Pengalaman Ikut Chanoyu, Upacara Minum Teh Di Jepang!

Tahukah kamu kalau upacara minum teh di Jepang ini biasa disebut Chanoyu? ( 茶の湯 ) Chanoyu ini sendiri adalah merupakan salah satu upacara / ritual yang sampai sekarang masih dilakukan dan dilestarikan di Jepang.

Jika ingin ikut upacara ini, perlu diperhatikan kalau terdapat aturan dan etika yang harus dipatuhi pemilik rumah maupun tamu yang diundang.

Pada umumnya teh yang dibuat harus memperhatikan 3 hal penting: tidak dengan gula, diminum dalam keadaan panas dan tidak boleh ada kotoran sedikitpun atau harus steril.

Chanoyu ini adalah hal yang cukup rumit untuk dipelajari, dan membutuhkan waktu yang lama untuk mempelajarinya.

Bahkan kadang bisa sampai bertahun-tahun lho. Makanya tidak sembarang orang bisa jadi ahli chanoyu.

Selain itu, tamu yang diundang pun secara formal harus mempelajari tata krama, kebiasaan, etika meminum teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan.

Chanoyu ini adalah salah satu pengalaman menyenangkan yang tidak bisa kamu lewatkan kalau lagi liburan ke Jepang!

Video Pengalaman Ikut Chanoyu, Upacara Minum Teh Di Jepang!

Nah, kebetulan saya pernah ikut sekali upacara Chanoyu ini waktu sedang berkunjung liburan ke Jepang.

Mungkin untuk yang penasaran seperti apa suasana dan pengalamannya, kamu bisa tonton video di bawah ini ya!

 

Ikut Upacara Minum Teh Di Jepang! [ Travel Vlog Jalan Jalan Di Jepang ]

 

Setelah nonton, jangan lupa like share dan subscribe juga!

Beberapa Hal Unik Yang Bisa Diketahui Dari Chanoyu

Upacara minum teh di Jepang ini biasanya dilakukan di sebuah ruangan yang dibangun / dirancang khusus untuk tujuan upacara minum teh.

Biasanya ruang tersebut berlantai tatami adalah tempat yang ideal untuk berlangsungnya upacara ini.

Meski sebenarnya dimanapun peralatan yang diperlukan untuk membuat dan menyajikan teh dapat disiapkan dan di mana tuan rumah / pembuat teh dapat membuat teh di hadapan tamu yang duduk bisa digunakan sebagai tempat minum teh.

Atau bisa juga, tempat upacara minum teh / Chanoyu tadi adalah berupa piknik di luar ruangan, yang dikenal sebagai nodate (野点).

Kebetulan saya sendiri baru mencoba pengalaman ikut upacara minum teh di Jepang dengan suasana Indoor.

Ada juga ruang khusus yang dirancang untuk teh gaya wabi disebut chashitsu, yang biasanya berukuran lebar 4,5 tatami dan panjang di area lantai.

Chashitsu yang dibuat khusus ini biasanya memiliki langit-langit rendah, perapian dibangun di lantai, ceruk untuk menggantung gulungan dan menempatkan benda dekoratif lainnya, dengan pintu masuk terpisah untuk tuan rumah dan tamu.

Chashitsu ini juga memiliki area persiapan upacara minum teh yang dikenal sebagai mizuya.

Beberapa Hal Unik Yang Bisa Diketahui Dari Chanoyu

Sejarah Asal Usul Upacara Minum Teh Di Jepang

Upacara ini berasal dari budaya Zen Buddhisme, yang juga merupakan salah satu dari tiga seni klasik asli jepang.

Bukti pertama tentang teh di Jepang yang bisa terdokumentasikan diketahui berasal dari abad ke-9.

Bukti ini ditemukan dalam entri di Nihon Kōki yang berkaitan dengan biksu Buddha Eichū (永忠), yang membawa teh kembali ke Jepang sekembalinya dari Tiongkok.

Bukti tersebut menyatakan bahwa Eichū secara pribadi menyiapkan dan menyajikan sencha ( minuman teh yang dibuat dengan menyeduh daun teh dalam air panas ) kepada Kaisar Saga, yang sedang bertamasya di Karasaki (di Prefektur Shiga sekarang) pada tahun 815.

Lalu atas perintah kekaisaran Jepang pada tahun 816, perkebunan teh mulai dibudidayakan di wilayah Kinki Jepang.

Namun demikian, upacara minum teh di Jepang baru mulai populer dan dikenal secara luasa pada abad ke-12.

Tradisi ini biasa dilakukan pada perayaan keagamaan di biara, dan sebelumnya merupakan kegiatan yang hanya dilakukan golongan elit.

Sekitar akhir abad ke-12, gaya penyajian teh yang disebut tencha (点茶), di mana bubuk matcha ditempatkan ke dalam mangkuk, ditambahkan air panas, dan teh serta air panas dikocok bersama, diperkenalkan ke Jepang oleh biksu Buddha bernama Eisai sekembalinya dari Tiongkok.

Dia juga membawa pulang biji teh, yang akhirnya menghasilkan teh yang dianggap sebagai kualitas terbaik di seluruh Jepang.

Teh hijau bubuk ini pertama kali digunakan dalam ritual keagamaan di biara Buddha.

Sejarah Asal Usul Upacara Minum Teh Di Jepang

Pada abad ke-13, ketika Keshogunan Kamakura memerintah negara dan teh serta kemewahan yang terkait dengannya menjadi semacam simbol status di antara kelas prajurit, muncullah pesta tōcha (闘茶, “mencicipi teh”) di mana kontestan dapat memenangkan hadiah luar biasa untuk menebak teh kualitas terbaik – yang ditanam di Kyoto, berasal dari biji yang dibawa Eisai dari Cina.

Periode berikutnya yang membuat upacara minum teh di Jepang kian populer dalam sejarah Jepang adalah periode Muromachi.

Merujuk pada kebangkitan Budaya Kitayama (ja:北山文化, bunka Kitayama), berpusat di sekitar dunia budaya Ashikaga Yoshimitsu dan vilanya di perbukitan utara Kyoto (Kinkaku-ji ), dan kemudian selama periode ini, kebangkitan budaya Higashiyama, berpusat di sekitar dunia budaya elegan Ashikaga Yoshimasa dan vila peristirahatannya di perbukitan timur Kyoto (Ginkaku-ji).

Periode Muromachi ini, kira-kira terjadi pada tahun 1336 hingga 1573, menyaksikan perkembangan dari apa yang secara umum dianggap sebagai budaya tradisional Jepang seperti yang banyak dikenal saat ini.

Berbagai Jenis Aliran Hingga Perlengkapan Chanoyu / Upacara Minum Teh Di Jepang

Para jaman modern terdapat banyak aliran, namun pada dasarnya aliran tersebut mematuhi aturan yang sama dengan perlengkapan seperti:

  • Chakin (茶巾). Kain putih berbentuk persegi panjang kecil atau kain rami yang terutama digunakan untuk menyeka mangkuk teh.
  • Chasen (茶筅, pengaduk teh). Ini adalah alat yang digunakan untuk mencampur bubuk teh dengan air panas. Kocokan teh ini biasanya dibuat dari sebatang bambu.
  • Chashaku (茶杓, sendok teh). Sendok teh umumnya dibuat dari sebatang bambu, meski biasanya bisa juga terbuat dari gading atau kayu. Mereka digunakan untuk menyendok teh dari wadah teh ke dalam mangkuk teh.
  • Chawan (茶碗, mangkuk teh). Mangkuk teh tersedia dalam berbagai ukuran dan bentuk yang berbeda digunakan tergantung untuk membuat teh kental atau encer.
  • Natsume/Chaire (棗・茶入, kotak teh). Wadah berpenutup kecil yang merupakan tempat teh bubuk ditempatkan untuk digunakan dalam prosedur pembuatan teh.

Jadi meskipun ada cukup banyak aliran upacara minum teh yang berbeda-beda di Jepang, masing-masing prosesnya akan mirip dengan perbedaan yang tidak terlalu terlihat.

—–
My Instagram : instagram.com/catperku
My Travel Blog : catperku.com

 


Rijal Fahmi Mohamadi

Rijal Fahmi Mohamadi

Fahmi adalah seorang Digital Marketer, Travel Enthusiast, Geek Travel Blogger dari Indonesia penulis catperku.com, Penulis Buku perjalanan Traveling The Traveler Notes Bali The Island Of Beauty dan The Traveler Notes Bersenang-Senang di Bali, Bertualang di Lombok. Pernah disebutkan, mentioned in Lonely Planet Indonesia 2019 as Best in Blogs. Mau menyapa saya? Kunjungi media sosial pribadi saya, atau hubungi lewat email [email protected] jika Anda ingin mengajak saya bekerja sama dan berkolaborasi.
https://catperku.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *