Apa saja tempat wisata populer di Pangkalan Bun yang bisa dijelajahi kalau liburan ke tempat ini selain tentunya Taman Nasional Tanjung Puting? Selengkapnya simak saja di travel blog Indonesia catperku.com.
Pangkalan Bun, atau yang disingkat PBUN, merupakan ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat yang terletak di Kalimantan Tengah, Indonesia.
Kota ini terletak di Kecamatan Arut Selatan dan mencakup beberapa wilayah kelurahan, termasuk Kelurahan Mendawai, Raja, Mendawai Seberang, Baru, dan Raja Seberang.
Daftar Isi
Video Pengalaman Liburan Ke Pangkalan Bun
Ini adalah kali pertama saya liburan ke Pangkalan Bun Kalimantan Tengah.
Tujuan saya adalah untuk berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting.
Namun sebelumnya saya jalan jalan dulu di Pangkalan Bun, main ke Istana Pangeran Mangkubumi dan lanjut Susur Sungai Arut!
My Instagram : instagram.com/catperku
My Youtube : youtube.com/@catperku
Sejarah Kota Pangkalan Bun
Sejarah Pangkalan Bun dapat ditelusuri kembali ke masa lalu ketika kota ini dikenal sebagai Sukabumi Pongkalanbu’un.
Nama ini berasal dari pelabuhan (“pangkalan”) yang terletak di tepi Sungai Buun (kini berdekatan dengan Pasar Indra Sari).
Pangkalan Bun awalnya diberikan nama Sukabumi Pongkalan Bu’un oleh Sultan Imanudin, yang pada saat itu memindahkan ibu kota pemerintahan dari Kotawaringin Lama.
Nama Pongkalan Bu’un sendiri diberikan oleh raja sebagai penghormatan kepada seorang penduduk setempat bernama Bu’un yang telah berjasa bagi kesultanan Kotawaringin.
Kota Pangkalan Bun didirikan pada tanggal 9 Jumadil awwal 1221 H atau 25 Juli 1806 Masehi, pada hari penancapan Tiang Sangga Benua.
Istana Kuning, yang merupakan peninggalan Kerajaan Kotawaringin, juga terletak di Pangkalan Bun.
Pangkalan Bun berkembang menjadi pusat kegiatan perusahaan perkebunan dan silvikultur dengan banyaknya lahan usaha di sekitar kota ini.
Jalan Trans Kalimantan menjadi jalur darat yang menghubungkan Pangkalan Bun dengan Sampit, Ketapang, dan Kota Pontianak.
Untuk akses laut, terdapat pelabuhan Panglima Utar Kumai yang melayani rute Semarang dan Surabaya.
Bandara Iskandar menjadi sarana transportasi udara yang menghubungkan Pangkalan Bun dengan Jakarta, Semarang, Surabaya, Solo, Ketapang, Sampit, Palangkaraya, Pontianak, Banjarmasin, dan Balikpapan.
Saat ini, terdapat empat perusahaan penerbangan yang melayani rute-rute tersebut di tahun 2012.
Mengapa Pangkalan Bun Disebut Juga Dengan Nama Kota Manis?
Pangkalan Bun, kota yang disebut sebagai “kota manis”, memiliki makna yang tersembunyi di balik akronimnya.
Kata “Manis” sebenarnya merupakan singkatan dari Minat, Aman, Nikmat, Indah, dan Segar.
Singkatan ini mencerminkan prestasi yang telah diraih oleh kota Pangkalan Bun, terutama dalam meraih penghargaan Adipura.
Minat merujuk pada minat wisatawan yang terus meningkat untuk mengunjungi Pangkalan Bun dan menikmati segala daya tariknya.
Dengan keberagaman destinasi wisata yang ditawarkan, kota ini menarik minat banyak orang untuk menjelajahi keindahan alam dan budayanya.
Aman menggambarkan suasana yang aman dan nyaman di Pangkalan Bun.
Kota ini dikenal dengan keamanan yang terjaga, membuat wisatawan merasa tenang dan bebas menjelajahi setiap sudutnya tanpa kekhawatiran.
Nikmat mengacu pada kenikmatan yang dapat dinikmati di Pangkalan Bun.
Dari kuliner khas lokal hingga pengalaman menakjubkan di alam terbuka, kota ini menawarkan beragam kesenangan bagi para pengunjungnya.
Indah menunjukkan keindahan alam dan pesona lingkungan Pangkalan Bun.
Dikelilingi oleh kekayaan alam seperti hutan tropis, sungai yang mempesona, dan kehidupan satwa liar yang melimpah, kota ini memancarkan keindahan yang tak terlupakan.
Segar melambangkan udara segar dan suasana alami di Pangkalan Bun.
Dengan lingkungan yang masih terjaga keasriannya, wisatawan dapat menikmati udara segar dan menenangkan jiwa mereka di tengah kehidupan perkotaan yang sibuk.
Penghargaan piala Adipura yang telah diraih oleh Pangkalan Bun menegaskan komitmen kota ini untuk menjaga kebersihan dan keindahan lingkungannya.
Penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa Pangkalan Bun adalah tempat yang mempesona dan patut disebut sebagai “kota manis” dengan segala daya tariknya.
Jadi, apabila Anda ingin menemukan keajaiban yang tersembunyi di Pangkalan Bun, datanglah dan rasakan sendiri keistimewaan kota yang memenuhi kriteria Manis: Minat, Aman, Nikmat, Indah, dan Segar.
Tempat Wisata Populer di Pangkalan Bun Dan Sekitarnya Di Tahun 2024

Pangkalan Bun, sebuah kota di Kalimantan Tengah, memang menghadirkan pesona yang tak terbantahkan.
Dengan kekayaan alam dan budaya yang begitu khas, berikut ini adalah beberapa destinasi wisata populer yang bisa Kamu kunjungi saat berada di Pangkalan Bun dan sekitarnya.
Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP): Harta Karun Alam di Kalimantan Tengah
Taman nasional ini terkenal sebagai tempat tinggal orangutan dan menawarkan pengalaman tak terlupakan dalam menjelajahi hutan hujan yang memukau.
Jika Kamu mencintai keindahan alam dan ingin merasakan petualangan yang menggetarkan jiwa, TNTP adalah destinasi yang tepat untuk Kamu.
Dengan kekayaan flora dan fauna yang melimpah, TNTP menawarkan pengalaman luar biasa bagi para pengunjungnya.
Taman Nasional Tanjung Puting terletak di semenanjung barat daya provinsi Kalimantan Tengah.
Pernah Menjadi Cagar Alam dan Suaka Margasatwa Sebelum Menjadi Taman Nasional
Awalnya, Tanjung Puting merupakan cagar alam dan suaka margasatwa yang ditetapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1937.
Kemudian, melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 687/Kpts-II/1996 tanggal 25 Oktober 1996, Tanjung Puting resmi menjadi Taman Nasional dengan luas seluruhnya mencapai 415.040 hektar.
Secara geografis, TNTP terletak di antara 2°35′-3°20′ Lintang Selatan dan 111°50′-112°15′ Bujur Timur, meliputi wilayah Kecamatan Kumai di Kotawaringin Barat, serta kecamatan Hanau dan Seruyan Hilir di Kabupaten Seruyan.
Pengelolaan Taman Nasional Tanjung Puting dilakukan oleh Balai Taman Nasional Tanjung Puting, sebuah Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah naungan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Di TNTP, Kamu dapat menyaksikan keajaiban alam dalam bentuk satwa liar yang unik, termasuk orangutan, bekantan, serta beragam jenis burung yang menghiasi langit.
Selain itu, Kamu dapat menjelajahi aliran sungai yang membelah hutan dengan menggunakan klotok, perahu khas Kalimantan, yang akan membawa Kamu lebih dekat dengan kehidupan liar di sekitar.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Taman Nasional Tanjung Puting dan mengalami petualangan yang tak terlupakan di tengah keindahan alam Kalimantan Tengah.
Rasakan kesejukan hutan hujan, temui satwa-satwa yang langka, dan biarkan diri Kamu terpesona oleh keajaiban alam yang memukau di TNTP.
Jurung Tiga Nature Park, Surga Alam yang Menyejukkan di Pangkalan Bun
Jurung Tiga Nature Park adalah tempat yang sempurna bagi Kamu yang ingin melepas penat sejenak dan menikmati udara segar yang memanjakan indra.
Dengan pemandangan alam yang indah dan suasana yang tenang, taman alam ini akan membawa Kamu ke dunia yang penuh kedamaian.
Di Jurung Tiga Nature Park, Kamu dapat berjalan-jalan menikmati keindahan alam sekitar atau mengadakan piknik santai bersama keluarga dan teman-teman.
Setiap sudut taman ini memiliki daya tariknya sendiri yang memikat hati Kamu.
TWH Jurung Tiga, dengan luas areal sekitar 40 hektar, memancarkan pesona yang tak terlupakan.
Hal ini dibuktikan dengan antusiasme masyarakat Pangkalan Bun dan sekitarnya yang datang berkunjung ke tempat ini dalam beberapa minggu terakhir.
Ada Beberapa Rute Yang Bisa Dilewati Untuk Pergi Kesini
Untuk mencapai lokasi ini, terdapat dua alternatif rute yang bisa Kamu pilih.
Kamu dapat mengikuti jalan translik menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah atau melalui perjalanan menyeberangi sungai Sintuk.
Kedua jalur ini memberikan pengalaman yang berbeda dan memikat saat Kamu menuju Jurung Tiga Nature Park.
Dengan harga tiket masuk (HTM) yang terjangkau, hanya Rp10 ribu per orang, TWH Jurung Tiga menyediakan fasilitas rekreasi yang menyenangkan bagi seluruh keluarga.
Ada banyak spot menarik di lokasi ini, seperti area outbound, camping ground, area edukasi alam, jembatan kenangan, spot menyumpit, rumah pohon, hutan buah, rakit cinta, rumah makan, shelter-shelter yang nyaman untuk beristirahat, serta sejumlah spot lainnya yang tak kalah menarik dan tentunya sangat “instagramable”.
Nama TWH Jurung Tiga memiliki makna sejarah yang kental. Jurung bermakna tempat lumbung padi, sedangkan Tiga mengacu pada pemilik TWH Jurung Tiga yang memiliki tiga tempat penyimpanan lumbung padi. Sejarah ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari keunikan tempat ini.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Jurung Tiga Nature Park di Pangkalan Bun.
Nikmati keindahan alam, rileks dalam suasana yang tenang, dan buat kenangan tak terlupakan bersama keluarga dan teman-teman Kamu di sini.
Kampung Sega, Mendawai Pangkalan Bun: Keindahan Tempat Wisata di Tepian Sungai Arut
Di Pangkalan Bun, ada banyak tempat menarik yang bisa kamu kunjungi bersama keluarga tanpa harus meninggalkan kota, salah satunya adalah Kampung Sega.
Kampung Sega terletak di Kelurahan Mendawai, Pangkalan Bun, tepat di tepian Sungai Arut.
Di sini, kamu bisa bersantai sambil menikmati keindahan pemandangan matahari terbenam yang memukau atau melakukan jalan-jalan santai di sepanjang tepian Sungai Arut.
Ketika sore hari, tempat ini menjadi ramai dikunjungi oleh pengunjung.
Bahkan, jika kamu merasa lapar, kamu bisa langsung membeli berbagai cemilan yang tersedia di sekitar kawasan ini.
Kampung Sega adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi ketika berada di Kota Manis.
Terletak di Kelurahan Mendawai, Kecamatan Arut Selatan, Pangkalan Bun, tempat ini menawarkan pengalaman menakjubkan untuk berburu matahari terbenam.
Begitu memasuki wilayah Kampung Sega, kita akan disambut oleh landmark “Kampung Sega” yang melambangkan arti kata Sega yang berarti cantik, bagus, dan indah.
Landmark Kampung Sega ini sangat cocok untuk berfoto-foto.
Dari Kampung Sega, kita tidak hanya bisa menikmati keindahan matahari terbenam, tetapi juga menikmati pesona alam sekitar Sungai Arut dan melihat aktivitas warga yang tinggal di sepanjang bantaran sungai.
Tak heran jika kita betah berlama-lama duduk di Kampung Sega.
Pada akhir pekan, Kampung Sega menjadi ramai dengan kunjungan para pengunjung, baik dari dalam maupun luar kota, karena lokasinya yang sangat mudah diakses.
Ketika mengunjungi Kampung Sega, kita hanya dikenakan biaya parkir dan tentunya diharapkan menjaga kebersihan area tersebut.
Namun, karena lokasinya di tepi sungai, penting bagi kita untuk berhati-hati jika membawa anak-anak kecil atau barang bawaan.
Jika duduk-duduk sambil menikmati keindahan matahari terbenam tidak cukup, kita juga bisa menyusuri Sungai Arut menggunakan getek atau perahu kecil berkapasitas 5 orang penumpang yang dilengkapi mesin. Hal ini akan menambah keseruan petualangan kita di Kampung Sega.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Kampung Sega di tepian Sungai Arut dan merasakan keindahannya.
Rasakan suasana yang tenang, nikmati matahari terbenam yang mempesona, dan jelajahi pesona Sungai Arut menggunakan getek atau perahu kecil.
Kampung Sega, tempat yang memikat hati dengan keindahannya yang memukau di Pangkalan Bun.
Pantai Kubu, Surga Wisata Pantai di Kecamatan Kubu Tak Jauh Dari Pusat Kota Pangkalan Bun
Di Kecamatan Kubu, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, terdapat Pantai Kubu yang merupakan destinasi yang wajib dikunjungi.
Pantai ini adalah daerah nelayan yang menghadap ke Laut Jawa.
Dengan pasir putih kecoklatan yang memikat, Pantai Kubu menjadi salah satu obyek wisata favorit di Pangkalan Bun dan tempat yang sempurna untuk melarikan diri dari hiruk-pikuk kota.
Warna air di Pantai Kubu yang kecoklatan disebabkan oleh pengaruh hutan gambut yang berada dekat dengan pantai.
Ketika berada di Pantai Kubu, kamu bisa mencoba kegiatan seru seperti bermain bananaboat.
Untuk menikmati deburan ombak dengan bananaboat, kamu harus memasuki kawasan wisata melalui pintu masuk yang dihiasi dengan patung buaya. Di lokasi ini terdapat dua pintu masuk yang memiliki daya tarik masing-masing.
Jika kamu masuk melalui pintu masuk berbentuk kepiting, kamu akan bisa berjalan di atas dermaga kayu sepanjang sekitar 300 meter menuju laut, merasakan semilir angin pantai yang menyejukkan, sambil menikmati panorama pantai yang luas.
Sedangkan jika kamu memilih pintu masuk dengan patung buaya, kamu bisa menikmati berbagai fasilitas, termasuk bermain bananaboat.
Selain itu, tersedia juga penyewaan perahu dengan biaya terjangkau sebesar Rp 10.000 per orang.
Fasilitas lainnya di Pantai Kubu juga sudah cukup lengkap.
Kamu dapat menemukan warung makan yang menyajikan hidangan laut seperti cumi-cumi, kerang, kepiting, lobster, dan beragam hidangan laut lainnya.
Di sekitar obyek wisata ini juga terdapat toko-toko khusus yang menjual souvenir khas Kalimantan. Jika kamu ingin menginap, tersedia berbagai penginapan yang siap disewa di sekitar Pantai Kubu.
Untuk mencapai Pantai Kubu, kamu dapat dengan mudah mengaksesnya dari Pangkalan Bun menggunakan kendaraan pribadi atau kendaraan sewa, karena tidak terdapat angkutan umum yang menuju lokasi ini.
Biaya sewa kendaraan pun cukup terjangkau, sekitar Rp 200.000. Jarak antara Pantai Kubu dan Pangkalan Bun sekitar 30 km.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Pantai Kubu yang menawan di Kecamatan Kubu, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah.
Rasakan pesona pasir putih kecoklatan, nikmati suasana pantai yang tenang, dan jelajahi keindahan Pantai Kubu dengan bermain bananaboat atau menyusuri laut dengan perahu.
Pantai Kubu, tempat yang memikat hati dengan keindahannya di Pangkalan Bun.
Pantai Teluk Bogam, Keajaiban Alam Yang Bisa Dinikmati
Teluk Bogam, sebuah nama yang kental dengan keunikan dan pesona alamnya.
Nama ini diambil dari keadaan dan bentuk desa yang terletak di dalam teluk, dengan tanjung yang diberi nama Tanjung Penghujan.
Saat Kamu memasuki teluk ini, Kamu akan terpesona oleh wilayahnya yang ditumbuhi pohon Bogam yang subur.
Keanekaragaman tumbuhan Bogam inilah yang membuat masyarakat menamainya Pantai Teluk Bogam.
Pohon Bogam, dengan kemiripan pohon Bakau atau mangrove, menjadi daya tarik tersendiri.
Kamu dapat mengagumi keunikan ini dengan menjelajahi jalur darat selama sekitar 2 jam perjalanan dari Kota Pangkalan Bun.
Namun, sayangnya, kawasan wisata ini masih perlu perhatian lebih dalam hal pemeliharaan.
Namun, minat wisatawan untuk melihat langsung keunikan dan keindahan Pantai Teluk Bogam tetap tinggi.
Melihat antusiasme masyarakat yang mengunjunginya, diharapkan pemerintah setempat dapat fokus dalam memperhatikan infrastruktur di kawasan ini.
Pasalnya, Teluk Bogam memiliki potensi sebagai destinasi wisata yang populer.
Di balik keindahannya, tidak banyak yang mengetahui sejarah dari Pantai Teluk Bogam itu sendiri.
Sebenarnya, desa ini pernah menjadi tempat tinggal bagi 1934 jiwa sebelum diubah menjadi desa yang tetap.
Mayoritas penduduknya berasal dari suku Bugis, dan hal ini diperkuat dengan adanya makam alm. Andi Manasa di desa tersebut.
Teluk ini juga menjadi saksi bisu dari peperangan antara warga lokal dengan penjajahan Belanda.
Pada tahun 1943, perjuangan merebut kemerdekaan dipimpin oleh panglima perang bernama Said Husin Hamzah.
Beliau memimpin warga sekitar dengan penuh keberanian dalam melawan penjajah.
Danau Gatal / Danau Gatel, Tempat Wisata Tersembunyi di Dekat Pangkalan Bun
Perjalanan dari Pangkalan Bun menuju Danau Gatal memakan waktu sekitar 2 jam menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua.
Meskipun akses jalannya belum beraspal dan terkadang berlumpur saat hujan, namun jangan khawatir, jalannya masih dapat dilalui dengan baik.
Terletak sekitar 58 kilometer dari Kota Pangkalan Bun, mencapai danau ini cukup mudah.
Pengunjung dapat menggunakan jalur darat dengan roda dua atau roda empat.
Durasi perjalanan pun singkat, kurang dari satu jam. Oleh karena itu, tempat ini sangat cocok untuk dikunjungi bersama keluarga, teman, atau pasangan.
Selain itu, di Danau Gatal juga tersedia penyewaan kelotok bagi mereka yang ingin menjelajahi danau dengan harga yang bervariasi.
Biasanya, sewa kelotok untuk 3 orang memiliki tarif sekitar Rp 150 ribu, sedangkan untuk menyusuri danau sendirian, tarifnya sekitar Rp 15 ribu per orang.
Bagi pengunjung yang ingin berwisata ke Danau Gatal, disarankan untuk membawa bekal makanan.
Pasalnya, di tempat ini belum terdapat warung atau pedagang makanan.
Namun, jangan khawatir, pengalaman menikmati pemandangan danau yang indah akan membuat bekal tersebut terasa lebih spesial.
Kamu mungkin penasaran mengapa danau ini diberi nama Danau Gatal.
Sebenarnya, air di danau ini tidak membuat kulit gatal.
Namun, di sekitar danau terdapat tanaman rengas yang jika terkena tubuh manusia dapat menyebabkan rasa gatal yang tak tertahankan.
Danau Gatal bukan hanya sebagai daerah konservasi alam, tetapi juga memiliki status sebagai cagar budaya.
Di masa lalu, Danau Gatal dan sekitarnya merupakan pusat pengembangan ajaran agama Islam.
Menurut legenda, pesantren pertama di Kalimantan Tengah berada di kawasan Danau Gatal, dan seorang ulama bernama Kyai Rangga Santrek memainkan peran penting dalam mengembangkan ajaran Islam di daerah ini.
Bahkan, nama Rangga Santrek diabadikan sebagai nama sebuah jalan di Kotawaringin Barat.
Danau Gatal juga merupakan tempat yang santai untuk menghabiskan akhir pekan bersama keluarga.
Bagi pecinta memancing, Danau Gatal juga merupakan tempat yang ideal. Danau ini terkenal dengan ikan Seluang, ikan kecil seukuran jari kita.
Danau ini memiliki luas yang cukup besar dengan cabang-cabangnya yang menjalar dan bergabung dengan Sungai Lamandau.
Kedalaman airnya juga mengikuti permukaan air sungai Lamandau.
Lokasi Danau Gatal dahulu berada di tengah hutan, namun sayangnya, saat ini sudah beralih menjadi perkebunan kelapa sawit.
Untuk mencapai Danau Gatal, pengunjung dapat menggunakan kendaraan roda dua atau roda empat.
Jika ingin pengalaman yang lebih unik, Kamu juga dapat menggunakan speedboat atau getek melalui Sungai Lamandau.
Namun, perlu diingat bahwa ketika mengunjungi Danau Gatal, disarankan untuk membawa bekal dari rumah karena tidak terdapat pedagang makanan di sekitar area tersebut.
Jangan sampai liburan Kamu menjadi tidak menyenangkan karena lupa membawa bekal.
Meskipun begitu, perlu diakui bahwa Danau Gatal masih membutuhkan perhatian lebih dalam hal pengelolaan.
Beberapa area masih belum tertata dengan baik, dan terlihat beberapa tempat sampah yang sulit ditemui.
Juga terdapat cat-cat yang sudah usang di sepanjang jembatan.
Namun, jangan biarkan hal tersebut menghalangi Kamu untuk menikmati keindahan Danau Gatal.
Sekali Kamu tiba di Kotawaringin Lama, jangan lewatkan kesempatan untuk melihat keindahan dan pesona Danau Gatal.
Di sana, Kamu akan disuguhkan pemandangan yang memukau dan membuat Kamu terpesona.
Keindahan danau yang luas dan hamparan pasir yang indah menjadikannya tempat yang menarik untuk dinikmati.
Seiring dengan waktu, diharapkan pemerintah dan masyarakat setempat dapat memberikan perhatian lebih pada Danau Gatal.
Dengan upaya bersama, keindahan dan potensi wisata di Danau Gatal dapat dikembangkan secara lebih baik.
Semoga, dengan perhatian yang tepat, Danau Gatal akan menjadi destinasi wisata yang lebih terawat dan memikat bagi pengunjung dari berbagai penjuru.
Jadi, jika Kamu mencari tempat yang tenang dan alami untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman-teman, Danau Gatal adalah pilihan yang tepat.
Nikmati pesona alamnya yang menakjubkan dan jadikan liburan Kamu di Pangkalan Bun lebih berkesan.
Sungai Arut Riverside, Tempat Sempurna Untuk Menikmati Keindahan
Sungai Arut Riverside adalah tempat yang tepat untuk menikmati keindahan sungai Arut yang mempesona.
Kamu dapat berjalan-jalan di sepanjang tepi sungai atau menikmati makan malam di salah satu restoran yang berada di sepanjang sungai ini.
Sungai Arut, yang terletak di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), memiliki potensi wisata yang menarik untuk dijelajahi.
Keberadaannya telah memikat perhatian Pemerintah Kabupaten Kobar yang gencar mempromosikan destinasi ini kepada wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
Selama ini, kegiatan wisata yang dikenal di daerah ini adalah susur Sungai Arut.
Namun, setelah dilakukan eksplorasi lebih lanjut, ternyata masih banyak hal menarik yang dapat ditemukan.
Salah satunya adalah keberadaan Pecinan di kawasan Kelurahan Raja Seberang.
Hal ini merupakan bukti harmonisasi kehidupan antara suku Melayu, Dayak, dan Tionghoa di Kabupaten Kobar.
Momen yang jarang terjadi adalah kesempatan untuk gowes santai di jembatan kayu ulin, atau yang biasa disebut “gertak,” sambil menikmati pemandangan eksotis di sepanjang sungai dan menjelajahi perkampungan masyarakat.
Di tempat ini, terdapat juga banyak spot yang cocok untuk ber-swafoto dan mengabadikan momen indah.
Sungai Arut sendiri merupakan salah satu anak sungai Sungai Lamandau yang mengalir di wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, Indonesia.
Dengan panjang sekitar 700 km di timur laut ibu kota Jakarta, sungai ini menjadi destinasi yang menarik untuk diarungi dengan speedboat oleh para wisatawan yang ingin menjelajahi daerah suku Dayak.
Jadi, jika Kamu mencari tempat yang menawarkan pemandangan sungai yang indah dan kehidupan sosial yang unik, Sungai Arut Riverside adalah pilihan yang sempurna.
Nikmati keindahan alamnya, jelajahi keberagaman budaya, dan buat kenangan tak terlupakan di tengah pesona sungai ini.
Istana Kuning, Tempat Wisata Bersejarah Di Dekat Pangkalan Bun
Istana Kuning, sebuah peninggalan sejarah yang terletak di Pangkalan Bun, menawarkan keindahan dan keunikan yang tak terlupakan.
Bangunan ini dulunya merupakan kediaman Sultan Kutaringin dan kini telah menjadi destinasi wisata sejarah yang menarik.
Nama Istana Kuning berasal dari warna kuning yang dianggap keramat bagi masyarakat Kotawaringin.
Didirikan oleh Pangeran Imanudin, penguasa ke-9 Kerajaan Kutaringin pada tahun 1811-1841, Istana Kuning menjadi simbol kebanggaan sejarah dan budaya Islam di Kalimantan Tengah.
Meskipun tidak berwarna kuning seperti yang terbayangkan, bangunan ini memiliki keindahan tersendiri.
Terbuat dari kayu ulin yang kuat dan sering digunakan dalam bangunan tradisional di Kalimantan Tengah, Istana Kuning memiliki arsitektur yang megah meskipun sederhana.
Bangunan ini mirip dengan rumah panggung, namun tampak lebih megah dengan warna kayu ulin yang alami dan tidak dicat.
Tangga-jenjang mengarah ke pintu masuk istana, mengundang pengunjung untuk memasuki keajaiban sejarah yang tersembunyi di dalamnya.
Sayangnya, pada tahun 1986, Istana Kuning mengalami kebakaran yang meluluhlantakkan seluruh bangunan dan isinya.
Namun, upaya pelestarian dan pemugaran dilakukan, dan pada tahun 2000, istana ini dibangun kembali meskipun dengan perubahan bangunan yang tidak sama seperti sebelumnya.
Kini, Istana Kuning difungsikan sebagai tempat pariwisata dan perkantoran, sembari tetap menjalin kedekatan dengan masyarakat setempat.
Meski tidak banyak isinya, Kamu masih bisa menemukan beberapa lukisan raja-raja terdahulu yang tergantung rapi di salah satu sudut ruangan.
Di sana juga terdapat kereta kuda yang dulunya digunakan oleh keluarga kerajaan untuk berkeliling. Kereta kuda baru telah dipesan sebagai pengganti yang terbakar dalam kebakaran tersebut.
Istana Kuning telah menjadi destinasi populer bagi pelajar yang ingin mempelajari sejarah dan budaya.
Dengan nilai tiket masuk sebesar Rp 3.000 untuk pelajar, Rp 5.000 untuk wisatawan dalam negeri, dan Rp 10.000 untuk wisatawan mancanegara, pengunjung dapat menjelajahi keindahan dan kekayaan sejarah yang tersimpan di dalam istana.
Jam buka Istana Kuning dimulai dari pukul 09.30 hingga 16.00 setiap harinya, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati pesona dan mempelajari lebih banyak tentang warisan budaya yang dihadirkan oleh Istana Kuning.
Jadi, jika Kamu tertarik dengan sejarah dan ingin merasakan keajaiban Istana Kuning, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi destinasi wisata yang istimewa ini di Pangkalan Bun.
Wisata Kuliner Pangkalan Bun Yang Wajib Dicoba
Nikmati kelezatan kuliner Pangkalan Bun yang kaya akan cita rasa lokal. Kota ini menyajikan berbagai hidangan yang menggugah selera dan menghadirkan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Berikut beberapa kuliner khas yang wajib dicoba:
Coto Menggala
Sup lezat dengan bahan utama singkong atau ubi jalar. Kaldunya disajikan dengan daging ayam dan kikil yang memberikan kelezatan dan kekentalan pada hidangan ini.
Tempuyak
Hasil fermentasi buah durian yang menghasilkan rasa unik dan karakteristik tersendiri. Tempuyak menjadi sajian yang sangat khas dan tak boleh dilewatkan bagi pecinta durian.
Wadai Ilat Sapi
Kue lezat dengan bahan dasar tepung terigu, gula merah, baking soda, dan minyak goreng. Berbentuk oval dan berwarna kecoklatan, wadai ilat sapi menghadirkan cita rasa manis yang menggoda.
Sambal Lucung
Sambal dengan bahan utama bunga lucung atau kecombrang. Sambal ini memberikan sentuhan pedas dan aroma yang khas, menjadi pelengkap sempurna untuk hidangan Pangkalan Bun.
Harang Kadra
Kopi tumbuk khas Kampung Raja. Rasanya yang kaya dan aroma yang menggoda membuat Harang Kadra menjadi minuman yang sempurna untuk dinikmati sambil menikmati suasana kota.
Kerupuk Basa
Kerupuk yang belum dipotong tipis dan dijemur. Kerupuk basa ini biasanya dipanggang dan dicocolkan ke sambal untuk memberikan sensasi gurih dan renyah yang tak terlupakan.
Keropok Ikan dan Amplang
Olahan ikan berbahan dasar ikan segar dari sungai. Keropok ikan dan amplang menjadi camilan favorit yang menggoda selera dengan tekstur yang renyah dan rasa ikan yang autentik.
Nikmati kekayaan kuliner Pangkalan Bun yang mencerminkan keanekaragaman budaya dan sumber daya alam kota ini.
Jelajahi setiap hidangan khas dan buatlah pengalaman kuliner menjadi tak terlupakan di setiap gigitannya.
***
Pangkalan Bun dan sekitarnya memang memiliki kekayaan alam dan budaya yang menakjubkan.
Jadi, jangan ragu untuk menjadikan kota ini sebagai destinasi wisata Kamu berikutnya. Selamat berwisata!