digelar dalam upacara adat dan acara khusus, seperti pernikahan, syukuran, dan perayaan kemerdekaan.

Fungsi Tari Caci

Tameng yang mereka bawa ini terbuat dari kulit hewan yang dikeringkan, seperti kulit sapi atau kerbau
Tameng yang mereka bawa ini terbuat dari kulit hewan yang dikeringkan, seperti kulit sapi atau kerbau
Tari caci adalah tarian yang wajib kalian lihat ketika main ke Flores
Tari caci adalah tarian yang wajib kalian lihat ketika main ke Flores

Tari Caci memiliki beberapa fungsi dalam kehidupan masyarakat Manggarai NTT:

Fungsi Ritual

Tari Caci sebagai ungkapan atau simbol komunikasi kepada Yang Maha Kuasa.

Terlihat dari pembacaan doa atau mantra dan berbagai macam sesaji yang disediakan demi keselamatan pemain dan penonton saat acara Caci berlangsung.

Tarian yang keren, karena terlihat seperti sedang bertarung
Tarian yang keren, karena terlihat seperti sedang bertarung

Fungsi Sosial

Tari Caci muncul karena adanya interaksi sosial yang baik antar anggota masyarakat, sehingga menumbuhkan ikatan yang kuat.

Kontak sosial dalam menggelar permainan Caci terlihat saat masak bersama hingga persiapan penyelenggaraan acara.

Tari Caci, Tarian Para Ksatria Dari Manggarai!
Tari Caci, Tarian Para Ksatria Dari Manggarai!

Fungsi Estetika

Tari Caci menampilkan keindahan seni melalui cara berpakaian, lagu atau musik yang dimainkan, serta keindahan berbahasa para pemainnya.

Kain sarung, kain destar yang dililit di sekeliling wajah untul melindungi wajah dan mata dari cambukan
Kain sarung, kain destar yang dililit di sekeliling wajah untul melindungi wajah dan mata dari cambukan

Kelengkapan Kostum Tari Caci

Beberapa kelengkapan kostum yang digunakan dalam tarian Caci meliputi:

Panggal

Terletak pada bagian kepala, terbuat dari kulit kerbau yang dilapisi kain adat Manggarai dan dihiasi ornament renda.

Berbentuk persegi empat dengan bagian atas berbentuk tanduk kerbau yang berhiaskan bulu ekor kambing.

Nggorong atau giring-giring

Terbuat dari logam yang diikatkan pada pinggang pemain.

Fungsi nggorong adalah menambah kegagahan pemain, karena suaranya yang berbunyi saat pemain bergerak.

Pada tari caci mereka melompat kecil sambil menari dan melantunkan nyanyian
Pada tari caci mereka melompat kecil sambil menari dan melantunkan nyanyian

Lipa Songke atau kain songke

Lipa adalah kain sarung berwarna hitam yang bersulam khas Manggarai.

Sulaman lipa songke menggunakan benang yang disisipkan di tengah kain tenunan. Dalam tari Caci, lipa songke dipakai hanya sebatas lutut.

Tubi Rapa

Perhiasan manik-manik yang digunakan pada wajah bersamaan dengan Destar, pakaian adat laki-laki yang hampir mirip dengan sapu, dipakai dengan cara dililitkan pada kepala dan berfungsi sebagai pelindung wajah.

Bersiap melecutkan pecutan ke pemain yang bertahan
Bersiap melecutkan pecutan ke pemain yang bertahan

Selendang

Diikatkan di pinggang, terbuat dari kain tenunan khas Manggarai.

Ndeki

Aksesoris yang terbuat dari bulu ekor kambing, berfungsi sebagai pelindung punggung dan melambangkan kejantanan.

Di penghujung tarian, kedua pihak menari bersama
Di penghujung tarian, kedua pihak menari bersama

Dengan demikian, Tari Caci merupakan tradisi yang kaya akan nilai-nilai budaya, persaudaraan, dan keberanian dari Nusa Tenggara Timur.

Tarian ini patut dijaga dan dilestarikan agar tetap lestari bagi generasi mendatang.

Catatan :
Jika kalian ingin melihat pertunjukan caci, kalian bisa menghubungi Sanggar Riang Tana Tiwa Liang Ndara.
Kristoforus Nison : 62-852-3950-3379
Stef Hasima : 62-821-4563-3638

Perjalanan ini disponsori penuh oleh Kementerian Pariwisata Indonesia (indonesia.travel). Kalian bisa melihat foto-foto perjalanan ini di akun social media seperti Twitter @catperku dan Instagram @catperku dengan hashtag #PesonaIndonesia #SaptaNusantara #INATopBucketList


Rijal Fahmi Mohamadi

Rijal Fahmi Mohamadi

Fahmi adalah seorang Digital Marketer, Travel Enthusiast, Geek Travel Blogger dari Indonesia penulis catperku.com, Penulis Buku perjalanan Traveling The Traveler Notes Bali The Island Of Beauty dan The Traveler Notes Bersenang-Senang di Bali, Bertualang di Lombok. Pernah disebutkan, mentioned in Lonely Planet Indonesia 2019 as Best in Blogs. Mau menyapa saya? Kunjungi media sosial pribadi saya, atau hubungi lewat email [email protected] jika Anda ingin mengajak saya bekerja sama dan berkolaborasi.
https://catperku.com


Comments

  1. Eduardus Nansung says:

    Tulisan serta foto-fotonya cukup untuk menggambarkan bagaimana tarian caci itu dimainkan. Kalau boleh dikoreksi, makna kata caci di paragraf kedua perlu diperbaiki, karena tarian caci tidak untuk membuktikan siapa yang benar, siapa yang salah. terimakasih.

  2. Foto-fotonya keren banget, apalagi pas foto tariannya. kalo lihat aslinya pasti lebih keren ya.

  3. Turis boleh ikut nari gak sih? kalo boleh tambah seru tuh travelingnya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *