Nggak terasa sudah lebih dari seminggu saya berada di Sydney.
Meninggalkan segala kenyamanan di negeri sendiri seperti makan bakso di pedagang kaki lima, mie ayam favorit hingga gaji dua digit di Jakarta.
Itu semua saya lakukan karena saya penasaran gimana rasanya merantau di negeri orang, lebih jauh dari keluarga, bertahan hidup dengan kemampuan sendiri.
O iya, untuk yang belum tahu, sekarang ini saya dalam rangka traveling jangka panjang di Australia dengan working holiday visa.
Cara mendapatkannya bisa dibaca di kategori khusus “Working Holiday Visa” di travel blog ini. Nantinya, semua petualangan, informasi dan tips selama di Australia juga akan saya tulis di kategori itu.
Tepat pada tanggal 29 Desember 2015, saya mendarat di Sydney. Dari internet, katanya Sydney sedang musim panas!
Namun kenyataanya, musim panas di Sydney ternyata nggak bergerak dari 20-24 derajat. Itu berarti seperti sedang berada di dataran tinggi kalau di Indonesia.
Saya memang sengaja datang ke Sydney menjelang pergantian tahun.
Alasannya sudah jelas, karena suasana pergantian tahun di Sydney termasuk salah satu yang paling meriah di dunia.
Ternyata, ketika saya datang, pesta kembang api di sekitar Darling Harbour dan Sydney Opera House tahun ini adalah yang paling meriah.
Sebuah kebetulan, atau Sydney memang sengaja menyambut?
Entahlah, karena, meski saya datang kesini untuk traveling dengan Working Holiday Visa yang seharusnya lebih banyak porsi “Holiday”, saya malah merasa bersemangat untuk survival disini.
Baru seminggu berada di Sydney saya sudah memulai bekerja secara freelance sebagai “Tukang Kebun” dan “Tukang Bersih-Bersih Gudang”.
Capek sih, tapi seneng ketika lihat bayaran kerja selama beberapa jam yang cukup lumayan.
Pun, bayaran itu masih jauh dari cukup untuk bertahan hidup di Sydney.
“Loh kan cari kerjaan di Australia gampang? Bayaran juga gede?”.
Itu sih konon, kata orang, kalau membuktikan sendiri jatuhnya ya “Gampang-gampang susah, tergantung skill, keberuntungan dan… Tipe Visa”.
Disini, ada anak WHV yang baru seminggu udah dapet kerjaan tetap, ada juga yang sebulan masih serabutan.
Kerja di Australia itu perlu skill yang relevan, dan kadang perlu sertifikat khusus seperti misalnya RSA untuk pekerjaan di bidang hospitality.
Namun yang paling penting adalah pengalaman udah pernah bekerja casual di negara asalnya.
Kadang, skill yang terlihat sepele di Indonesia seperti bersih-bersih malah bisa dipakai untuk bertahan hidup disini.
Dari pengamatan saya, para pemegang visa WHV dari negara-negara eropa sudah terbiasa kerja casual seperti di restoran, hotel dan sebagainya.
Sementara saya, pemengang visa WHV dari Indonesia yang lebih sering bekerja dari balik layar komputer harus berjibaku agar bisa bersaing dengan mereka.
Untuk yang nggak banyak pengalaman kerja casual seperti saya, tentu harus lebih keras usahanya.
Tentunya sambil berdoa semoga keberuntungan menghampiri saya.
Selain itu, berdasarkan pengalaman saya selama ini, kesuksesan mendapatkan pekerjaan pertama akan memudahkan untuk mendapatkan pekerjaan selanjutnya.
Karena itu, doain ya semoga bisa dapet pekerjaan di bidang hospitality selama di Australia.
Memang saya pengen banyak belajar di bidang itu.
Siapa tahu nanti pas balik di Indonesia bisa buka warung sendiri :D
Sebenarnya saya juga apply beberapa pekerjaan yang membutuhkan skill khusus seperti programming.
Karena sebenarnya saya masih tetap seorang software engineer dengan skill .NET programming.
Namun lagi-lagi, kebanyakan maunya kerja long term, lebih dari 6 bulan, dimana pemegang Working Holiday Visa hanya diperbolehkan bekerja pada satu perusahaan selama 6 bulan berturut-turut saja.
Jadi, kalau ada yang bilang cari pekerjaan di Australia itu gampang banget, itu bisa berarti ada dua kemungkinan…
Pertama, Dia orang yang sangat beruntung atau dia belum pernah menginjakkan kaki di Australia.
Namun, untuk orang-orang yang mau bekerja keras dan mengejar banyak mimpi, Australia adalah tempat yang tepat untuk berjuang.
Nah, selain pekerjaan, mau ngomongin yang enak-enaknya nih di Sydney juga ya.
Pertama, saya iri banget dengan kemudahan sistem transportasi umum di Sydney.
Kemana-mana bisa naik kereta, ferry atau bus dengan gampang.
Sistemnya cashless, mirip kayak di Jakarta kalau naik commuter line atau transjakarta.
Asiknya, setelah menghabiskan batas maksimal atau beberapa kali traveling (8 kali), saya akan mendapatkan yang namanya travel reward, bisa gratis naik kereta, ferry dan juga bus.
Ditambah lagi, ketika hari minggu, pengeluaran maksimal ketika naik transportasi publik hanyalah AUD 2,5 saja bagi siapapun yang memegang opal card.
Setelah itu, gratis naik apapun, kemanapun asal masih masuk dalam moda transportasi publik di Sydney.
Gimana nggak iri coba? Jakarta kapan ya bisa kayak gini? Hehee!
Pun transportasi disini sangat bagus, tetapi masalah makanan, Indonesia tetap juara!! Nggak ada yang ngalahiin!
Memang, berkeliling dan bernavigasi di Sydney itu sangat mudah. Semua papan informasi sudah tersedia dengan sangat informatif.
Dan kalau bingung tinggal menggunakan google maps saja untuk mencari panduan arah dan alamat.
Didukung dengan kecepatan internet yang mumpuni, google map adalah penyelamat untuk mencari arah selama di Sydney.
Anyway, selalu ada hal positif dan negatif ketika berada di tempat yang baru.
Sekarang, saya masih berusaha untuk beradaptasi dan mendapatkan pekerjaan agar bisa bertahan hidup lebih lama di Australia.
Baru juga seminggu, saya nggak boleh cepat menyerah, karena Sydney sudah menyambut saya dengan meriah :D
Iya, Sydney menyambut dengan pertunjukan kembang api pergantian tahun baru 2015 yang super spektakuler!
Mantap mas Fahmi, keren. Semoga cepet dapat kerja yang lumayan.
Saya menikmati tulisan sampeyan. Ditunggu laporan berikutnya.
Siaap, terimakasih doanya mas :D ditunggu ya laporan selanjutnya~
Semoga semua dimudahkan mas
Amiin, terimakasih kang alee :)
Wah dapat Working Holiday Visa toh, mas. Jadi inget cerita mbak Mariza waktu di Jogja :-D
Selamat mas, semoga banyak kerjaan di sana; beberapa teman ada yang kerja di bar, bersiin mobil di bandara dll. :-D
Hahaa iya :D selama dua mingguan disini udah cobain kerja bersih-bersih kebon orang, bersihin rumah, bersihin gudang :D
Wah mantabh Mas. Semoga bisa segera dapet kerja di bidang hospitality ya Mas. Ada temen kantor saya yang pake WHV dan dia kerja di starbucks sana. Hihihi. Kereen Mas Fahmi mah. :)
Aih, enak banget bisa dapet di starbucks itu XD moga dapet yang lumayan juga nih~~ ahahah
Seru banget liatnya, meskipun rada horor di bagian berjibaku mencari pekerjaan. Keunggulan negara2 maju memang di sektor transportasi, yang bisa bikin iri banget. Apalagi bagi para pengguna commuter line di Jakarta. Sukses terus ya!
Tantangannya emang di bagian cari kerjaan. karena rata-rata yang dari indonesia itu kalah pengalaman sama yang dari eropa atau amerika. soalnya mereka sudah kebiasa kerja casual di negara asal mereka. tapi kalau masalah ketahanan banting tulang, orang indonesia nggak kalah :)
Tulisan yang sangat positif dan menurut saya nilai-nilai perjuangan dan adaptasi yang dirimu lakukan sebetulnya bisa digunakan di mana pun, Mas :hehe. Hidup di mana pun pasti ada tantangannya, pasti ada masalahnya. Harus pintar-pintarnya kita ya Mas bagaimana menyikapi dan mencari jalan keluar dari semua itu, tapi saya yakin Mas pasti bisa, semangat semangat!
Sydney memang sudah berkembang dan matang banget dibandingkan Jakarta ya Mas, jadi peer juga buat ibukota negara ini, banyak yang harus dibenahi. Mudah-mudahan di masa yang tak terlalu lama kota kita bisa jadi lebih baik lagi :hehe :amin.
Kalau mau merasakan perjuangan, harus coba merantau memang mas gara :D bener, dimanapun pasti ada tantangan, tinggal bagaimana kita menghadapinya! dan nggak boleh patah semangat! o iya, semoga ibu kota bisa mengejar jadi maju seperti sydney ya ^^ kan udah mau jadi itu MRT nya :D
Selamat menjajal Australia mas Fahmi! Sukses selalu :)
terimakasih ya dukungannya! ^^
Fighting, Kak Fahmi!
Hehehe..Membaca cerita dirimu tentang perjuangan dapat pekerjaan di Australia, benaran deh, kagum. Semoga dapat pekerajaan berikutnya dengan mudah. Amin
Amiin! jadi makin semangat nih! XD
Seru, Fahmi!
Tetap semangat ya. Saya bantu doa semoga segala sesuatunya lancar selama di sana.
Salam buat Putri.
Amiin, terimakasih ya doanya mbak katerina :D
Good luck, ya. Jangan sampe kerjaan ngganggu jalan-jalan. ;p
Ahaha, ngumpulin AUD dulu nih, jalan-jalan dibelakang aja~~
Selamat berjuang dan menikmati liburan panjang di Australia ya Mas. Ditunggu cerita-cerita selanjutnya.
Siip, jangan bosen main ke travel blog catperku ya ^^
Mas Fahmi, thank untuk blog nya.. sangat membantu, semoga terus share disini ya.. mas saya sedang menunggu wawancara SRPI, boleh di share mas apa saja pertanyaan2 yang ditanyakan ketika wawancara? Terima kasih :)
kalau wawancara SRPI, paling sekitar “mau ngapain di australia?”, “mau cari kerja apa disana?” gitu deh~ standard kok :)
wah akhirnya jadi juga ya mas, ngikutin postinganny amas fahmi pas mau rencana ambil visa ini, hehee
goodluck ya mas, ditunggu selalu, cerita2 nya!
Jadii, setelah nunggu hampir setahunan~ ahahah!
semangat mas Fahmi ^o^… putri istrimua gimana di sana? susah2 di negara org, asal berdua istri jd kurang susahnya kok ;)
Hehee, iya, bisa juga :D yang penting berdua nih ;3
Owalah, mas. Tak kira kamu di sana udah dapet kerjaan juga. Jadi kalau WHV-an itu harus cari kerja sendiri dan nggak ada jaminan ya. Harus survive!
Sama, mas. Aku juga pengen merasakan tinggal di negara orang. Yang sekarang kepikiran adalah cari kerjaan remote, kayak yg dilakuka Sharon Loh. Jadi tetap terikat sama satu perusahaan, tapi perusahaannya nggak mewajibkan harus ngantor 24/7, hihihi.
Semangat menempuh hidup baru, mas! Pasti dapat kerjaan yg lebih baik, amin. Ditunggu travel series soal lovely Sydney :)
tapi kalau mau usaha ya dapet aja kerjaan :D kalau mau latihan survival dan merantau, ke australia udah pas banget :D masalah kerjaan remote, nggak banyak persh di indonesia yang mau euy~ padahal dikerjain dari rumah atau enggak sama aja :D
Iya. Yg penting kan asal kerjaan beres ya :(
iyaa, tapi culture di indonesia belum bisa nerima euy~~
Wah,,, asyik sekali mas Fahmi disambut semeriah itu sama Sydney. wkkwkwkwkwk……
sy masih tunggu panggilan dari Imigrasi nih,, udah 2 bulan ngak ada jadwal wawancara.. T,T
kemarin udah di panggil sih pas tgl 13 nov, cuma sy pass kan,, karena dokumen belum lengkap.
Semoga bisa cepat nyusul mas fahmi ya ke Sydney nya.. wkwkkwkwkwk
Hahaa, abis disambut meriah, perjuangan cari kerjaan di Sydney menghadang deh :P Semangat ya~ anggep itu buat menggembleng diri sebelum sampe di australia :D
lama nggak mampir kesiniii.
Semangat mas fahmi dan mbak putri selama WHV :)
Baca cerita ini kok jadi pengen ikut menajdi pejuangWHV setelah lulus skripsi nanti ^^.
ayoo, cobain juga dong, mumpung masih muda loh~
woww…photo-photonya keren….*semangat
makasih yak :P
Yuuuuh… Mas Fahmi bikin envy!!! Fotonya keren2
hahaa, makasih ya :D
Stunning pict ! tempat2 bagus bgt :D
thank you :)
Fotonya keren2 mas, (y) (y) Lanjutin!
siip, pasti dilanjutkan :D
Share Pictnya bikin jadi semangat nabung untuk kesana juga. Semangat :)
Banyak yang menyenangkan ditambah dengan berbagai macam pengalaman berhaga. sungguh luar biasa
wah jadi pengen ke Aussie