Lawang Sewu Ternyata Tidak Seseram Itu!

“Lawang Sewu ya? Yang katanya banyak hantunya itu ya?”

“Lawang Sewu? Gedung di Semarang yang berhantu itu kan?”

Dan seterusnya~

Entah siapa yang memulai, dan siapa juga yang memberi tahu kalau Lawang Sewu yang merupakan salah satu tempat wisata di Semarang ini adalah destinasi wisata berhantu.

Saya tidak mau menyebut kalau Lawang Sewu adalah tempat wisata yang berhantu.

Karena kalau dilihat dari jauh, sebenarnya nggak serem-serem amat sih :)

Pengalaman Berkunjung Ke Lawang Sewu

Lawang Sewu dari arah Tugu Muda ketika malam hari
Lawang Sewu dari arah Tugu Muda ketika malam hari

Hingga akhirnya setelah beberapa kali kunjungan ke Kota Semarang, saya mampir juga ke Lawang Sewu.

Sebelumnya saya hanya suka numpang lewat, menerawang dari jauh atau mengabadikan tempat wisata bersejarah di Semarang ini dari Tugu Muda yang selalu ramai dengan anak muda ketika malam minggu itu.

Kemarin, saya akhirnya bisa melihat dari dekat, dan blusukan ke dalam Lawang Sewu.

Agak kaget juga setelah tahu kalau Lawang Sewu ini areanya cukup luas.

Dari depat tampak terlihat gedung yang berdiri kokoh, ternyata di bagian tengahnya adalah area terbuka dengan pepohonan rindang.

Area terbuka ditengah Lawang Sewu yang asik untuk bersantai
Area terbuka ditengah yang asik untuk bersantai

Memang saya jarang membaca sejarah nasional, karena saya lebih suka sejarah perang dunia.

Namun, karena berkunjung ke Lawang Sewu, saya jadi mengetahu beberapa fakta sejarah yang unik.

Seperti ternyata tempat yang lebih dikenal oleh sebagian besar orang sebagai tempat yang berhantu ini dulunya adalah sebuah perusahaan per-keretaapian swasta.

Perusahaan itu adalah Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS.

Perusahaan ini adalah perusahaan swasta pertama yang mengoperasikan kereta api di Hindia Belanda untuk pertama kalinya.

Dan, tempat wisata bersejarah di Semarang ini dibangun pada tahun 1900-an untuk kemudian di gunakan sebagai kantor pusatnya.

Oh, jadi begitu ceritanya, saya gak menyangka kalau ini adalah sebuah kantor.

(Baca Juga : Klenteng Sam Poo Kong, Bukti Jejak Laksamana Ceng Ho Di Semarang)

Seremnya Ada Dimana Ya Destinasi Wisata Sejarah Di Semarang Ini?

Di bagian tengah terdapat pepohonan rindang
Di bagian tengah terdapat pepohonan rindang

Terus terang, saya bingung, dimana sih bagian horrornya Lawang Sewu?

Ada yang bilang di bagian ruang bawah tanah yang sekarang tertutup untuk umum karena masih dalam renovasi.

Ada juga yang mengatakan kalau desainnya yang memiliki banyak pintu menimbulkan kesan angker.

Saya merasa baik-baik saja ketika masuk kedalam bangunannya.

Seakan semua terlihat normal, tanpa ada keanehan apapun.

Atau memang saya tidak peka terhadap hal mistis? Entah lah…

Dari sepengetahuan saya, desain Lawang Sewu yang memiliki banyak pintu ini adalah karena zaman belanda dulu belum ada Air Conditioner.

Jadi arsitekturnya yaitu Prof Jacob F Klinkhamer dan BJ Queendag dengan pintar mendesain Lawang Sewu sedemikian rupa, sehingga tanpa AC pun gedung ini tetap sejuk.

Well, bisa dibayangkan dong gimana panasnya Kota Semarang tanpa AC?

Harga tiket masuk ke Lawang Sewu adalah IDR 10.000 untuk Dewasa, IDR 5000 untuk Anak dan IDR 5.000 untuk pelajar.

Nggak terlalu mahal untuk sebuah pengalaman menyenangkan didalamnya.

Apalagi selama di dalam area, ada pemandu yang siap untuk menjelaskan sejarah dan fakta dari tempat bersejarah di Semarang ini.

Denah Area Lawang Sewu

Denah lokasi Lawang Sewu
Denah lokasi Lawang Sewu

Memasuki area Lawang Sewu, ada tiga area yang menjadi favorit saya. Pertama adalah bagian tengah dimana saya bisa mendapatkan udara segar dan bersantai.

Kedua, bagian ruangan yang mempertunjukkan foto-foto kereta api di era Hindia Belanda dan era sebelum kemerdekaan.

Ketiga adalah bangunan utama dengan desain banyak pintunya yang unik.

Bangunan utama tempat besejarah di Semarang ini adalah berupa bangunan dengan tiga lantai yang memiliki dua sayap membentang ke bagian kanan dan kiri.

Yang menarik adalah ketika saya masuk ke bangunan utama, dan mulai naik lewat tangga besar ke lantai dua, diantara tangga tadi akan terdapat sebuah kaca besar.

Pada kaca besar tadi memperlihatkan gambar dua orang wanita muda yang konon orang Belanda, dan tentu semuanya terbuat dari gelas.

Tetapi jangan kaget ya kalau ada banyak yang berfoto di tempat ini, karena memang tempatnya cukup Instagram-able.

Jadinya, kesan seram yang sering disebutkan tidak terlalu terlihat selama kunjungan ke tempat ini.

Kaca besar yang memperlihatkan gambar dua wanita muda Belanda dan semuanya terbuat dari gelas
Kaca besar yang memperlihatkan gambar dua wanita muda Belanda dan semuanya terbuat dari gelas

Ada Banyak Foto Foto Bersejarah Disini

Sementara itu, dari semua ruangan yang saya masuki di Lawang Sewu, ruangan yang terdapat foto-foto kereta api jaman dulu adalah yang paling betah membuat saya berlama-lama untuk menikmatinya.

Soalnya dari dulu saya memang suka dengan kereta api. Bahkan, ketika liburan ke Jepang dulu, saya sampai belain naik belasan kereta api yang menarik di sana.

Beberapa foto lokomotif kuno seperti Lokomotif C53, Lokomotif DSM 35, dan Lokomotif DD 52 hingga foto penggunaan kereta api pada jaman sebelum kemerdekaan ada di ruangan ini.

Foto lawang sewu jaman dahulu
Foto lawang sewu jaman dahulu.

Menurut saya, siapapun asal seorang penggemar kereta api, pasti matanya pasti berbinar ketika mengamati setiap foto yang ada di ruangan penuh nostalgia kereta api ini.

Saya pun begitu, lebih banyak menghabiskan waktu disini daripada menjelajah bagian lain bangunan utama tempat wisata bersejarah di Semarang ini.

Stasiun semarang dahulu
Stasiun semarang dahulu.

Kira-kira saya menghabiskan lebih dari 30 menit hanya untuk menikmat setiap detil foto dan penjelasan yang terdapat di dekatnya.

Sebagai penggemar kereta api, saya tentu tak melewatkan begitu saja pemandangan seperti ini.

(Baca Juga : Semalam Di Novotel Semarang)

Foto para tentara hindia belanda yang sedang naik kereta api
Foto para tentara hindia belanda yang sedang naik kereta api.

Selain foto-foto kereta api jadul, fakta unik lain dari bangunan utama Lawang Sewu adalah ternyata kalau jumlah pintu dan jendela yang ada di sana tidak benar-benar seribu.

Padahal kalau diartikan secara harfiah, Lawang Sewu itu berarti “Seribu Pintu”.

Faktanya jumlah total yang ada hanyalah 429 buah saja.

Lebih detail, pemandu saya hari itu memberikan informasi kalau di bangunan ini terdapat sebanyak 429 buah pintu, dengan jumlah daun pintu lebih dari 1.200.

Foto kereta api jaman pada hindia belanda
Foto kereta api jaman pada hindia belanda.

Wow, serius ada sebanyak itu disana? Well, saya nggak beneran ngitung sendiri sih!

Kalau nggak percaya, silahkan datang saja ke Kota Semarang, dan mulai menghitung jumlah pintu di Lawang Sewu.

Beberapa jam menghabiskan waktu berkeliling salah tempat wisata di Semarang yang keren ini, saya tidak merasakan suasana horror sedikitpun. Sebaliknya, saya malah mendapatkan banyak pengetahuan baru mengenai sejarah kereta api di Indonesia sejak zaman Hindia Belanda.

Mungkin saja itu karena saya berkunjung ke tempat ini di siang bolong, sehingga kesan seram tempat wisata bersejarah di Semarang ini hilang?

Apapun alasannya, tempat wisata di Semarang yang satu ini adalah tempat menarik untuk liburan, berburu foto untuk Instagram sambil belajar sejarah.

Lupakan kesan seram tempat ini, karena memang sebenarnya Lawang Sewu tidak seseram itu!

Siapa yang setuju!?

Peta Lokasi Dan Alamat

Alamat: Jl. Pemuda No.160, Sekayu, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Lawang Sewu: Jejak Sejarah dan Kebudayaan yang Abadi

Lawang Sewu: Jejak Sejarah dan Kebudayaan yang Abadi
Tempat wisata di Semarang ini berada di dekat jalur tersibuk di semarang

Lawang Sewu adalah sebuah monumen bersejarah yang menjadi salah satu ikon kota Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.

Bangunan ini memiliki sejarah panjang yang bermula dari masa penjajahan Belanda hingga masa kemerdekaan Indonesia.

Dengan desain arsitektur yang khas dan atmosfer yang begitu kuat, Lawang Sewu memiliki daya tarik yang tidak hanya terbatas pada keindahan fisiknya, tetapi juga pada kisah-kisah yang tersimpan dalam dinding-dindingnya.

Dalam tulisan ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang Lawang Sewu, menggali sejarahnya, arsitekturnya, dan legenda urban yang mengitarinya.

Sejarah yang Mengejutkan

Lawang Sewu awalnya dibangun sebagai kantor pusat oleh perusahaan kereta api Belanda yang bernama Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM).

Pembangunan gedung utama dimulai pada tanggal 27 Februari 1904 dan selesai pada bulan Juli 1907.

Bangunan tambahan dibangun pada tahun 1916 dan selesai pada tahun 1918.

Dengan luas lahan mencapai 18.232 m2, Lawang Sewu adalah salah satu bangunan terbesar dan paling megah yang pernah dibangun di Semarang pada masanya.

Gedung ini dirancang oleh dua arsitek asal Amsterdam, yaitu Prof. Jakob F. Klinkhamer dan B.J. Ouendag.

Mereka menciptakan desain yang unik dengan elemen lengkung yang mendominasi struktur bangunan.

Salah satu ciri khas tempat wisata bersejarah di Semarang ini adalah jumlah pintu dan jendela yang sangat banyak, yang mencapai ratusan.

Karena jumlah pintu yang melimpah ini, masyarakat setempat memberi gedung ini nama “Lawang Sewu,” yang dalam bahasa Jawa berarti “seribu pintu.”

Namun, penting untuk dicatat bahwa sebenarnya terdapat hanya 429 pintu di bangunan ini, meskipun jumlah jendela sangat melimpah.

Selain desain yang memukau, tempat wisata bersejarah di Semarang ini juga memiliki ornamen kaca patri yang memikat, yang diproduksi oleh Johannes Lourens Schouten.

Kaca patri ini menceritakan berbagai aspek sejarah dan keindahan Jawa, termasuk pengaruh Belanda atas Semarang dan Batavia (sekarang Jakarta), serta kejayaan kereta api.

Selain kaca patri, ragam hias lainnya juga menghiasi Lawang Sewu, termasuk ornamen tembikar di atas balkon, kubah kecil dengan lapisan tembaga di puncak menara air, dan hiasan perunggu yang menghiasi puncak menara.

Lawang Sewu dalam Peristiwa Bersejarah

Selama sejarahnya, tempat wisata bersejarah di Semarang ini telah menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa bersejarah. Beberapa peran penting yang dimainkan oleh bangunan ini meliputi:

  1. Masa Penjajahan Jepang: Selama pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1942-1945, Lawang Sewu digunakan oleh tentara Jepang sebagai kantor Riyuku Sokyoku, yang merupakan jawatan transportasi Jepang. Ruang bawah tanah gedung B diubah menjadi penjara, di mana penyiksaan dan eksekusi mati dilakukan. Ini menjadi masa yang sangat suram dalam sejarah Lawang Sewu.
  2. Era Kemerdekaan: Setelah kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, Lawang Sewu diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan digunakan sebagai Kantor Eksploitasi Tengah DKARI (Djawatan Kereta Api Republik Indonesia). Bangunan ini menjadi markas tentara Belanda setelah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada tahun 1949.
  3. Masa Pergantian Pemerintahan: Pada tahun 1994, gedung ini diserahkan kembali kepada Perusahaan Kereta Api (Perumka), yang kemudian berubah menjadi PT Kereta Api Indonesia (Persero). Ini menandai akhir dari peran administratif Lawang Sewu dan awal dari upaya pelestariannya sebagai cagar budaya.

Peninggalan Bersejarah yang Dilindungi

Pada tahun 1992, Lawang Sewu ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah Indonesia.

Tindakan ini diambil untuk melindungi kekayaan sejarah dan budaya bangsa dari potensi kerusakan atau penghancuran.

Setelah status cagar budaya ini diberikan, upaya pelestarian dan restorasi secara bertahap pun dilakukan untuk menjaga keaslian bangunan ini.

Pada tahun 2009, kompleks Lawang Sewu dalam kondisi yang cukup memprihatinkan.

Bangunan yang megah ini telah mengalami degradasi akibat polusi, vandalisme, dan ketidakpedulian.

Dinding putihnya yang dulunya bersih terhitamkan oleh polusi, dan banyak bagian bangunan yang telah terkelupas.

Lumut bahkan mulai tumbuh di beberapa sudutnya. Namun, kesadaran akan pentingnya menjaga warisan budaya ini akhirnya memunculkan upaya restorasi yang lebih serius.

Proses Restorasi dan Penggunaan Saat Ini

Pada tahun 2009, PT Kereta Api Indonesia (Persero) memulai upaya restorasi untuk mengembalikan kejayaan Lawang Sewu.

Proyek ini mencakup pemulihan dinding, atap, dan elemen-elemen arsitektur lainnya yang telah rusak atau mengalami degradasi.

Tujuannya adalah untuk mengembalikan bangunan ini ke kondisi semirip mungkin dengan penampilannya pada masa lalu.

Pada tanggal 5 Juli 2011, gedung bersejarah di Semarang yang telah direstorasi ini secara resmi diresmikan oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono.

Namun, saat peresmian ini berlangsung, hanya gedung B yang dapat dikunjungi oleh publik.

Saat ini, gedung ini digunakan sebagai museum dan galeri sejarah perkeretaapian oleh Unit Pusat Pelestarian dan Desain Arsitektur dan KAI Wisata.

Museum ini menampilkan beragam koleksi yang berkaitan dengan sejarah perkeretaapian di Indonesia.

Beberapa koleksi yang dapat ditemui di dalamnya termasuk koleksi Alkmaar, mesin Edmonson, mesin hitung, mesin tik, replika lokomotif uap, surat berharga, dan masih banyak lagi.

Selain itu, Lawang Sewu juga menyajikan proses pemugaran gedung ini dengan menggunakan foto, video, dan material restorasi sebagai bagian dari eksibisi.

Selain sebagai museum, tempat wisata bersejarah di Semarang ini juga memiliki potensi penggunaan lain.

