Beringharjo: Pasar Tradisional Jogja yang Tak Boleh Dilewatkan!

Mungkin kamu sudah tidak asing lagi dengan Malioboro, salah satu kawasan paling terkenal di Yogyakarta. Di tengah gemerlapnya Malioboro, terdapat sebuah tempat yang tak boleh kamu lewatkan, yaitu Pasar Beringharjo.

Pasar ini bukan hanya sekadar tempat berbelanja, tapi juga memiliki nilai sejarah dan filosofis yang dalam. Ayo, kita jelajahi lebih dalam apa yang bisa kamu temukan di pasar yang telah menjadi pusat kegiatan ekonomi selama berabad-abad ini.

Video Blog Jelajah Wisata Jogja Pasar Beringharjo

Ini adalah salah satu tempat wisata di dekat jalan Malioboro yang wajib kamu kunjungi.

Entah kamu berkunjung hanya melihat-lihat, atau bisa juga beli oleh-oleh Jogja di pasar tradisional ini.

Memang ada banyak banget oleh-oleh khas Jogja yang bisa kamu temui seperti batik, baju dan jajanan khas jogja.

Seperti apa? Tonton videonya saja di bawah:

 

Penasaran Sama Pasar Beringharjo Di Jogja? Begini Lho Isinya! [ Wisata Jogja Dekat Malioboro ]

 

My Instagram : instagram.com/catperku
My Youtube : youtube.com/@catperku

Asal Usul Nama Dan Filosofi Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo tidak hanya sekadar pasar biasa. Sejarahnya melibatkan transformasi dari hutan beringin menjadi pusat transaksi ekonomi yang penting di Yogyakarta.

Pada tahun 1758, tepat setelah berdirinya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, wilayah ini dijadikan tempat untuk bertransaksi ekonomi oleh penduduk Yogyakarta dan sekitarnya.

Namun, baru pada tahun 1925, pasar ini memiliki bangunan permanen.

Nama “Beringharjo” sendiri memiliki makna filosofis yang dalam.

Kata “Bering” merujuk pada pohon beringin yang awalnya tumbuh di wilayah ini, sementara “harjo” berarti harapan akan kesejahteraan.

Jadi, Pasar Beringharjo secara harfiah bermakna “wilayah yang semula pohon beringin diharapkan dapat memberikan kesejahteraan.”

Kini, pasar ini telah menjadi tempat yang menyenangkan untuk berbelanja dan mengeksplorasi budaya Yogyakarta.

[ Baca Juga: 8 Tempat Wisata Dekat Malioboro Favorit Saya! ]

Berburu Oleh-Oleh, Jajan dan Kuliner Khas Pasar Beringharjo

Berburu Oleh-Oleh, Jajan dan Kuliner Khas Pasar Beringharjo

Salah satu hal yang tidak boleh kamu lewatkan ketika berkunjung ke Pasar Beringharjo adalah mencicipi kuliner khasnya.

Bagian depan dan belakang bangunan pasar sebelah barat adalah tempat yang tepat untuk memanjakan lidahmu dengan aneka jajanan pasar yang lezat.

Di sebelah utara bagian depan, kamu bisa menemukan “brem bulat,” sebuah jajanan dengan tekstur lebih lembut dibandingkan dengan brem Madiun, dan “krasikan,” semacam dodol terbuat dari tepung beras, gula Jawa, dan hancuran wijen.

Di sebelah selatan, kamu bisa menemukan “bakpia isi kacang hijau” yang biasanya dijual masih dalam keadaan hangat, serta berbagai kue basah seperti “hung kwe” dan “nagasari.”

Bagian belakang pasar umumnya menjual makanan yang tahan lama seperti “ting-ting,” yang terbuat dari karamel yang dicampur dengan kacang.

Selain jajanan pasar, jika kamu berencana untuk membeli batik, Pasar Beringharjo adalah tempat yang sempurna.

Pasar ini memiliki koleksi batik yang sangat lengkap. Kamu dapat menemukan berbagai jenis batik, mulai dari kain batik hingga pakaian batik yang siap pakai.

Ada batik dari bahan katun hingga sutra, dengan harga yang bervariasi mulai dari puluhan ribu hingga hampir sejuta rupiah.

Koleksi batik kain dapat ditemukan di los pasar bagian barat sebelah utara, sementara pakaian batik tersebar di seluruh pasar bagian barat.

Jangan lupa untuk melihat-lihat koleksi baju surjan, blangkon, dan sarung tenun serta batik yang tersedia di pasar ini.

Sandal dan tas dengan harga terjangkau juga bisa kamu temukan di sekitar eskalator pasar bagian barat.

Penjualan Bahan Dasar Jamu dan Rempah-rempah

Jika kamu tertarik dengan bahan dasar jamu tradisional Jawa atau berbagai jenis rempah-rempah, Pasar Beringharjo adalah tempat yang tepat.

Lantai dua pasar bagian timur adalah pusat penjualan bahan dasar jamu Jawa dan rempah-rempah.

Kamu dapat menemukan berbagai bahan jamu seperti kunyit yang biasa digunakan untuk membuat jamu kunyit asam, dan temulawak yang dipakai dalam jamu terkenal yang sangat pahit.

Di sini juga tersedia berbagai jenis rempah-rempah, seperti jahe yang dapat digunakan untuk membuat minuman seperti “ronde” atau bahkan hanya dibakar, direbus, dan dicampur dengan gula batu.

Selain itu, ada berbagai jenis kayu yang digunakan untuk memperkaya citarasa minuman seperti wedang jahe, kopi, teh, dan kadang-kadang digunakan sebagai pengganti bubuk coklat pada cappuccino.

Berburu Barang Antik dan Barang Bekas Berkualitas

Berburu Barang Antik dan Barang Bekas Berkualitas Di Pasar Beringharjo

Jika kamu merupakan penggemar barang antik atau barang bekas berkualitas, Pasar Beringharjo juga memiliki sentra penjualan yang cocok untukmu.

Terletak di lantai tiga pasar bagian timur, tempat ini menyediakan berbagai barang antik yang menarik.

Kamu dapat menemukan berbagai barang, mulai dari mesin ketik tua hingga helm buatan tahun 60-an yang memiliki mika hanya sebatas hidung.

Di lantai ini juga ada berbagai barang bekas impor seperti sepatu, tas, bahkan pakaian dengan harga yang jauh lebih murah daripada harga aslinya, namun masih dalam kondisi yang baik.

Tentu saja, dibutuhkan ketelitian dalam memilih barang yang sesuai dengan selera dan kebutuhanmu.

Kawasan Sekitar Pasar Beringharjo

Setelah puas berkeliling di dalam pasar, jangan lewatkan kesempatan untuk menjelajahi daerah sekitar Pasar Beringharjo yang juga menawarkan berbagai barang menarik.

Salah satu wilayah yang terkenal adalah Lor Pasar, yang dulunya dikenal sebagai Kampung Pecinan.

Di sini, kamu dapat mencari kaset-kaset musik oldies dari musisi tahun 50-an yang jarang ditemui di tempat lain.

Selain itu, terdapat juga kerajinan logam berupa patung Buddha dalam berbagai posisi.

Bagi para kolektor uang lama, tempat ini juga menjual uang lama dari berbagai negara, bahkan yang digunakan pada tahun 30-an.

[ Baca Juga: Stasiun Tugu Jogja : Pintu Gerbang Menuju Keindahan Kota Yogyakarta ]

Nikmati Es Cendol dan Jamu Khas Yogyakarta

Jika kamu merasa haus atau ingin mencoba minuman tradisional khas Yogyakarta, cobalah es cendol.

Es cendol di Yogyakarta ini wajib kamu coba karena memiliki citarasa yang kaya dan unik.

Selain cendol, es ini juga berisi “cam cau,” semacam agar-agar yang terbuat dari daun cam cau, dan cendol putih yang terbuat dari tepung beras.

Minuman lain yang tersedia di sekitar pasar adalah es kelapa muda dengan sirup gula Jawa, serta berbagai jenis jamu seperti kunyit asam dan beras kencur.

Pengalaman Unik di Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo tidak hanya menawarkan pengalaman berbelanja yang menarik, tetapi juga pengalaman budaya dan sejarah yang kaya.

Kamu bisa berinteraksi dengan pedagang yang ramah dan menikmati suasana pasar yang hidup.

Terkadang, pada malam hari, di depan pasar masih ada penjual makanan lezat seperti martabak, terang bulan, dan klepon.

Sambil menikmati makanan, kamu bisa mendengarkan musik tradisional Jawa yang mengalun atau berbincang dengan pedagang yang akan menyambutmu dengan hangat.

Meskipun pasar resmi tutup pukul 17.00 WIB, aktivitas di sekitar pasar masih berlanjut hingga larut malam.

Jadi, jangan ragu untuk menjelajahi Pasar Beringharjo dan sekitarnya untuk mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan di Yogyakarta.

Sejarah Pasar Beringharjo Jogja: Dari Pasar Gedhe Hingga Keindahan Saat Ini

Jika kamu pernah mengunjungi Yogyakarta, sudah pasti kamu tak akan melewatkan salah satu tempat ikonik di sana, yaitu Pasar Beringharjo.

Namun, tahukah kamu bahwa pasar ini memiliki sejarah yang kaya dan menarik?

Ayo, kita telusuri jejak sejarah Pasar Beringharjo, dari masa lalu hingga menjadi salah satu destinasi wisata terpopuler di Yogyakarta.

Pasar Gedhe: Awal Mula Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo memiliki awal yang sederhana, dan sejarahnya dimulai pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono I.

Pada saat itu, saat membangun Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, pasar ini didirikan dengan nama Pasar Gedhe.

Pasar Gedhe bukan hanya tempat untuk berbelanja, tetapi juga merupakan pusat ekonomi bagi rakyat Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.

Selain itu, pasar ini juga merupakan salah satu komponen penting dalam kota tersebut, bersama dengan alun-alun, kompleks keraton, masjid gedhe, dan pasar.

Pasar Gedhe terletak di utara kompleks keraton, persis di sebelah utara Benteng Vredeburg.

Kehadiran keempat komponen ini, termasuk pasar, adalah ciri khas dari kota tradisional di Jawa.

Perubahan Nama Menjadi Pasar Beringharjo

Pergantian nama Pasar Gedhe menjadi Pasar Beringharjo terjadi pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono VIII.

Nama “Beringharjo” berasal dari kata “bring” dan “harjo,” yang merujuk pada lokasi pasar yang awalnya adalah hutan Beringan.

Kata “harjo” memiliki arti aman dan tenteram. Dengan demikian, nama “Beringharjo” mengandung makna sebagai tempat yang baik dan dapat memberikan kesejahteraan bagi rakyat.

Saat ini, jalan di sebelah selatan Pasar Beringharjo dinamakan Jalan Pabringan, yang mengambil nama dari kata “beringan,” untuk mengenang sejarah lokasi pasar tersebut.

[ Baca Juga: Pasar Ikan Kedonganan, Tempat Wisata Sempurna Untuk Para Pecinta Seafood ]

Struktur Bangunan Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo memiliki struktur bangunan yang menarik.

Secara umum, bangunan pasar ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian barat dan timur, yang dipisahkan oleh sebuah jalan tembus yang menghubungkan Jalan Lor Pasar dengan Jalan Pabringan.

a. Gerbang Pasar

Gerbang pasar Pasar Beringharjo merupakan bangunan kembar berlantai dua dengan pintu transparan di tengahnya.

Gerbang ini terletak paling depan, tepat di tengah, diapit oleh dua deretan kios di sisi kiri dan kanannya.

Setiap bangunan kembar memiliki ukuran 2 x 2,5 meter dan digunakan sebagai fasilitas publik.

b. Deretan Kios

Di sebelah kiri dan kanan gerbang pasar terdapat deretan kios.

Kios-kios ini merupakan ruang dengan fungsi sebagai tempat berjualan, yang dilengkapi dengan sekat untuk memisahkan satu kios dari yang lain.

Masing-masing kios memiliki ukuran 3 x 3 meter, dengan total 18 kios, di mana 9 kios berada di sisi utara dan 9 kios di sisi selatan bangunan gerbang pasar.

Dari 18 kios tersebut, dua kios di ujung utara dan selatan mengalami perubahan menjadi dua lantai.

c. Deretan Los

Bangunan pasar ini juga memiliki deretan los di bagian utara dan selatan.

Setiap bangunan los terdiri dari 4 deret, di mana dua muka los saling membelakangi oleh pedagang.

Di antara deret los, terdapat selasar yang digunakan sebagai jalur pengunjung.

Setiap deret los memiliki 12 kolom, sehingga dalam satu bangunan los terdapat 48 kolom yang berfungsi sebagai penyangga atap beton.

Keempat bangunan los ini memiliki gaya arsitektur Indis dengan denah berbentuk empat persegi panjang ukuran 22 x 28,8 meter dan atap pelana bertingkat tiga berbahan beton.

Struktur bangunan ini menggunakan konstruksi beton bertulang dengan total 192 kolom yang masing-masing berukuran 20 x 25 cm.

Ketinggian lantai los berkisar antara 18 hingga 30 cm dari lantai pasar, dengan penutup berupa ubin abu-abu berukuran 20 x 20 cm.

Peta Lokasi dan Akses ke Kompleks Pasar Beringharjo

Kompleks pasar ini dapat diakses dari berbagai arah.

Gapura utama terletak di bagian barat, dari Jalan Margamulya (sekarang Jalan Jendral A. Yani).

Kamu juga bisa mengakses pasar dari selatan melalui Jalan Pabringan, dari utara melalui Jalan Ketandan, atau dari timur melalui kawasan Loji Kecil.

Pemugaran dan Renovasi Pasar Beringharjo

Seiring berjalannya waktu, Pasar Beringharjo telah mengalami beberapa pemugaran dan renovasi.

Pemerintah Belanda dan Kasultanan, dengan Sultan Hamengku Buwono VIII sebagai salah satu penggeraknya, membangun pasar yang representatif pada tahun 1923-1925.

Pembangunan ini melibatkan pemborong Indiesche Beton Maschapij dari Surabaya.

Pembangunan tersebut dimulai dari bagian barat pasar, termasuk kantor dan kios-kios.

Setelah keenam kios selesai dibangun, pembangunan dilanjutkan dari bagian timur.

Pembangunan pasar ini merupakan bukti dari kesetiaan antara rakyat dan penguasa, di mana rakyat diberikan kesempatan untuk bekerja sebagai pedagang.

Pemugaran dan renovasi pasar yang kedua dilakukan pada tahun 1990 hingga 1993.

Upaya ini dilakukan untuk mempertahankan dan merawat warisan budaya serta sejarah yang terkandung dalam Pasar Beringharjo.

Mengakhiri Jejak Sejarah Pasar Beringharjo

Pasar Beringharjo adalah salah satu peninggalan bersejarah yang masih hidup hingga saat ini.

Sambil menikmati berbelanja dan menjelajahi pasar ini, kamu juga dapat merasakan bagian dari sejarah dan budaya Yogyakarta.

Jadi, saat kamu berkunjung ke Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi Pasar Beringharjo dan meresapi keindahannya yang telah berabad-abad bertahan.


Rijal Fahmi Mohamadi

Rijal Fahmi Mohamadi

Fahmi adalah seorang Digital Marketer, Travel Enthusiast, Geek Travel Blogger dari Indonesia penulis catperku.com, Penulis Buku perjalanan Traveling The Traveler Notes Bali The Island Of Beauty dan The Traveler Notes Bersenang-Senang di Bali, Bertualang di Lombok. Pernah disebutkan, mentioned in Lonely Planet Indonesia 2019 as Best in Blogs. Mau menyapa saya? Kunjungi media sosial pribadi saya, atau hubungi lewat email [email protected] jika Anda ingin mengajak saya bekerja sama dan berkolaborasi.
https://catperku.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *