Serunya Acara Gathering Dua Ransel Bali!
Ah, sudah lama sekali saya ingin hadir di beberapa gathering Dua Ransel, yang diantaranya sempat diadakan di Jakarta. Namun saya tidak sempat hadir karena beberapa alasan dan ada acara :D. Di Bali, tepatnya di kedai Kopi Kultur (@kopikultur), akhirnya saya bisa menghadiri gathering Dua Ransel. Memang sudah lama saya penasaran ingin bertanya beberapa hal kepada mereka. Tentunya tentang seputar traveling keliling dunia mereka yang sudah berjalan sampai 4 tahun.
Saya seorang backpacker kelahiran Surabaya. Pada bulan April 2009, saya dan sang suami menutup apartemen sewaan kami di Canada dan membagi-bagikan sebagian besar barang-barang kami. Hanya dengan 2 backpacks dan pakaian yang kami kenakan, kami meninggalkan kota tempat tinggal kami untuk bergabung dengan komunitas dunia sebagai backpackers. Bersama, kami telah singgah di
29lebih dari3540 negara di berbagai benua. Banyak yang tanya, mau di tinggal di jalan sampai kapan? Hal itu saya sendiri belum tau. Dunia ini begitu luas dan misterius, dan untuk saat ini, kami belum ingin berhenti.
Itulah bio yang dituliskan di blog mereka (duaransel.com) untuk yang belum tahu siapakah Dua Ransel itu :D. Bisa dibilang mereka adalah traveler sejati, lha wong mereka tidak punya rumah, dan sudah traveling selama 4 tahun. Atau kerennya, bisa dibilang citizen of the world! *ah saya juga pingin seperti Dua Ransel nanti* :D.
Kebetulan mereka sedang traveling di Bali, karena itu mereka sekaligus mengadakan gathering kecil – kecilan yang diadakan di kedai kopi kultur. *meskipun kecil – kecilan tapi yang datang di gathering Dua Ransel Bali lumayan banyak, rame!*
Karena Bali sering hujan akhir – akhir ini, saya pun datang sedikit terlambat ke acara ini, meskipun begitu, ketika saya datang, ternyata acara baru saja akan dimulai. Sesi acara gathering Dua Ransel kali ini modelnya adalah tanya jawab, yang dibuka dengan sedikit cerita oleh Mbak Dina.
Enggak begitu lama setelah acara dibuka, teman – teman yang sudah hadir terlihat begitu antusias bertanya kepada pasangan Dua Ransel ini. Pertanyaan demi pertanyaan langsung diluncurkan kepada mereka, tidak ketinggalan saya yang juga menanyakan dua buah pertanyaan kepada Mbak Dina dan Mas Ryan.

Pertanyaan pertama saya ajukan kepada Mas Ryan yang pekerjaannya selain traveling dengan Mbak Dina adalah seorang freelance programmer. Tentunya karena saya juga seorang programmer yang memimpikan bisa menjadi seorang freelance programmer, agar bisa traveling kemana – mana juga :D. Saya menanyakan bagaimana mengatur waktu, membagi antara pekerjaan dan traveling. Pastinya seorang programmer pun perlu berkonsentrasi ketika sedang coding (bekerja).
Mas Ryan menjawab (dalam bahasa ingris, kan dia asli Kanada), karena model traveling mereka slow, enggak keburu – buru, ketika ada pekerjaan yang ribet mereka akan berhenti di suatu tempat yang punya internet bagus agar bisa fokus ke pekerjaan dahulu (internet adalah nyawa kedua seorang freelance programmer). Baru kemudian setelah pekerjaan selesai, mereka akan mulai berpindah kembali. Enggak seperti saya yang selalu gagal bekerja sambil traveling, karena terburu cuti yang sedikit :p.
Pertanyaan kedua saya ajukan kepada Mbak Dina, pertanyaan ini tentang seputar traveling. Pertanyaan yang saya ajukan adalah, mata uang utama yang dibawa selama traveling, dan apakah kartu kredit itu penting ketika traveling jangka panjang. Berbeda dengan traveling jangka pendek yang selalu menyiapkan mata uang negara yang dikunjungi terlebih dahulu, mereka jarang membawa uang cash. Mbak Dina menjelaskan kalau mereka lebih sering bergantung pada Kartu ATM dan Kartu Kredit yang bisa dipakai diseluruh dunia.
Cara itu lebih menguntungkan dan aman dari pada membawa uang cash dalam jumlah banyak, meskipun kadang Kartu ATM dan kartu kredit pasti memberikan sedikit charge tambahan. Dan kalaupun harus datang ke negara yang yang jarang ditemui ATM, mereka akan membawa mata uang Dolar Amerika atau menukarkan uang terlebih dahulu. Yah, memang selama ini saya selalu penasaran bagaimana tentang uang yang dibawa ketika traveling.
Mbak Dina juga memberi tips, jangan lupa memberi tahu pihak bank, kalau Kartu ATM dan Kartu Kredit akan digunakan di luar negeri, biar tidak di blokir karena dikira dipakai orang lain oleh pihak bank. Mereka pernah mengalami hal itu, karena tidak memberi tahu pihak bank, dan mereka memakai Kartu Kredit di beberapa negara dalam waktu dekat.
Menghadiri gathering Dua Ransel Bali, memberi banyak pengalaman baru, pandangan baru tentang hidup, ilmu baru tentang dunia per-traveling an :D. Suatu saat, saya juga ingin seperti mereka, meninggalkan dunia nine to five untuk belajar dan melihat dunia.
Di acara gathering Dua Ransel ini saya juga sempat bertemu beberapa teman travel blogger yang sebelumnya hanya bisa menyapa lewat blog dan twitter saja. Meskipun ketemunya sebentar, salam kenal ya Mbak dedbzie(@twitdebbzie, www.debbzie.com ) dan Mas Wisnu(@dalijo, www.tanpakendali.com) :D . Mbak Dina dan mas Ryan Dua Ransel, keep traveling keep inspiring ya :D

Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.
Oalahhh Rijal, ternyata kamu tadinya duduk di sebelahku toh ? kakakaka. Aku baru liat pas kamu di belakang itu :p
Salam kenal juga yach…..aku malah ga sempat kenalan ama Dalijo. Ya udah ntar kita yang di Bali bikin gathering sendiri, gimana ? :D
hoho iya, gak sadar karena fokus ke acara kali :D weh, mau banget gathering mini di bali, tapi aku bulan depan udah pindah ke Jakarta -,- *hiks*
Slow traveler ya, memang sebenarnya enak begitu sih. Jadinya bisa eksplorasi lebih lama juga di tempat yg dikunjungi.
setujuuu!! tapi hal yang ga mungkin kalau masih jadi manusia 9to5 :D (red: karyawan) :D
:) aku juga datang telat, karena nunggu anakku bangun. Dan ga sempet poto-poto bareng
Datang hampir telat juga, tapi masih sempat ngobrol2 :D
Luar biasa ya Mas. Ada traveler seperti dua ransel.
Inspiratif pisan