Gedung ini dapat disewa untuk berbagai acara seperti pameran, ruang pertemuan, pemotretan, perayaan pernikahan, festival, bazar, pertunjukan seni, workshop, dan berbagai kegiatan lainnya.

Hal ini membuka peluang bagi masyarakat lokal dan wisatawan untuk merasakan atmosfer bersejarah yang begitu kuat dalam ruang-ruang Lawang Sewu.

Legenda Urban dan Keangkeran

Selama bertahun-tahun, Lawang Sewu telah menjadi pusat legenda urban dan cerita mistis.

Salah satu cerita yang paling terkenal adalah mengenai keberadaan kuntilanak di lantai dasar gedung B.

Menurut cerita, lantai dasar ini digunakan sebagai tempat penyiksaan selama pendudukan Jepang, dan energi negatif yang tertinggal konon menciptakan kehadiran kuntilanak yang sering menghantui area tersebut.

Banyak wisatawan datang ke tempat wisata bersejarah di Semarang ini dengan harapan melihat sendiri keberadaan makhluk gaib ini.

Selain kuntilanak, ada juga cerita tentang hantu tanpa kepala, pocong, dan berbagai penampakan mistis lainnya yang dikaitkan dengan Lawang Sewu.

Keberadaan legenda urban ini telah menambah daya tarik sendiri bagi mereka yang suka mengeksplorasi dunia supranatural.

FAQ – Pertanyaan yang Sering Diajukan tentang Lawang Sewu

Berikut beberapa pertanyaan tersebut.

1. Apa Sejarah Lawang Sewu?

Lawang Sewu adalah sebuah bangunan bersejarah yang dimiliki oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Gedung ini dibangun secara bertahap di atas lahan seluas 18.232 m2.

2. Mengapa Lawang Sewu Terkenal Sebagai Tempat yang Angker?

Lawang Sewu dikenal sebagai tempat yang sangat angker karena ruang bawah tanahnya pernah digunakan sebagai tempat penyiksaan oleh tentara Jepang selama masa penjajahan. Banyak wisatawan yang masuk ke ruangan ini untuk melihat peninggalan sejarah ini.

3. Apa yang Terdapat di Dalam Lawang Sewu?

Lawang Sewu memiliki beragam fasilitas dan koleksi, termasuk:

  • 928 pintu.
  • Koleksi perkeretaapian.
  • Perpustakaan.
  • Dokumentasi foto dan video.
  • Taman.
  • Ruang bawah tanah.

4. Mengapa Lawang Sewu Memiliki Banyak Pintu?

Salah satu alasan Lawang Sewu memiliki banyak pintu adalah untuk meningkatkan sirkulasi udara di dalam gedung ini. Selain itu, hal ini juga terkait dengan kepentingan estetika orang Belanda yang sangat menjaga citra mereka.

5. Apa yang Membuat Lawang Sewu Terlihat Mistis?

Kesan mistis Lawang Sewu sebagian besar disebabkan oleh kondisinya yang terbengkalai sebelum dilakukan restorasi.

6. Mengapa Lawang Sewu Dinamai “Seribu Pintu”?

Lawang Sewu dinamai “Seribu Pintu” karena memiliki banyak pintu dan jendela yang tinggi dan lebar, meskipun jumlah pintu sebenarnya tidak mencapai seribu.

7. Apakah Lawang Sewu Pernah Digunakan sebagai Penjara?

Selama masa penjajahan, Lawang Sewu mengalami transformasi menjadi sebuah penjara yang digunakan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk menahan tahanan politik, terutama selama Perang Dunia II.

8. Berapa Jumlah Pintu Sebenarnya di Lawang Sewu?

Lawang Sewu sebenarnya memiliki 928 pintu.

9. Apa Keunikan Lain dari Lawang Sewu?

Selain memiliki banyak pintu, Lawang Sewu juga memiliki jumlah jendela yang sangat banyak, yang memberikan kesan unik pada bangunan ini.

10. Mengapa Ruang Bawah Tanah Lawang Sewu Ditutup?

Ruang bawah tanah Lawang Sewu ditutup oleh pengelola untuk alasan keamanan dan untuk menghindari penyalahgunaan sejarahnya.

11. Dimana Lokasi Tepat Lawang Sewu Terletak?

Lawang Sewu terletak di Jl. Pemuda, tepat di depan Tugu Muda dan Museum Mandala Bhakti di Kota Semarang, Jawa Tengah.

12. Apa yang Terdapat di Ruang Bawah Tanah Lawang Sewu?

Ruang Bawah Tanah Lawang Sewu memiliki jaringan terowongan yang luas dengan sekitar 17 terowongan yang menghubungkan ruangan-ruangan bawah tanah dengan bangunan utama Lawang Sewu.

13. Bagaimana Lawang Sewu Digunakan pada Masa Penjajahan Jepang?

Saat penjajahan Jepang, Lawang Sewu digunakan sebagai Kantor Ryuku Sokyoku (Jawatan Transportasi Jepang). Selain itu, ruang bawah tanahnya juga digunakan sebagai penjara dan tempat eksekusi mati.

14. Apa yang Tidak Boleh Dilakukan di Lawang Sewu?

Salah satu aturan khusus di Lawang Sewu adalah larangan untuk syuting film bertema mistis.

15. Siapa Arsitek di Balik Lawang Sewu?

Lawang Sewu dirancang dengan sentuhan arsitektur Eropa, terutama Belanda, oleh Prof. Jakob F Klinkhamer dan B.J. Ouendag.

16. Apa Jam Buka Lawang Sewu?

Lawang Sewu buka setiap hari mulai pukul 8 pagi hingga pukul 8 malam, sehingga Anda dapat mengunjunginya kapan saja.

Kesimpulan

Lawang Sewu adalah bukti hidup dari sejarah dan kebudayaan Indonesia yang kaya. Bangunan ini tidak hanya merupakan sebuah monumen fisik yang megah, tetapi juga wadah bagi kisah-kisah penting yang berkaitan dengan masa lalu Indonesia, dari masa penjajahan Belanda hingga kemerdekaan.

Melalui upaya pelestarian dan restorasi,tempat wisata bersejarah di Semarang ini terus memberikan kontribusi yang berharga dalam memahami warisan budaya dan sejarah bangsa ini.

Selain itu, legenda urban dan kisah-kisah mistis yang mengitarinya memberikan dimensi yang lebih dalam lagi dalam pengalaman berkunjung ke Lawang Sewu.

Bagi yang mencari petualangan supranatural, bangunan ini menawarkan sejumlah cerita misterius yang siap dijelajahi.

Bagi yang lebih suka mengeksplorasi sejarah dan budaya, museum di dalam Lawang Sewu menyajikan koleksi yang kaya dan menarik.

Lawang Sewu adalah warisan yang harus dijaga dan dihargai oleh generasi-generasi mendatang, karena ia bukan hanya sebuah bangunan, tetapi juga jejak hidup dari masa lalu yang patut dikenang.

Dengan mengunjungi tempat wisata bersejarah di Semarang ini, kita dapat merasakan kekayaan sejarah dan budaya Indonesia yang luar biasa, serta menghormati perjuangan dan peristiwa yang telah membentuknya.

Perjalanan ini disponsori penuh oleh Kementerian Pariwisata Indonesia (indonesia.travel). Kalian bisa melihat foto-foto perjalanan ini di akun social media seperti Twitter @catperku dan Instagram @catperku dengan hashtag #PesonaIndonesia #SaptaNusantara #INATopBucketList


Rijal Fahmi Mohamadi

Rijal Fahmi Mohamadi

Fahmi adalah seorang Digital Marketer, Travel Enthusiast, Geek Travel Blogger dari Indonesia penulis catperku.com, Penulis Buku perjalanan Traveling The Traveler Notes Bali The Island Of Beauty dan The Traveler Notes Bersenang-Senang di Bali, Bertualang di Lombok. Pernah disebutkan, mentioned in Lonely Planet Indonesia 2019 as Best in Blogs. Mau menyapa saya? Kunjungi media sosial pribadi saya, atau hubungi lewat email [email protected] jika Anda ingin mengajak saya bekerja sama dan berkolaborasi.
https://catperku.com


Comments

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      ngahahah~ udah sering kesini, tapi selalu malam hari kan :D

  1. aku baru sekali ke Lawang Sewu, waktu itu ada pameran dari KAI. :D
    sempet muter-muter sebentar di sana. tempatnya bagus. tapi aku nggak nemu kayak foto mas Fahmi yang ada jendela gede itu -_-

    btw, komen pertama nih.
    PERTAMAX GAN!

      1. Fahmi (catperku.com) says:

        hahaa, kalah cepet deh :D Eh, emang pameran apa dari KAI? Pameran foto-foto kah? Keren euy, ternyata lawang sewu ini. Nggak pernah ada kesempatan buat masuk ke dalam sebelumnya :D

        1. Gallant Tsany Abdillah says:

          aku lupa pameran apa hahaha. ada foto foto juga, ada nampilin beberapa benda antik, kayak tiket jaman dulu yang pake kertas karton gitu apa sih namanya. itu lah :D

          1. Fahmi (catperku.com) says:

            waaa, itu kereeen! kapan ya ada lagi? Aku pengen liat juga~

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      naah, iya ituuu, foto diantara pintu-pintunya :D tapi kemaren kelupaan~~ hiks~

  2. Rifqy Faiza Rahman says:

    Relatif sih Mas, kalau saya ngajak teman yang punya indra keenam, pasti dia cerita aneh2 sepulangnya dari sana hahaha :D

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      hahaa, jangan gituu, nanti pada nggak mau main ke lawang sewu~~ kesannya lawang sewu itu kan selalu seram yah. Padahal dibalik itu ada banyak cerita sejarah yang bisa dinikmati. Aku nggak mau ah nanti jalan sama yang punya indera ke enam :D

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      iyaa, kalau malam keren, tapi dari arah tugu muda sih :D

  3. Wuihh…
    Saya dulu sempet main ke sini, tapi ga jadi masuk, cuman di luar aja duduk2 ama temen hehe
    Katanya dulu bekas penjara Belanda gitu ya mas?

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      bukan bekas penjara sih kalau dari sejarah yang aku baca. Cuma pernah dipakai sebagai penjara dan arena pertempuran saja kayaknya. Kalau aslinya ya kantor perusahaan kereta api pertama di hindia belanda :D

  4. fotonya kece kaaak! trus ini kesannya dari siang sampe malem di lawang sewu melulu hihihi :D

    dan berhubung aku udah pernah masuk ke sini trus parno, kayaknya gak mau deh kalo disuruh masuk lagi. Cukup sekali ajaaaa

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      ini aslinya foto dari beberapa kali main ke lawang sewu~~ serinnya kesana malam, tapi baru kemarin ada kesempatan datang siang dan masuk ke dalemnya :D

  5. cumilebay.com says:

    Aku sekali ke lawang sewu tapi ngak masuk, lebih tertarik makan sego campur dibelakang nya dan uenak banget

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      weleeh, kelewatan dah :| next time mau cobain ah~

  6. iya, sekarang udah gak serem lagi, malah terlihat megah saat malam hari karena lampu lampunya, tapi kalau masuk di ruang bawah tanahnya masih sedikit serem kok :D

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      iyaa, banyak yang ngira lawang sewu bekas penjara kan ya?

        1. Fahmi (catperku.com) says:

          padahal lawang sewu ini kan tempat bersejarah yang keren :D

  7. berbagifun says:

    pernah kesitu sekali, tapi karena udah terlalu malam, udah tutup, heuheuheu

    akhirnya cuma nongkrong di tugu muda sampai tengah malam

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      kalau udah malem emang enak nongkrong di tugu muda sih :D

  8. pertama kali dengar lawang sewu itu pas jamannya masih ada acara “uka uka” bang hahaha ketahuan deh umurnya :))

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      ooh, pernah masuk acara uka-uka ya? Pantes terkenal horror :D

  9. Pernah sekali ke sana, ga horor juga…
    Mungkin karena pas ke sana siang hari dan ramai-ramai :D

  10. Defi Laila Fazr says:

    Waww.. lawang sewu kalo mlm kece bangett!
    Btw, kalo nyari yg serem, masuk lawang sewunya mlm2 dong kak :D

  11. @bangsaid says:

    Kalo dari foto-fotomu sih emang ngga keliatan serem Mi. Baru numpang lewat juga disitu. Blom pernah masuk. Kapan waktu sih kepengen juga

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      hahaa, iya sih D hayo~ main-main ke lawang sewu :D

  12. Iqbal Rois says:

    Skrg aja udh gk serem.. Coba jaman aku kesana tahun 2008.. Hiiiii… :DD

    Btw, lama gk mampir baru tahu blog ini udah.com :D

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      waah, itu udah lama bangeet! coba mampir lagi deh! Lawang sewu ini sekarang makin keren! btw makasih dah mampir lagi~ jangan bosen ya :p

  13. Kalau mau tau seremnya Lawang Sewu, coba cek postinganku ae mas. Soale aku menulis semua cerita yg aku denger dari pemandu wisatanya. HAHAHA. dan ceritanya emang serem! Apalagi pas masuk ruang bawah tanah ituuuu..

    Soal penampakan aku gak diketoki sih, cuman kroso sitik sitik hahahaha

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      hahaa, begitu kah? nanti mau coba baca ah~~ tapi aku emang nggak bisa merasakan, jadine ya biasa aja pas di dalam :D *lebih enak gitu dah*

  14. Anis Hidayah says:

    Iya mas,,, Lawang sewu menurutku juga nggak seserem yang dibayangkan,,, mungkin ini efek tidak punya indra keenam kali yaw,hehe,,, jumlah pintunya nggak sampai seribu, tapi kok dinamakan lawang sewu yaw? mungkin tadinya pegawainya nggak sempet ngitung dan langsung saja tercetus nama lawang sewu….

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      hahaa, enak kalau ndak punya indera keenam, jadi nggak ngerasain apapun :D btw, aku juga penasaran kenapa dinamain lawang sewu? padahal pintunya nggak beneran seribu loh! Jadi alasan kenapa dinamakan lawang sewu apa ya? *ikutan bertanya-tanya*

  15. abahshofiyah says:

    Buat seru-seruan aja sih ya mas… :D beberapa tahun lalu saya pernah mampir jg, merasakan suasana malam di lawang sewu. Rombongan kami sih biasa-biasa aja, justru yang jerit2 ya remaja2 putri dibelakang kami… hehehe…

    salam kenal ya mas…

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      wah, kalau malam bisa masuk juga ya? pengen sih, tapi kalau buat hunting foto, bagusnya sih siang hari :D malam hari cuma bagus dari luar lawang sewu saja nih~~

  16. Heri Shu @travelographers says:

    walau kalo malam hari tampak menyeramkan tapi arsitektur bangunannya yang cantik tetap mempesona dan menarik banyak orang untuk singgah kesini

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      Lebih ramenya sih di tugu muda~ di dekat lawang sewu itu~ banyak orang pacaran disana :P

  17. Shudai Ajlani says:

    Belum pernah ke Lawang Sewu, bener sih banyak yang bilang tempat ini serem tapi setelah lihat tulisannya mas fahmi jadi gak percaya kalo disana serem, eh tapi kalo malem serem juga kali ya :D

    1. Fahmi (catperku.com) says:

      ya asal jangan kesana malem minggu terus sendirian pula~ eh tapi kayaknya setan juga takut sama jomblo sih~ #lhaa

  18. Ruang Freelance says:

    Bener banget, banyak yang pacaran di tugu muda. tapi gak sedikit juga banci di sana, pernah temenku dicolek banci, abis itu dia selalu waspada kalau kesana lagi, idih, jijik kan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *