Pengenalan Transjakarta: Mengatasi Tantangan Transportasi di Ibu Kota
Transjakarta, kadang-kadang ditulis sebagai transjakarta, adalah sistem transportasi Bus Rapid Transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Selatan. Sistem ini memulai operasinya pada tahun 2004 di Jakarta, ibu kota Indonesia. Namun, sebelum kita menjelajahi lebih lanjut tentang bagaimana Transjakarta telah memengaruhi transportasi di Jakarta, mari kita lihat beberapa data penting tentang sistem ini.
Data Kunci tentang Transjakarta
- Desain Berdasarkan Sistem TransMilenio: Transjakarta dirancang berdasarkan sistem TransMilenio yang sudah sukses di Bogota, Kolombia. Ini adalah salah satu contoh bagaimana ide dan inovasi di satu negara dapat diadopsi dan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan di negara lain.
- Jalur Lintasan Terpanjang di Dunia: Transjakarta memiliki jalur lintasan terpanjang di dunia, mencapai 230,9 kilometer. Ini adalah pencapaian yang mengesankan dan menunjukkan komitmen untuk mengatasi masalah transportasi di Jakarta yang padat.
- 243 Halte dan 13 Koridor: Sistem ini mencakup 243 halte yang tersebar di seluruh Jakarta, dikelompokkan dalam 13 koridor atau rute utama. Ini memberikan jaringan yang luas dan merata kepada penduduk Jakarta.
- Operasi 24 Jam: Awalnya beroperasi dari pukul 05.00 hingga 22.00 WIB, Transjakarta sekarang melayani Jakarta selama 24 jam sehari. Ini adalah bukti nyata bagaimana sistem transportasi tersebut telah mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang beragam dan beroperasi sepanjang waktu.
- Dikelola oleh PT. Transportasi Jakarta: Transjakarta dioperasikan oleh PT. Transportasi Jakarta, yang melibatkan sekitar 6.000 tenaga kerja dalam operasionalnya. Ini menciptakan lapangan kerja dan dampak ekonomi positif bagi masyarakat Jakarta.
- Pengguna Harian Rata-Rata: Transjakarta diprediksi melayani sekitar 350.000 pengguna setiap hari. Namun, pada tahun 2012, jumlah pengguna mencapai angka luar biasa, yaitu 109.983.609 orang. Ini menunjukkan betapa pentingnya sistem ini dalam kehidupan sehari-hari warga Jakarta.
- Rekor Penumpang Tertinggi: Pada tahun 2016, Transjakarta mencetak rekor baru dengan melayani 123,73 juta penumpang. Ini adalah prestasi yang luar biasa dan menunjukkan bahwa masyarakat Jakarta semakin mengandalkan sistem transportasi ini.
- Tarif Tetap: Biaya ongkos naik Transjakarta tetap pada harga Rp3.500 per penumpang sejak awal beroperasi. Hal ini membuatnya terjangkau bagi semua lapisan masyarakat Jakarta.
Dengan pemahaman awal tentang sejarah dan perkembangan Transjakarta, mari kita selidiki lebih dalam tentang bagaimana sistem ini telah menjadi solusi bagi berbagai tantangan transportasi di Jakarta.
Sejarah Transjakarta: Menyusuri Jejak Perkembangannya
Ide Pembangunan Proyek Bus Rapid Transit di Jakarta
Pada awalnya, ide untuk membangun sistem Bus Rapid Transit (BRT) di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso, mengusulkan empat moda transportasi massal untuk meningkatkan mobilitas di kota tersebut. Keempat moda transportasi tersebut adalah MRT (Mass Rapid Transit), monorel, BRT (Bus Rapid Transit), dan transportasi air (Waterway).
MRT memiliki kapasitas angkut yang tinggi dan waktu tempuh yang singkat, tetapi pembangunannya memerlukan investasi asing yang besar. Pada saat itu, Indonesia mengalami ketidakstabilan sosial yang membuat investor khawatir, sehingga pembangunan MRT belum dapat direalisasikan. Dari keempat moda transportasi yang diusulkan, BRT dianggap sebagai pilihan yang paling memungkinkan untuk segera diimplementasikan karena tidak memerlukan investasi asing yang besar.
Peran Institut dan Dukungan dari Pihak Terkait
Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) menjadi salah satu pemain kunci dalam mendukung perencanaan proyek Transjakarta. Konsep awal proyek ini dikembangkan oleh PT Pamintori Cipta, sebuah konsultan transportasi yang sering bekerja sama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Selain pihak swasta, beberapa organisasi seperti Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan The University of Indonesia’s Center for Transportation Studies (UI–CTS) juga memberikan dukungan vital dalam mewujudkan proyek ini.
Peresmian Transjakarta: Awal Perjalanan Menuju Transportasi Modern
Transjakarta memulai operasinya pada tanggal 15 Januari 2004, dengan peresmian Koridor 1 sebagai langkah awal. Tujuan utama proyek ini adalah memberikan layanan transportasi yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau bagi warga Jakarta. Untuk memperkenalkan sistem ini kepada masyarakat, tarif Transjakarta disubsidi oleh pemerintah daerah selama dua minggu pertama operasinya (15–30 Januari 2004), yang berarti pengguna Transjakarta tidak dikenakan biaya selama periode tersebut. Mulai tanggal 1 Februari 2004, tarif Transjakarta diberlakukan seharga Rp2000. Pada tahun 2012, tarif Transjakarta dinaikkan menjadi Rp3500 oleh Dinas Perhubungan DKI Jakarta.
Selama beberapa tahun pertama operasinya, Transjakarta terus mengalami pengembangan dan penyempurnaan. Beberapa inisiatif termasuk perekrutan sopir bus perempuan, perbaikan sarana-prasarana bus dan halte, pengenalan zona khusus perempuan, penempatan petugas di dalam bus, sterilisasi jalur Transjakarta, uji coba sistem contra-flow, dan layanan khusus untuk pengguna penyandang cacat yang dikenal sebagai “Transjakarta Cares.”
Ekspansi dan Perkembangan Transjakarta
Setelah suksesnya Koridor 1, Transjakarta terus berkembang dengan pembangunan dan peresmian koridor-koridor baru. Berikut adalah beberapa tonggak sejarah dalam perkembangan sistem ini:
- Koridor 2 dan 3 (15 Januari 2006): Peresmian Koridor 2 dan 3 adalah langkah besar dalam memperluas jangkauan Transjakarta dan memberikan lebih banyak rute kepada masyarakat Jakarta.
- Koridor 4, 5, 6, dan 7 (27 Januari 2007): Empat koridor baru dibuka, yang semakin memperkuat peran Transjakarta sebagai sistem transportasi massal utama di Jakarta.
- Koridor 8 (21 Februari 2009): Pembukaan Koridor 8 melengkapi jaringan Transjakarta yang semakin berkembang.
- Koridor 9 dan 10 (31 Desember 2010): Penambahan dua koridor lagi pada akhir tahun 2010 adalah langkah positif untuk meningkatkan aksesibilitas ke berbagai bagian Jakarta.
- Koridor 11 (28 Desember 2011): Koridor 11 memberikan lebih banyak pilihan rute kepada pengguna Transjakarta.
- Koridor 12 (14 Februari 2013): Peresmian Koridor 12 adalah bukti komitmen berkelanjutan dalam memperluas dan meningkatkan sistem Transjakarta.
- Koridor 13 (16 Agustus 2017): Koridor 13 adalah tambahan terbaru dalam jaringan Transjakarta dan menunjukkan bahwa sistem ini terus tumbuh.
13 Koridor Utama yang Melayani Seluruh Jakarta
Transjakarta, salah satu sarana transportasi publik utama di Jakarta, telah mengalami perkembangan yang pesat sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 2004. Pada tahun-tahun awalnya, layanan ini dimulai dengan hanya satu koridor, namun seiring berjalannya waktu, jumlah koridor Transjakarta terus bertambah. Hingga tahun 2013, Transjakarta berhasil merampungkan 12 dari 15 koridor utama yang direncanakan. di sini akan membahas lebih rinci tentang koridor-koridor ini, rute, jumlah halte yang dilalui, panjang rute, dan tipe rute yang tersedia.
1. Koridor Blok M – Kota
Rute: Blok M – Kota
Jumlah Halte yang Dilalui: 17
Panjang Rute: 12.9 Km
Tipe Rute: Reguler
Koridor Blok M – Kota adalah salah satu koridor pertama yang dioperasikan oleh Transjakarta. Koridor ini menghubungkan Blok M, yang terletak di wilayah Jakarta Selatan, dengan pusat kota Jakarta. Dengan 17 halte yang dilaluinya, koridor ini memberikan akses yang nyaman bagi penduduk Jakarta Selatan untuk mencapai pusat bisnis dan perkantoran di pusat kota.
2. Koridor Harmoni – Pulogadung
Rute: Harmoni – Pulogadung
Jumlah Halte yang Dilalui: 32
Panjang Rute: 24.2 Km
Tipe Rute: Reguler
Koridor Harmoni – Pulogadung adalah salah satu koridor terpanjang yang dioperasikan oleh Transjakarta. Dengan 32 halte yang tersebar di sepanjang rutenya, koridor ini menjadi salah satu koridor tersibuk yang menghubungkan berbagai bagian Jakarta, termasuk kawasan pusat kota, Harmoni, dengan wilayah Pulogadung.
3. Koridor Kalideres – Pasar Baru
Rute: Kalideres – Pasar Baru
Jumlah Halte yang Dilalui: 16
Panjang Rute: 19 Km
Tipe Rute: Reguler
Koridor Kalideres – Pasar Baru adalah salah satu koridor yang menghubungkan wilayah barat Jakarta dengan pusat kota. Dengan 16 halte, koridor ini memberikan akses yang lebih mudah bagi penduduk Kalideres dan sekitarnya untuk mencapai pusat kota dan berbagai destinasi di sepanjang rutenya.
4. Koridor Pulogadung – Dukuh Atas 2
Rute: Pulogadung – Dukuh Atas 2
Jumlah Halte yang Dilalui: 17
Panjang Rute: 11.85 Km
Tipe Rute: Reguler
Koridor Pulogadung – Dukuh Atas 2 adalah salah satu koridor yang menghubungkan dua wilayah penting, yaitu Pulogadung dan Dukuh Atas. Dengan 17 halte, koridor ini memberikan akses yang lebih cepat dan efisien bagi penduduk yang ingin mencapai pusat bisnis di Dukuh Atas.
5. Koridor Ancol – Kampung Melayu
Rute: Ancol – Kampung Melayu
Jumlah Halte yang Dilalui: 18
Panjang Rute: 13.5 Km
Tipe Rute: Reguler
Koridor Ancol – Kampung Melayu menghubungkan kawasan wisata Ancol dengan Kampung Melayu di Jakarta Timur. Dengan 18 halte, koridor ini menjadi salah satu jalur transportasi penting untuk wisatawan yang ingin mengunjungi Ancol serta penduduk Jakarta Timur yang bekerja atau berlibur di kawasan tersebut.
6. Koridor Ragunan – Dukuh Atas 2
Rute: Ragunan – Dukuh Atas 2
Jumlah Halte yang Dilalui: 20
Panjang Rute: 13.3 Km
Tipe Rute: Reguler
Koridor Ragunan – Dukuh Atas 2 adalah salah satu koridor yang menghubungkan kawasan Ragunan, terkenal dengan kebun binatangnya, dengan Dukuh Atas di pusat kota. Dengan 20 halte, koridor ini menjadi sarana transportasi yang nyaman bagi pengunjung kebun binatang dan penduduk sekitarnya.
7. Koridor Kampung Rambutan – Kampung Melayu
Rute: Kampung Rambutan – Kampung Melayu
Jumlah Halte yang Dilalui: 14
Panjang Rute: 12.8 Km
Tipe Rute: Reguler
Koridor Kampung Rambutan – Kampung Melayu menghubungkan dua wilayah di Jakarta Timur. Dengan 14 halte, koridor ini memberikan akses yang lebih mudah bagi penduduk Kampung Rambutan dan Kampung Melayu untuk berpindah dari satu wilayah ke wilayah lainnya.
8. Koridor Lebak Bulus – Harmoni
Rute: Lebak Bulus – Harmoni
Jumlah Halte yang Dilalui: 22
Panjang Rute: 26 Km
Tipe Rute: Reguler
Koridor Lebak Bulus – Harmoni adalah salah satu koridor terpanjang di Jakarta. Dengan 22 halte, koridor ini menghubungkan wilayah Lebak Bulus di Jakarta Selatan dengan pusat kota di Harmoni. Koridor ini menjadi salah satu jalur utama bagi penduduk Jakarta Selatan yang ingin mencapai pusat bisnis dan perkantoran di pusat kota.
9. Koridor Pinang Ranti – Pluit
Rute: Pinang Ranti – Pluit
Jumlah Halte yang Dilalui: 27
Panjang Rute: 29.9 Km
Tipe Rute: Reguler
Koridor Pinang Ranti – Pluit adalah salah satu koridor terpanjang yang menghubungkan wilayah timur dan utara Jakarta. Dengan 27 halte, koridor ini memberikan akses yang lebih mudah bagi penduduk Jakarta Timur dan Jakarta Utara untuk mencapai berbagai destinasi di sepanjang rutenya.
10. Koridor Tanjung Priok – PGC 2 (Cililitan)
Rute: Tanjung Priok – PGC 2 (Cililitan)
Jumlah Halte yang Dilalui: 22
Panjang Rute: 19.4 Km
Tipe Rute: Reguler
Koridor Tanjung Priok – PGC 2 (Cililitan) menghubungkan pelabuhan Tanjung Priok dengan kawasan Cililitan. Dengan 22 halte, koridor ini menjadi jalur penting bagi aktivitas logistik di Tanjung Priok serta penduduk yang tinggal di sekitar kawasan Cililitan.
11. Koridor Kampung Melayu – Pulo Gebang
Rute: Kampung Melayu – Pulo Gebang
Jumlah Halte yang Dilalui: 16
Panjang Rute: 15 Km
Tipe Rute: Reguler
Koridor Kampung Melayu – Pulo Gebang menghubungkan dua wilayah di Jakarta Timur. Dengan 16 halte, koridor ini memberikan akses yang lebih cepat bagi penduduk yang ingin mencapai kawasan industri Pulo Gebang serta wilayah sekitarnya.
12. Koridor Pluit – Tanjung Priok
Rute: Pluit – Tanjung Priok
Jumlah Halte yang Dilalui: 25
Panjang Rute: 23.75 Km
Tipe Rute: Reguler
Koridor Pluit – Tanjung Priok menghubungkan wilayah utara Jakarta, Pluit, dengan pelabuhan Tanjung Priok. Dengan 25 halte, koridor ini menjadi salah satu jalur transportasi penting bagi aktivitas pelabuhan dan penduduk di sekitarnya.
13. Koridor Ciledug – Kapten Tendean
Rute: Ciledug – Kapten Tendean
Jumlah Halte yang Dilalui: 12
Panjang Rute: 9.3 Km
Tipe Rute: Layang (18 s.d. 23 m)
Keterangan: Mulai beroperasi 13 Agustus 2017
Koridor Ciledug – Kapten Tendean adalah salah satu koridor Transjakarta yang beroperasi di jalur layang. Dengan 12 halte, koridor ini memberikan akses yang lebih cepat melintasi lalu lintas padat di Jakarta Selatan.
Angkutan Penunjang Transjakarta: Upaya untuk Memaksimalkan Manfaat
Transjakarta juga telah berusaha untuk meningkatkan angkutan penunjangnya. Jalur bus pengumpan (feeder busway) mulai dioperasikan pada tahun 2011 di tiga wilayah, yaitu SCBD, Puri Kembangan, dan Tanah Abang. Namun, karena rute-rute tersebut dianggap sepi pengguna dan merugikan secara finansial, operasi jalur bus pengumpan tersebut dihentikan pada bulan Desember 2012. Saat ini, angkutan penunjang Transjakarta terdiri atas bus pengumpan yang beroperasi di dalam kota maupun di daerah perbatasan.
Logo Baru dan Inovasi Lainnya
Pada tanggal 10 November 2014, Transjakarta meluncurkan logo barunya yang menjadi ciri khas sistem ini. Logo tersebut berupa lingkaran berwarna biru tua dengan dua garis diagonal berwarna putih. Di sebelah lingkaran terdapat tulisan “Transjakarta” dengan dua warna yang berbeda. Logo ini dipilih melalui lomba desain yang diikuti oleh ribuan peserta.
Pada tanggal 21 April 2016, PT Transportasi Jakarta meluncurkan bus khusus perempuan sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan perempuan pengguna Transjakarta. Bus ini hanya boleh dinaiki oleh perempuan dan dikemudikan oleh sopir perempuan.
Pada bulan Mei 2019, Transjakarta melakukan uji coba penggunaan bus listrik selama enam bulan dengan rute pertama dari Bundaran Senayan ke Monas. Ini adalah langkah menuju transportasi yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Fasilitas Halte: Menawarkan Layanan yang Nyaman
Salah satu fitur menonjol dari Transjakarta adalah fasilitas halte yang dirancang untuk memberikan kenyamanan kepada penumpang. Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui tentang fasilitas halte Transjakarta:
Desain yang Berbeda
Halte bus Transjakarta memiliki desain yang berbeda dari halte angkutan umum lainnya. Salah satu perbedaannya adalah tinggi platform (lantai halte) yang diatur setinggi 110 cm dari permukaan jalan, sesuai dengan tinggi pintu bus. Ini memungkinkan penumpang naik dan turun dari bus dengan mudah.
Lokasi Strategis
Letak halte bus Transjakarta umumnya berada di tengah jalan, kecuali pada jalan satu arah atau jalan dengan area pembatas jalan yang minim. Akses masuk ke dalam halte yang berada di tengah jalan biasanya menggunakan jembatan penyeberangan yang landai dan terbuat dari aluminium dan baja, atau disediakan tempat penyeberangan yang terletak dekat dengan lampu lalu lintas atau zebra cross. Halte yang berada di pinggir jalan dilengkapi dengan halte angkutan umum di sampingnya.
Konstruksi yang Kokoh
Konstruksi halte didominasi oleh bahan seperti aluminium, baja, dan kaca. Beberapa halte menggunakan beton untuk lantai halte, terutama halte-halte baru. Ventilasi udara diberikan melalui kisi-kisi aluminium pada sisi halte. Lantai halte biasanya terbuat dari pelat baja. Pintu halte menggunakan sistem geser otomatis yang akan terbuka saat bus telah merapat di halte. Meskipun beberapa pintu mungkin tidak selalu berfungsi dengan baik, ini adalah salah satu upaya untuk memberikan layanan yang lebih efisien.
Fasilitas Penumpang
Di dalam halte, penumpang dapat menemukan tempat duduk, tempat sampah (terutama di bus tertentu), Wi-Fi gratis (di beberapa halte tertentu), dan papan informasi mengenai rute Transjakarta dan informasi penting lainnya.
Halte Transit
Beberapa halte melayani lebih dari satu koridor. Hal ini memungkinkan penumpang untuk melakukan transfer antar-koridor dengan mudah. Halte transit adalah bagian penting dari jaringan Transjakarta dan memastikan konektivitas yang mulus di seluruh kota.
Tantangan dan Harapan di Masa Depan
Meskipun Transjakarta telah mencapai banyak prestasi dan berhasil mengatasi sejumlah tantangan dalam dunia transportasi, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi di masa depan. Di antaranya adalah:
Kemacetan Lalu Lintas
Kemacetan lalu lintas tetap menjadi masalah serius di Jakarta. Meskipun Transjakarta telah membantu mengurangi volume kendaraan pribadi di jalan-jalan ibu kota, masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mengatasi kemacetan yang kronis.
Penyediaan Angkutan Publik yang Cukup
Peningkatan jumlah koridor dan peningkatan kualitas layanan Transjakarta adalah hal penting. Masyarakat Jakarta mengharapkan peningkatan terus-menerus dalam pelayanan transportasi untuk memenuhi kebutuhan mobilitas mereka.
Penggunaan Kendaraan Ramah Lingkungan
Langkah-langkah menuju transportasi yang lebih ramah lingkungan seperti penggunaan bus listrik adalah langkah yang baik. Namun, masih diperlukan lebih banyak inovasi dan investasi dalam transportasi berkelanjutan.
Keselamatan dan Keamanan
Keselamatan penumpang dan keamanan sistem adalah prioritas utama. Peningkatan sistem keamanan dan pelatihan staf adalah langkah penting untuk menjaga pengalaman perjalanan yang aman bagi semua pengguna Transjakarta.
Dalam menghadapi tantangan-tantangan ini, Transjakarta harus tetap berkomitmen untuk meningkatkan sistemnya dan berperan sebagai tulang punggung transportasi massal di Jakarta. Ini adalah perjalanan yang masih panjang, tetapi dengan dedikasi dan inovasi terus-menerus, Transjakarta dapat terus menjadi solusi transportasi yang handal dan berkelanjutan bagi warga Jakarta.
FAQ – Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan Terkait BRT TransJakarta Busway
Berikut daftarnya
Pertanyaan 1: Bagaimana cara mengetahui rute Transjakarta?
Kamu bisa dengan mudah mengetahui rute Transjakarta melalui beberapa sumber. Salah satunya adalah catperku.com, situs web yang menyediakan informasi terkini tentang rute Transjakarta. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan aplikasi Tije, yang akan memberikan informasi rinci tentang rute, jadwal, dan halte Transjakarta. Jika lebih suka, Google Maps juga merupakan pilihan yang bagus untuk menentukan rute Transjakarta terbaik untuk tujuan kamu. Dengan begitu, kamu dapat dengan mudah merencanakan perjalanan kamu di Jakarta.
Pertanyaan 2: Berapa banyak rute Transjakarta?
TransJakarta dirancang sebagai moda transportasi massal yang mendukung mobilitas di ibu kota yang padat. Mereka memiliki rute yang sangat luas, dengan total 13 koridor yang mencakup 251,2 kilometer jalur lintasan. Dalam sistem ini, terdapat 260 halte yang tersebar di seluruh kota. Yang lebih menarik lagi, Transjakarta kini beroperasi 24 jam sehari untuk mendukung kebutuhan mobilitas masyarakat Jakarta.
Pertanyaan 3: Apa itu Amari?
Amari adalah singkatan dari Angkutan Malam Hari, yang merupakan salah satu layanan TransJakarta. Transjakarta kini beroperasi selama 24 jam sehari, yang terbagi dalam dua waktu operasional, yaitu jadwal reguler dan malam hari. Layanan Amari khusus beroperasi di malam hari, tepatnya mulai pukul 22.00 hingga 05.00 WIB. Waktu tunggu rata-rata sekitar 30 menit, sehingga kamu masih bisa bepergian dengan nyaman bahkan di tengah malam.
Pertanyaan 4: Bagaimana cara membayar naik bus Transjakarta?
Untuk membayar naik bus Transjakarta, ada beberapa pilihan yang bisa kamu gunakan. Selain kartu uang elektronik, kamu juga bisa menggunakan QRIS melalui aplikasi Tije. Dengan QRIS, kamu akan diarahkan untuk melakukan pembayaran sesuai dengan dompet digital pilihan kamu. Jadi, kamu bisa memilih cara pembayaran yang paling nyaman bagimu.
Pertanyaan 5: Berapa biaya untuk naik busway ke Ancol?
Biaya naik bus Transjakarta ke Ancol dimulai dari Rp 3.500. Kamu bisa membayar dengan menggunakan kartu uang elektronik. Ini adalah biaya yang terjangkau untuk sarana transportasi yang nyaman dan efisien di Jakarta.
Pertanyaan 6: Untuk turun di Senayan City, halte busway apa yang harus digunakan?
Untuk menuju Senayan City menggunakan Transjakarta, kamu perlu turun di Halte Bundaran Senayan. Ini adalah halte terdekat dengan Senayan City, dan dari sana kamu dapat dengan mudah mencapai tujuanmu.
Pertanyaan 7: Apakah kartu kereta bisa digunakan untuk busway?
Kartu Multi Trip (KMT) dapat digunakan untuk membayar perjalanan dengan KRL Commuter Line, MRT Jakarta, dan bus Transjakarta. Selain itu, kartu ini juga bisa digunakan untuk membayar parkir di seluruh stasiun KRL Commuter dan beberapa merchant yang bermitra dengan PT KAI Commuter. Jadi, kamu dapat dengan mudah mengintegrasikan berbagai moda transportasi menggunakan satu kartu.
Pertanyaan 8: Apa itu Halte CSW?
CSW adalah singkatan dari Centrale Stichting Wederopbouw, yang sekarang dikenal sebagai Cakra Selaras Wahana. Halte CSW menghubungkan empat halte Transjakarta dan melayani rute-rute Blok M-Ciledug dan Blok M-Kota. Ini adalah salah satu titik pertemuan penting dalam jaringan Transjakarta.
Pertanyaan 9: Berapa tarif busway terbaru untuk tahun 2024?
Untuk tahun 2024, tarif bus Transjakarta masih tetap Rp 3.500. Perubahan tarif adalah kewenangan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Jadi, tidak ada perubahan tarif yang diumumkan untuk saat ini.
Pertanyaan 10: Siapa yang mengelola TransJakarta?
Pada tanggal 4 Mei 2006, Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, mengubah BP TransJakarta menjadi Badan Layanan Umum (BLU) TransJakarta yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi DKI Jakarta. Ini adalah langkah yang penting dalam pengelolaan dan pengembangan sistem transportasi TransJakarta di ibu kota.
Pertanyaan 11: Apakah ada TransJakarta malam?
Ya, TransJakarta memiliki layanan malam yang dikenal dengan nama AMARI atau Angkutan Malam Hari. Layanan ini beroperasi mulai pukul 22.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB pagi. Ini memberikan kepastian bagi masyarakat yang pulang larut malam bahwa masih ada transportasi umum yang beroperasi.
Pertanyaan 12: Apakah busway beroperasi 24 jam?
Busway di tahun 2023 beroperasi 24 jam sehari. Namun, jam operasionalnya dibagi menjadi dua, yaitu jadwal reguler dan angkutan malam hari (Amari). Jadi, kamu dapat menggunakan layanan bus Transjakarta kapan saja selama sehari, baik di siang hari maupun di malam hari.
Pertanyaan 13: Apakah naik Transjakarta bisa bayar dengan uang tunai?
Tidak, sejak tahun 2013, sistem tiket di halte Transjakarta tidak lagi menerima uang tunai. Sebagai gantinya, mereka menggunakan kartu elektronik (e-ticketing) untuk pembayaran tiket. Jadi, pastikan kamu memiliki kartu uang elektronik atau mempersiapkan metode pembayaran yang sesuai sebelum naik bus Transjakarta.
Pertanyaan 14: Apakah satu kartu dapat digunakan oleh beberapa orang di bus Transjakarta?
Kini, kebijakan baru TransJakarta menyatakan bahwa satu kartu hanya bisa digunakan oleh satu penumpang di dalam bus. Ini berbeda dengan sebelumnya, di mana satu kartu busway bisa digunakan oleh beberapa orang. Dengan demikian, setiap penumpang harus melakukan tap in dan tap out menggunakan kartu masing-masing.
Pertanyaan 15: Apakah bisa naik Transjakarta menggunakan GoPay?
Mulai Januari 2023, kamu dapat membayar naik Transjakarta menggunakan GoPay. Ini adalah upaya untuk memudahkan pengguna TransJakarta dalam pembelian tiket. Pembayaran menggunakan GoPay akan terintegrasi dengan aplikasi TiJe untuk memenuhi kebutuhan pembelian tiket.
Pertanyaan 16: Untuk turun di Ancol, halte busway apa yang harus digunakan?
Untuk turun di Ancol, kamu bisa menaiki bus Transjakarta koridor 5 (Ancol-Kampung Melayu) dan turun di Halte Ancol. Dari halte tersebut, kamu sudah bisa memasuki kawasan Taman Impian Jaya Ancol.
Pertanyaan 17: Sampai jam berapa busway 1F beroperasi?
Busway koridor 1F beroperasi hanya Senin-Jumat mulai pukul 05.00-22.00 WIB. Ini adalah jadwal operasionalnya selama hari kerja.
Pertanyaan 18: Dimana kita bisa membeli kartu busway?
Kartu busway dapat dibeli di bank penyedia kartu prabayar dan loket di seluruh halte Transjakarta. Selain itu, kamu juga dapat mengisi ulang saldo kartu ini di ATM, bank-bank terkait, dan loket halte. Kartu ini juga bisa digunakan sebagai tiket Commuter Line, sehingga sangat praktis untuk perjalanan sehari-hari.
Pertanyaan 19: Apakah kita bisa membeli kartu busway di Indomaret?
Ya, kamu dapat membeli kartu uang elektronik Transjakarta di beberapa bank yang bermitra dengan minimarket atau supermarket, seperti Alfamart atau Indomaret. Ini memudahkan akses masyarakat untuk memperoleh kartu tersebut.
Pertanyaan 20: Apa perbedaan antara halte biasa dan halte bus Transjakarta?
Halte Transjakarta dirancang berbeda dari halte angkutan umum biasa. Mereka memiliki platform setinggi 110 cm dari permukaan jalan, yang sesuai dengan tinggi pintu bus Transjakarta. Ini memungkinkan penumpang untuk mudah naik dan turun dari bus tanpa harus naik atau turun tangga. Selain itu, halte Transjakarta juga memiliki fasilitas tambahan seperti penyeberangan aman dan layar informasi.
Pertanyaan 21: Di koridor mana Halte Kwitang berada?
Halte Kwitang terletak di Koridor 2 Transjakarta. Halte ini pertama kali dioperasikan pada 15 Januari 2006 dan melayani rute satu arah dari Harmoni menuju Pulo Gadung.
Pertanyaan 22: Apa keuntungan menggunakan bus Transjakarta?
Menggunakan bus Transjakarta memiliki beberapa keunggulan. Salah satu keunggulannya adalah adanya jalur dan halte khusus, yang membuat perjalanan lebih cepat dan efisien. Selain itu, Transjakarta juga menawarkan biaya perjalanan yang terjangkau, yang memungkinkan masyarakat untuk berpindah-pindah di seluruh kota tanpa biaya yang tinggi.
Kesimpulan
Transjakarta adalah bukti nyata bagaimana sistem transportasi massal dapat menjadi solusi untuk mengatasi tantangan mobilitas di kota metropolitan padat seperti Jakarta. Dengan sejarah perkembangannya yang mengesankan, Transjakarta telah memberikan alternatif yang efisien dan terjangkau bagi warga Jakarta. Dukungan dari berbagai pihak, inovasi, dan komitmen untuk beradaptasi dengan perubahan telah membuat Transjakarta menjadi salah satu sistem BRT terbesar dan terbaik di dunia.
Dengan terus meningkatkan pelayanan, memperluas jaringan, dan berfokus pada keberlanjutan, Transjakarta memiliki potensi besar untuk menjadi model bagi kota-kota lain di Asia Tenggara dan di seluruh dunia dalam mengatasi tantangan transportasi masa kini dan masa depan. Dengan begitu, Transjakarta akan terus memainkan peran penting dalam membangun masa depan transportasi yang lebih baik untuk Jakarta dan masyarakatnya.
Peta Rute TransJakarta Busyway BRT Tahun 2024
Untuk Peta Rute TransJakarta Busyway Reguler BRT Tahun 2024 Lengkap Lihat Di Sini :