Kunjungi Museum Fatahillah, Kenali Sejarah Jakarta Dari Dekat

Museum Fatahillah, yang memiliki nama resmi Museum Sejarah Jakarta ( Jakarta History Museum ), adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah Nomor 1, Jakarta Barat.

Bangunan ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi dan dahulu merupakan Balai Kota Batavia.

Diresmikan pada tanggal 30 Maret 1974 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Bapak Ali Sadikin, museum ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang menarik di Jakarta.

Kunjungi Museum Fatahillah, Kenali Sejarah Jakarta Dari Dekat

Video Bagian Dalam Museum Fatahillah, Destinasi Wisata Sejarah Di Jakarta

Saya sering banget main ke Kota Tua Jakarta, tapi belum pernah sempat masuk ke Museum Sejarah Jakarta atau Museum Fatahillah.

Dulu museum ini selalu tutup gara-gara masih dalam tahap renovasi.

Katanya sih, koleksi Museum Sejarah Jakarta ini sangat menarik untuk disaksikan.

Selain itu, di bagian bawah Museum Fatahillah atau Museum Sejarah Jakarta terdapat penjara bawah tanah. Seru, kan?

Beruntungnya, kemarin pas main ke Jakarta, habis jalan kaki keliling trotoar Jakarta yang baru dan naik Transjakarta ke Kota Tua, museum ini sedang buka.

Jadi, tanpa pikir panjang, aku langsung masuk ke museum ini.

Apalagi tiket masuk ke Museum Fatahillah ( Jakarta History Museum ) cuma IDR 5000 per orang. Gimana ya suasana di bagian dalamnya?

 

Museum Sejarah Jakarta - Museum Fatahillah [ Wisata Jakarta Vlog ]

 

My Instagram : instagram.com/catperku
My Youtube : youtube.com/@catperku

Sejarah Gedung dan Arsitektur

Di awalnya, balai kota pertama Batavia terbangun pada 1620 di sisi timur Kali Besar.

Namun, bangunan itu hanya berumur enam tahun sebelum dirobohkan guna menghadapi serangan pasukan Sultan Agung pada 1626.

Sebagai penggantinya, balai kota kembali didirikan atas perintah Gubernur-Jenderal Jan Pieterszoon Coen pada 1627, di kawasan Nieuwe Markt (kini Taman Fatahillah).

Berdasarkan catatan sejarah, balai kota kedua ini hanya memiliki satu lantai, dan lantai kedua dibangun kemudian.

Pada tahun 1648, kondisi balai kota sangat memprihatinkan. Tanah di kota Batavia yang labil dan berat bangunan ini menyebabkan perlahan-lahan turun dari permukaan tanah.

Pada 1707, atas perintah Gubernur-Jenderal Joan van Hoorn, bangunan ini dirobohkan dan dibangun kembali dengan fondasi yang sama.

Peluncuran Balai kota ketiga diadakan oleh Gubernur-Jenderal Abraham van Riebeeck pada 10 Juli 1710, dua tahun sebelum bangunan ini rampung sepenuhnya.

Selama dua abad, balai kota Batavia digunakan sebagai kantor administrasi kota Batavia.

Selain itu, juga difungsikan sebagai tempat College van Schepenen (Dewan Kotapraja) dan Raad van Justitie (Dewan Pengadilan).

Awalnya, sidang Dewan Pengadilan dilakukan di dalam Kastil Batavia, namun dipindahkan ke sayap timur balai kota dan setelah itu dipindahkan lagi ke gedung pengadilan baru pada 1870.

Balai kota Batavia juga memiliki ruang tahanan yang pada masa VOC dijadikan penjara utama di kota Batavia.

Sebuah bangunan bertingkat satu pernah ada di belakang balai kota sebagai penjara.

Penjara Bawah Tanah yang ada di Museum Fatahillah / Museum Sejarah Jakarta / Jakarta history museum!
Penjara Bawah Tanah yang ada di Museum Fatahillah / Museum Sejarah Jakarta / Jakarta history museum!

Penjara itu dikhususkan bagi tahanan yang bisa membiayai kamar tahanan mereka sendiri.

Namun, berbeda dengan penjara yang ada di bawah gedung utama. Hampir tanpa ventilasi dan minim cahaya, banyak tahanan meninggal sebelum sidang di Dewan Pengadilan.

Kebanyakan dari mereka meninggal karena kolera, tifus, dan kekurangan oksigen.

Penjara di balai kota ditutup pada 1846 dan dipindahkan ke sebelah timur Molenvliet Oost.

Beberapa tahanan terkenal yang pernah ditahan di sini adalah mantan Gubernur Jenderal Belanda di Sri Lanka Petrus Vuyst, Untung Suropati, dan Pangeran Diponegoro.

Di akhir abad ke-19, kota Batavia mulai meluas ke selatan. Sebagai akibatnya, kedudukan kota Batavia dinaikkan menjadi Gemeente Batavia.

Karena perluasan kota Batavia, aktivitas balai kota Batavia dipindahkan pada 1913 ke Tanah Abang West (kini Jalan Abdul Muis No. 35, Jakarta Pusat) dan dipindahkan lagi ke Koningsplein Zuid pada 1919 (sekarang Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta Pusat) hingga saat ini.

Gedung eks-balai kota lantas diubah menjadi Kantor Pemerintah Jawa Barat hingga 1942. Selama masa pendudukan Jepang, bangunan ini dijadikan kantor pengumpulan logistik Dai Nippon.

Setelah Indonesia merdeka, bangunan ini kembali menjadi Kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat serta markas Komando Militer Kota I hingga 1961.

Selanjutnya, digunakan sebagai Kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pada 1970, bekas balai kota Batavia ini ditetapkan sebagai bangunan Cagar Budaya.

Gedung ini dalam sejarahnya berganti menjadi banyak fungsi, dimana sekarang menjadi sebuah tujuan wisata yang dikenal sebagai Museum Fatahillah / Museum Sejarah Jakarta / Jakarta history museum!
Gedung ini dalam sejarahnya berganti menjadi banyak fungsi, dimana sekarang menjadi sebuah tujuan wisata yang dikenal sebagai Museum Fatahillah / Museum Sejarah Jakarta / Jakarta history museum!

Kemudian, Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin, merenovasi seluruh bangunan ini dan meresmikannya pada 30 Maret 1974 sebagai Museum Sejarah Jakarta.

Umumnya di Eropa, balai kota dilengkapi dengan lapangan yang dinamakan Stadhuisplein.

Menurut sebuah lukisan karya Johannes Rach, di tengah lapangan itu terdapat air mancur yang merupakan sumber air utama bagi warga sekitar.

Air tersebut berasal dari Pancoran Glodok yang dihubungkan dengan pipa menuju Stadhuiplein.

Namun, air mancur itu hilang pada abad ke-19. Pada 1972, penggalian dilakukan di lapangan itu dan ditemukanlah pondasi air mancur lengkap dengan pipa-pipanya.

Berdasarkan bukti sejarah tersebut, air mancur dibangun kembali sesuai gambar Johannes Rach, lalu terciptalah air mancur di tengah Taman Fatahillah.

Pada 1973, Pemda DKI Jakarta mengaktifkan kembali taman itu dengan memberi nama baru, yaitu Taman Fatahillah, untuk mengenang panglima Fatahillah, pendiri kota Jayakarta.

Gedung ini bergaya arsitektur Neoklasik dengan tiga lantai berwarna kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua.

Bagian atap utama memiliki penunjuk arah mata angin. Museum ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi, pekarangan dengan susunan konblok, dan sebuah kolam yang dikelilingi beberapa pohon tua.

Sejarah Museum Fatahillah / Museum Sejarah Jakarta

Pada 1937, Yayasan Oud Batavia mengusulkan gagasan untuk mendirikan museum yang mengisahkan sejarah Batavia.

Mereka kemudian membeli gudang milik perusahaan Geo Wehry & Co yang berlokasi di sisi timur Kali Besar, tepatnya di Jl. Pintu Besar Utara No. 27 (kini Museum Wayang) dan merombaknya menjadi Museum Oud Batavia. Museum Batavia Lama ini dibuka untuk umum pada 1939.

Ketika masa kemerdekaan, museum ini berubah menjadi Museum Djakarta Lama di bawah pengawasan LKI (Lembaga Kebudayaan Indonesia) dan selanjutnya pada 1968,

Museum Djakarta Lama diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta. Ali Sadikin, Gubernur DKI Jakarta saat itu, meresmikan gedung tersebut sebagai Museum Sejarah Jakarta pada 30 Maret 1974.

Demi meningkatkan kinerja dan tampilannya, sejak 1999, Museum Sejarah Jakarta bertekad menjadikan museum ini tak hanya sebagai tempat merawat dan memamerkan artefak dari era Batavia.

Sejarah Museum Fatahillah / Museum Sejarah Jakarta

Melainkan juga sebagai tempat bagi semua orang, baik warga Indonesia maupun asing, anak-anak, orang dewasa, dan bahkan penyandang cacat untuk menambah wawasan serta pengalaman dan dinikmati sebagai tempat rekreasi.

Oleh karena itu, Museum Sejarah Jakarta ( Jakarta History Museum ) berupaya menyajikan informasi tentang perjalanan panjang sejarah kota Jakarta, mulai dari masa prasejarah hingga masa kini dalam bentuk yang lebih rekreatif.

Selain itu, melalui tata pamerannya, Museum Sejarah Jakarta berusaha menggambarkan Jakarta sebagai Pusat Pertemuan Budaya dari berbagai suku bangsa, baik dari dalam maupun dari luar Indonesia, serta sejarah kota Jakarta secara menyeluruh.

Museum Sejarah Jakarta juga selalu berupaya menggelar kegiatan yang rekreatif sehingga dapat menarik pengunjung untuk lebih tertarik pada Jakarta dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya warisan budaya.

Koleksi Museum Fatahillah / Museum Sejarah Jakarta

Koleksi Museum Fatahillah / Museum Sejarah Jakarta

Beberapa objek menarik yang bisa kamu temukan di museum ini mencakup perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan zaman Tarumanegara dan Pajajaran, temuan arkeologi di Jakarta, perabotan antik dari abad ke-17 hingga ke-19 yang merupakan gabungan dari gaya Eropa, Republik Rakyat Tiongkok, dan Indonesia.

Selain itu, ada pula keramik, gerabah, dan prasasti batu. Koleksi-koleksi tersebut tersebar di beragam ruang, seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan Ruang Batavia.

Kamu juga bisa menemukan berbagai koleksi mengenai kebudayaan Betawi, numismatik, dan becak.

Bahkan, sekarang ini terdapat patung Dewa Hermes (yang dalam mitologi Yunani dianggap sebagai dewa keberuntungan dan pelindung para pedagang) yang sebelumnya berada di perempatan Harmoni dan meriam Si Jagur yang diyakini memiliki kekuatan mistis.

Selain itu, di Museum Fatahillah ( Jakarta History Museum ) terdapat pula bekas penjara bawah tanah yang pernah digunakan pada era penjajahan Belanda.

Aktivitas dan Harga Tiket Masuk Ke Museum Fatahillah / Sejarah Jakarta

Beberapa aktivitas yang dapat diikuti pengunjung di Museum Fatahillah antara lain Wisata Kampung Tua, Jelajah Malam Museum, Workshop Sketsa Gedung Tua, Nonton Bareng film-film Jadul, Pentas Seni Ala Jakarta, dan Kunjungan ala tentara Indonesia.

Untuk mengikuti aktivitas ini, diperlukan minimal 10 hingga 20 orang, tergantung pada jenis kegiatan yang dipilih.

Harga tiket masuk Museum Fatahillah sangat terjangkau.

Untuk wisatawan lokal, harga tiket masuknya berkisar antara IDR 5.000 hingga IDR 10.000 per orang.

Dimana untuk mahasiswa hanya perlu membayar IDR 2.250 per orang, dan anak sekolah hanya perlu bayar IDR 1500 per orang.

Sementara untuk wisatawan asing, harga tiket masuknya berkisar antara IDR 10.000 hingga IDR 20.000 per orang.

Harga ini bisa berubah sewaktu-waktu, jadi disarankan untuk selalu memeriksa informasi terkini sebelum berkunjung ke museum.

Museum Fatahillah ( Jakarta History Museum ) juga menawarkan paket kunjungan untuk kelompok dengan tarif khusus, yang bisa Kamu pertimbangkan jika Kamu datang bersama rombongan.

Fasilitas yang Tersedia di Museum Fatahillah / Sejarah Jakarta

Berikut adalah beberapa fasilitas pendukung wisata yang ada disana.

Perpustakaan Umum

Museum Sejarah Jakarta memiliki perpustakaan dengan koleksi sekitar 1200 judul buku.

Kamu bisa memanfaatkan perpustakaan ini selama jam dan hari kerja museum.

Kebanyakan buku-buku tersebut merupakan peninggalan zaman kolonial, tersedia dalam berbagai bahasa seperti Belanda, Melayu, Inggris, dan Arab. Buku tertua di sana adalah Alkitab/Bibel tahun 1702.

Kantin Untuk Makan

Museum Kantin dengan suasana taman yang nyaman menawarkan sajian makanan dan minuman khas Betawi.

Toko Souvenir Untuk Belanja Oleh Oleh

Museum menyediakan berbagai cenderamata sebagai kenang-kenangan bagi pengunjung Jakarta History Museum yang bisa kamu dapatkan di toko souvenir dengan harga yang terjangkau.

Fasilitas yang Tersedia di Museum Fatahillah / Sejarah Jakarta - Museum menyediakan berbagai cenderamata sebagai kenang-kenangan bagi pengunjung Jakarta History Museum yang bisa kamu dapatkan di toko souvenir dengan harga yang terjangkau!

Sinema Fatahillah

Tempat untuk menampilkan film dokumenter zaman Batavia serta film populer dalam dan luar negeri.

Musholla Untuk Beribadah

Museum menyediakan musholla lengkap dengan peralatannya, jadi kamu tak perlu khawatir kehilangan waktu salat.

Fasilitas yang Tersedia di Museum Fatahillah / Sejarah Jakarta - Taman yang asri seluas lebih dari 1000 meter persegi dapat dimanfaatkan untuk acara gathering, resepsi pernikahan, atau pentas seni.

Ruang Pertemuan dan Pameran Dengan Kapasitar Cukup Bear

Museum menyediakan ruang yang representatif untuk kegiatan pertemuan, diskusi, seminar, dan pameran dengan kapasitas lebih dari 150 orang.

Taman Indoor

Taman yang asri seluas lebih dari 1000 meter persegi dapat dimanfaatkan untuk acara gathering, resepsi pernikahan, atau pentas seni.

Peta Lokasi Dan Jam Buka Museum Fatahillah / Sejarah Jakarta / Jakarta History Museum

Museum Sejarah Jakarta dibuka setiap hari Selasa hingga Minggu mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB.

Namun, pada hari Senin dan hari libur nasional museum tidak beroperasi atau tutup.

Untuk lokasinya kamu bisa melihat di peta yang ada di bawah ini.

Foto Dan Gambar Isi Koleksi Museum Fatahillah / Sejarah Jakarta / Jakarta History Museum

Dibawah ini adalah foto foto dan gambar dari isi koleksi museum Museum Fatahillah / Sejarah Jakarta / Jakarta History Museum.

Foto Dan Gambar Isi Koleksi Museum Fatahillah / Sejarah Jakarta / Jakarta History Museum
Terdapat banyak lukisan mural di dalam museum.
Foto Dan Gambar Isi Koleksi Museum Fatahillah / Sejarah Jakarta / Jakarta History Museum - Mata uang rupiah yang bergambar pangeran diponegoro.
Mata uang rupiah yang bergambar pangeran diponegoro.
Tulisan dalam aksara jawa.
Foto Dan Gambar Isi Koleksi Museum Fatahillah / Sejarah Jakarta / Jakarta History Museum : Uang kertas rupiah jendral Sudirman.
Foto Dan Gambar Isi Koleksi Museum Fatahillah / Sejarah Jakarta / Jakarta History Museum : Uang kertas rupiah jendral Sudirman.
Mata uang rupiah setelah kemerdekaan.
Mata uang roepiah pada masa penjajahan jepang?
Keramik dengan tulisan arab.
Koleksi keramik yang bagus.
Prasasti yang ada di dalam museum.
Senapan yang digunakan pada masa VOC?
Apakah ini perahu layar milik Belanda?

Rijal Fahmi Mohamadi

Rijal Fahmi Mohamadi

Fahmi adalah seorang Digital Marketer, Travel Enthusiast, Geek Travel Blogger dari Indonesia penulis catperku.com, Penulis Buku perjalanan Traveling The Traveler Notes Bali The Island Of Beauty dan The Traveler Notes Bersenang-Senang di Bali, Bertualang di Lombok. Pernah disebutkan, mentioned in Lonely Planet Indonesia 2019 as Best in Blogs. Mau menyapa saya? Kunjungi media sosial pribadi saya, atau hubungi lewat email [email protected] jika Anda ingin mengajak saya bekerja sama dan berkolaborasi.
https://catperku.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *