Pulau Dodola Morotai, Surga di Bibir Pasifik!

Artikel Pulau Dodola, Surga di Bibir Pasifik! Ini adalah guest post dari Roby of robroby (rrjct.blogspot.com). Engineer yang senang mencoba hal-hal baru. Bukan petualang tetapi senang menikmati alam dan selalu takjub dengan INDONESIA. Anda dapat berbagi dengan saya di @r_roby

Rencana mengunjungi Morotai sebenarnya sudah ada sejak jaman dulu kala. Bahkan sebelum Sail Indonesia di Morortai Tahun 2012 digelar.

Tapi di awal-awal, keinginan mengunjungi pulau tersebut tidaklah sebesar keinginan untuk mengunjungi Raja Ampat ataupun Pulau Lelei dan Pulau Guraici.

Hanya saja ketika rencana untuk menuju Raja Ampat yang sudah disusun dengan rapi harus ditunda, maka muncullah ide untuk mengalihkannya ke Pulau Morotai.

Sementara  Pulau Lelei dan Guraici lagi-lagi harus ditunda.

Banyak hal menyenangkan dan pengalaman tak terlupakan meskipun hanya satu hari.

Ya, satu hari! Saya mengorbankan waktu saya 2 malam pulang pergi dengan kapal laut ke Morotai hanya untuk berada 1 hari disana :D.

Perjalanan dimulai dari Kota Ternate. Saya menumpang Kapal Geovani yang jadwal berangkatnya ke Pulau Morotai setiap Hari Rabu dan Sabtu.

Perjalanan mengarungi laut menuju Morortai membutuhkan waktu sekitar 10 jam.

Kapal yang saya tumpangi sandar di Pelabuhan Daruba Morotai pada Pukul 07.xx WIT.

Untuk menuju Morotai sebenarnya juga tersedia jalur udara yang dilayani oleh Sushi Air yang beroperasi 3 kali seminggu.

Biayanya adalah sekitar 300.000 rupiah dengan waktu tempuh yang kurang dari 1 jam.

Saya di Pulau Dodola, Morotai.
Saya di Pulau Dodola, Morotai.

Sekedar info, tujuan utama saya mengunjungi Pulau Morotai saat itu adalah untuk menginjakkan kaki di Pulau Dodola.

Rela deh tidak belum mengeksplore Pulau Morotai sendiri yang penting bisa mengunjungi Pulau Dodola.

Pulau yang disebut sebagai “Mutiara di Bibir Pasifik” dan konon katanya merupakan pulau tercantik di dunia ini.

Lagipula hanya sehari juga, jadi sepertinya tidak banyak waktu untuk mengeksplore Pulau Morotai.

Di Pelabuhan Daruba saya mencari informasi bagaimana menuju ke Pulau Dodola.

Setelah tanya-tanya dengan pemilik speed boat disana, jawaban yang saya terima adalah bahwa tidak ada speed boat reguler yang menuju Pulau Dodola.

Satu-satunya cara menuju pulau tersebut adalah dengan menyewa speed boat yang lagi-lagi harganya tidak murah untuk gembel seperti saya. Hati mulai galau.

Karena menurut beberapa referensi, setelah Sail Indonesia di Morotai dilaksanakan Tahun 2012 yang lalu, sudah ada speed boat reguler yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Morotai untuk melayani mereka yang ingin berkunjung ke Pulau Dodola.

Tapi kenyataannya???

Di tengah kegalauan, ada seorang pemilik katinting (perahu bermotor) yang menawarkan diri untuk mengantar saya ke Pulau Dodola.

Harga yang ditawarkan sih setengah daripada harga sewa speed boat, tapi bagi saya masih kemahalan untuk perahu sekecil itu.

Ditambah lagi pagi itu cuaca kurang bersahabat dimana angin lumayan kencang dan juga gelombang lumayan tinggi.

Sempat terpikir untuk nekat, tapi dengan harga yang tak bisa ditawar lagi, saya juga masih tidak berani mempertaruhakan nyawa saya di lautan pasifik dengan perahu sekecil itu :D.

Suasana Pelabuhan Daruba, Morotai di pagi hari.
Suasana Pelabuhan Daruba, Morotai di pagi hari.

Untunglah kegalauan saya diselamatkan oleh Chaca, teman yang sebelumnya sudah berjanji akan menjemput saya.

Rupanya tebakan saya benar, dia terlambat menjemput saya karena dia masih tidur :D Kami bertemu dan berkenalan di pelabuhan.

Ya, kami memang sebelumnya hanya berkenalan via handphone. Karena ini adalah pertama kalinya saya ke Morotai dan sendirian pula, dia sempat ngomel-ngomel karena saya tidak menghubunginya lebih awal. Tapi selanjutnya menjadi perbincangan yang menyenangkan.

Rupanya dia khawatir kalau saya hilang di ‘kampung’-nya sehingga dia kesal karena ketika saya tiba di pelabuhan saya tidak langsung menghubunginya untuk menjemput saya :D

Kami lalu menuju ke tempatnya yang tidak jauh dari pelabuhan.

Beristirahat sejenak disana sambil berdiskusi bagaimana caranya saya bisa sampai ke Pulau Dodola.

For sure, saya merasa sangat bersyukur bertemu dengan dia, dan for God Sake saya merasa sangat berterima kasih kepadanya, karena dengan bantuannya hari itu saya bisa sampai ke Pulau Dodola.

Saya ingat dengan sangat jelas bagaimana dia menghubungi relasinya disana, untuk mengusahakan speed boat yang bisa mengantar saya ke Pulau Dodola.

Tentu saja dengan harga yang disesuaikan dengan kantong gembel saya. But we’re not talking about “money’ here!

Bagi saya, pertemuan dengan orang-orang disana, terutama Chaca, memberikan begitu banyak pelajaran baru.

Serious, ini pertama kalinya saya bertemu dengan orang yang bisa segitu akrab dan segitu care-nya padahal kita bertemu belum juga lewat dari sehari.

Setelah merepotkan mereka-mereka yang seharusnya tidak perlu direpotkan, saya pun menuju Pulau Korolai untuk bertemu dengan Pak Adur yang akan mengantar saya ke Pulau Dodola.

Saya menumpang perahu bermotor masyarakat yang baru saja selesai berbelanja di Kota Daruba dan akan kembali ke Pulau Korolai.

Dalam perjalanan mengarungi laut menuju Pulau Korolai agak deg-degan juga sih, karena gelombang yang lumayan tinggi menghantam perahu.

Bahkan ketika tiba di Pulau Korolai saya sudah dalam keadaan basah kuyup.

Tapi tidak masalah! Saya tetap excited dan sangat menikmati perjalanan.

Apalagi di sepanjang perjalanan tadi kita disuguhi oleh pemandangan laut yang sangat indah dan beberapa pulau kecil tak berpenghuni yang menyejukkan mata.

Oh ya, sekedar informasi, Pulau Korolai merupakan satu-satunya pulau di jejeran Pulau-Pulau kecil di Morotai yang berpenghuni.

Sebenarnya pulau ini tidak terlalu luas jika dibandingkan dengan pulau-pulau yang lain, hanya saja disinilah terdapat kehidupan masyarakat sejak dulu-dulu kala.

Begitu tiba di Pulau Korolai, saya benar-benar dibuat takjub dengan keindahan pantainya.

Oh My God, pasirnya benar-benar indah, putih dan menyilaukan mata, halus seperti tepung :D It’s really wonderful!

Bukan hanya keindahan pulaunya, hal lain yang membuat saya takjub adalah keramahan penduduknya.

Meskipun gembel, tapi mungkin saya masih terlihat sebagai seorang turis.

Pulau Dodola Kecil yang dihubungkan jembatan pasir dengan Dodola Besar
Pulau Dodola Kecil yang dihubungkan jembatan pasir dengan Dodola Besar

Orang-orang langsung tersenyum ramah ketika bertemu, beberapa bahkan menawarkan untuk singgah di tempat mereka.

Benar-benar Indonesia! Dari luar saya melihat hampir semua rumah di Pulau Korolai ini diberi label Home Stay.

Rupanya rumah-rumah penduduk ini digunakan sebagai Home Stay untuk para tamu ketika Event Sail Indonesia di Morotai Tahun 2012 lalu berlangsung.

Seorang ibu yang sebelumnya bersama-sama dengan saya menumpang perahu dari Daruba langsung mengajak saya menuju ke rumah Pak Adur yang tidak terlalu jauh dari pelabuhan.

Pak Adur bersama keluarganya pun menyambut saya dengan sangat ramah.

Pak Adur sendiri adalah pegawai negeri di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Morotai.

Di rumah beliau saya beristirahat sejenak sebelum berangkat ke Pulau Dodola.

Pulau Dodola Kecil :)

Setelah makan siang, saya, Pak Adur bersama dengan kedua keponakan beliau menuju pelabuhan untuk selanjutnya menuju Pulau Dodola.

Dari Pulau Korolai ke Dodola tidak memakan waktu yang terlalu lama karena memang jaraknya yang tidak terlalu jauh.

Bahkan menurut informasi dari Pak Adur, jika air laut dalam keadaan surut terendah, maka memungkinkan untuk berjalan kaki dari Pulau Korolai ke Pulau Dodola.

Woww!! Yah, meskipun lumayan jauh kalau jalan kaki, tapi tetap saja bagi saya hal tersebut adalah hal yang luar biasa.

Dari Pulau Korolai, Pulau Dodola sudah terlihat. Perahu bermotor yang membawa kami menuju Pulau Dodola melaju tidak terlalu cepat.

Pak Adur memang sengaja tidak menambah kecepatan karena saat itu gelombang laut lumayan tinggi.

Selain karena takut basah, pastinya karena saya juga akan sangat takut jika perahu terombang-ambing.

Begitu mendekat ke Pulau Dodola, “jembatan” yang menghubungkan Dodola Besar dan Dodola Kecil terlihat sangat jelas.

Dan ini benar-benar membuat saya sangat takjub. Excitedand Yeah! Speechless!! Amazing!

Pantai di Pulau Dodola Besar, sepi sekali :)

Ya! Pulau Dodola memang terbagi menjadi dua bagian, yaitu Dodola Besar dan Dodola Kecil.

Dan hal yang luar biasa dari kedua pulau ini adalah, ketika air laut sedang surut, kedua pulau ini akan tersambung.

Hamparan pasir putih yang begitu indah muncul ke permukaan dan menjadi “jembatan” penghubung kedua pulau tersebut.

Begitu perahu kami sandar di pantai, saya tak henti-hentinya takjub! Speechless!!!

Pasirnya putihnya yang sehalus tepung, biru lautnya yang begitu jernih, Ah! This is why I do love Indonesia!!!

Kalau dilihat dari keadaannya, Pulau Dodola ini sudah sangat dikelola dengan baik.

Wajar saja, karena Pulau Dodola ini memang menjadi “Jualan” utama Kabupaten Morotai di bidang pariwisata.

Terdapat beberapa penginapan disana bagi mereka yang ingin menginap, juga terdapat speedboad  yang telah disediakan oleh pemerintah untuk digunakan bagi mereka yang ingin menikmati keindahan laut Pulau Dodola.

Sayangnya ketika saya sampai, speedboat ini tidak dapat digunakan karena “sang juru kunci” sedang tidak berada di tempat :D

Ps : Tertarik menulis guest post yang berhubungan dengan traveling di travel blog catperku? Kirimkan tulisan kalian ke email [email protected] deh :D

Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog Indonesia catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.


Rijal Fahmi Mohamadi

Rijal Fahmi Mohamadi

Fahmi adalah seorang Digital Marketer, Travel Enthusiast, Geek Travel Blogger dari Indonesia penulis catperku.com, Penulis Buku perjalanan Traveling The Traveler Notes Bali The Island Of Beauty dan The Traveler Notes Bersenang-Senang di Bali, Bertualang di Lombok. Pernah disebutkan, mentioned in Lonely Planet Indonesia 2019 as Best in Blogs. Mau menyapa saya? Kunjungi media sosial pribadi saya, atau hubungi lewat email [email protected] jika Anda ingin mengajak saya bekerja sama dan berkolaborasi.
https://catperku.com


Comments

  1. Wahh, ternyata agan ini pernah ke morotai juga ya ?.
    kpan” klw ke morotai jgn lupa mampir di ane ya.

    facebook.com/zhalvar

    Gan rijal….salut ane ama karya”nya. skg ane lagi coba hatamin kitab “Bersenang-senang di Bali, Bertualang di Lombok”.

    1. Rijal Fahmi Mohamadi says:

      okeeey! terimakasih sudah beli bukunya ya XD semoga bermanfaat :))

  2. alhamdulillah gw pernah ke dodola.. bagus banget emang di sana, pasir putihnya kaya bubuk susu, haluuuss…

    1. Rijal Fahmi says:

      belum pernah ke karimunjawa nih -,-” karimunjawa bagus juga ya? :D

  3. Iya Bung bagus Karimunjawa. Kalo di lihat dari angel foto yang di ambil oleh sang penulis sih seperti itu. Seperti foto dengan caption “Pulau Dodola Kecil :)”, itu mirip sekali dengan Pulau Cemara Besar di Karimunjawa dan masih banyak juga sih yang mirip-mirip seperti itu.

      1. maaf, kenyataan -pulau Dodola jauh lebih bagus dari Pulau2 di Karimunjawa.

  4. bang, jadi itu sewa kapalnya berapa pp? mo solo trip juga awal sep besok. bisa minta contactnya pak adur?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *