Siapa sangka kalau saya bisa mendapat kesempatan liburan ke Berlin karena mendapat undangan penerbangan perdana Maskapai Scoot pada pembukaan rute Singapura – Berlin.
Saya memang pengen ke Eropa, Jerman khususnya.
Namun karena masih ada beberapa wishlist di Asia yang pengen saya kunjungi, jadi Jerman masih bisa menunggu.
Namun dalam hati, saya kekeuh pengen pergi ke Jerman.
Ya siapa tau tiba-tiba ada yang ngajak liburan ke Jerman gitu.
Siapa sangka, pucuk dicinta, ulam pun tiba, saya mendapat sebua undangan penerbangan perdana.
Lucunya, penerbangan tersebut kok ya pas tujuannya ke Eropa, ke Jerman pula.
Kebetulan macam apa ini? Yay, akhirnya bisa juga liburan ke Jerman!

Nggak memerlukan waktu lama dan drama waktu mengurus visa Schengen di Kedutaan Jerman.
Baru kali ini juga saya mengajukan visa Jerman dengan menggunakan status Travel Blogger sebagai pekerjaan.
Semuanya lancar jaya, saya memasukkan dokumen pengajuan Visa Schengen di Konsulat Jerman di Bali, dan mengambil Visa Schengen Jerman di Surabaya.
Sejauh ini, mengurus Visa Schengen di Kedutaan Jerman adalah pengalaman yang menyenangkan.
Hanya saja, ijin kunjungan yang saya dapatkan di visa benar-benar mepet, sesuai lama undangan dari Maskapai Scoot dan Visit Berlin.
Untuk pengalaman mengurus Visa Schengen di Kedutaan Besar Jerman bakalan saya ceritakan ditulisan tersendiri ya! Tunggu saja!
Daftar Isi
Hari Pertama Liburan Ke Berlin
Baiklah, langsung fast foward saja pada hari pertama liburan di Berlin.
Mulai terbang dari Surabaya, transit di Bandara Changi Singapura selama hampir 12 jam dan terbang ke Berlin 12 jam, totalnya saya menempuh perjalanan sekitar 26 jam.
Jadi perjalanan Surabaya – Berlin itu hampir seharian penuh. Saya sampai di Bandara Tegel, Berlin pada jam 7 pagi waktu setempat.
Karena ini adalah liburan ke Berlin sambil kerja, jadi saya nggak punya waktu untuk merasakan “Oh, jadi seperti ini ya rasanya Jet Lag”.
Selain saya sudah pernah merasakannya ketika liburan ke New Zealand, sesaat setelah sampai di Berlin dan lolos Imigrasi, saya harus menghadiri konferensi pers mengenai penerbangan perdana Berlin – Singapura Maskapai Scoot.
Baru setelah selesai konferensi pers, saya dan peserta media lainnya langsung diajak untuk menuju ke hotel dan beristirahat.
Untuk menuju ke hotel, menggunakan bus yang sudah disediakan sebelumnya. Agak kaget juga lihat busnya bagus banget.
Saya baru ingat, kalau sekarang saya lagi di Berlin, Jerman.
Boleh dibilang, bus yang kemarin saya naiki ke hotel di Berlin adalah bus paling keren yang saya pernah naiki.
Sampai Di Hotel, Jet Lag Sangat Terasa!

Nggak perlu lama sih untuk sampai di hotel.
Niatnya mau istirahat dulu, tidur sebentar gitu.
Karena saya hanya punya waktu beberapa jam sebelum mengikuti itinerary yang sudah disusun.
Pengennya sih tiduran sebentar setelah 12 jam duduk di dalam pesawat, dan yang namanya jet lag mulai menyerang.
Namun pada prakteknya, saya malah sibuk bongkar muatan, menyiapkan kamera untuk berburu foto di Berlin nantinya.
Selain itu, sore harinya saya juga diajak walking tur keliling Berlin.
Meski sebenarnya walking tour keliling Berlin ini opsional saja.
Tapi ya namanya kapan lagi bisa ke Berlin, meski jet lag kerasa, tetap hajar saja.
Apalagi saya bakalan jalan kaki berkeliling kota sambil menikmati sajian cerita dari tempat-tempat bersejarah di Berlin.
Ikut Walking Tour, Jelajah Tempat Bersejarah, Mampir Ke Checkpoint Charlie

Pada walking tour ini saya sempat diajak untuk melihat beberapa bangunan bersejarah.
Misalnya Patung Karl Marx dan Friedrich Engels di Taman Marx-Engels-Forum, sebuah taman publik di tengah distrik Mitte di Berlin, dan beberapa tempat bersejarah lainnya.
Taman Marx-Engels-Forum ini sendiri adalah peninggalan Republik Demokratik Jerman (RDJ) pada 1986.
Pada ujung walking tour, saya juga diajak ke sebuah tempat yang namanya Checkpoint Charlie atau “Checkpoint C”.
Ini adalah nama tempat yang diberikan oleh Sekutu Barat, yang merupakan perbatasan antara Berlin Timur dan Berlin Barat di masa Perang Dingin.
Tak pada sepanjan perbatasan ini pula terbentang Tembok Berlin yang pernah memisahkan Kota Berlin.
Sekarang sih, yang ada tinggal reruntuhannya saja yang bisa dinikmati oleh turis seperti saya.
Padahal, beberapa puluh tahun lalu, perbatasan ini adalah sebuah tempat dengan penjagaan yang ketat luar biasa.

Hari Kedua Liburan Ke Berlin
Pada hari kedua liburan ke Berlin, itinerary masih berupa city tour.
Karena banyak tempat yang akan dikunjungi pada hari kedua, jadi nggak ada ceritanya jalan kaki lagi.
Apalagi perbedaan waktu 6 jam lebih lambat daripada Waktu Indonesia Barat itu sangat menyiksa.
Yha gimana lagi, di Indonesia udah tengah malam, Berlin masih sore, menjelang waktu makan malam.
Ketika berlin udah tengah malam, di Indonesia udah pagi.
Berantakan deh itu jam tidur.
Lebih enak sih kalau beberapa jam lebih cepat kayak waktu Jelajah wisata New Zealand dulu!
Liburan ke Berlin pada hari kedua bakalan keliling kota dengan menggunakan bus.
Beberapa tempat yang bakal dikunjungi pada hari kedua ini adalah: Gendarmenmarkt, Brandenburg Gate, The Reichstag, Berlin Wall Memorial dan masih banyak lagi.
Banyak banget sih memang tempat menarik yang dikunjungi.
Tapi pada hari kedua ini yang paling berkesan bagi saya cuma Gendarmenmarkt yang terdapat banyak gedung dengan arsitektur dari abad 18 dan 19.
Hingga akhirnya saya bisa melihat langsung The Reichstag salah satu medan pertempuran perang dunia ke 2 yang sebelumnya saya tahu karena main game Call Of Duty: World At War.
Sudah Lama Sekali Pengen Ke Reichstag Ini

Yang spesial pada hari kedua adalah, saya berkesempatan untuk makan di salah satu restoran yang berada pada daftar 50 restoran terbaik di dunia di tahun 2018.
Nama restorannya adalah Tim Raue, dan restoran ini perada pada posisi 48 dari 50 restoran terbaik di dunia.
Restoran dengan dua michelin stars ini menyajikan masakan asia lho.
Sayang, meski ini restoran terkenal menurut saya pribadi, rasanya gak cocok untuk orang Indonesia.
Bumbunya kurang begitu terasa, cenderung hambar untuk lidah orang Indonesia yang sudah terbiasa dengan masakan berbumbu kuat atau masakan dengan msg yang banyaknya tak terhingga.
Bahkan salah satu menunya ada “Sate Chicken”, tapi bentuk dan rasaanya jauh dari masakan sate langganan saya di Indonesia.
Ya mungkin karena memang pasarnya kebanyakan bule, jadi kekuatan rasa juga ikut menyesuaikan.
Selepas makan siang, hujan turun cukup deras. Jadi sempat menghabiskan waktu beberapa saat terlebih dahulu di dalam restoran.
Dan karena setelah ini acara bebas, tiap orang memiliki agenda tersendiri.
Kalau saya dan beberapa teman dari Indonesia memilih untuk mengunjungi “Holocaust Memorial” atau “Memorial to the Murdered Jews of Europe”.

Ini adalah sebuah memorial di Berlin, Jerman, untuk mengenang terjadinya Holokaus kepada orang-orang Yahudi.
Memorial ini dirancang oleh arsitek Peter Eisenman dan insinyur Buro Happold.
Memorial ini memiliki luas sebesar 19.000 m2 (4,7-acre) yang memuat 2.711 prasasti beton (stele) yang disusun berbentuk kotak-kotak di lahan yang miring.
Setiap prasasti memiliki panjang 238 m (780 ft 10 in), lebar 095 m (311 ft 8 in), dan tinggi bervariasi antara 02 to 47 m (6 ft 7 in to 154 ft 2 in).
Prasasti ini tersusun secara berbaris, 54 prasasti melintang utara-selatan, dan 87 prasasti membujur dari barat ke timur, walau beberapa di antaranya agak diposisikan miring.
Di bagian bawah tanah memorial terdapat “Tanda Informasi” (bahasa Jerman: Ort der Information) yang memuat sedikitnya 3 juta nama korban Holokaus.
Data ini didapat dari museum Yad Vashem di Israel.
Terimakasih kepada wikipedia, karena saya jadi tahu informasi mengenai Holocaust Memorial ini.
Soalnya waktu disana, saya nggak sempat mencari informasi detail mengenai memorial ini.
Yang ada, ketika masuk kedalamnya bulu kuduk langsung merinding.
Karena pada bagian dalam ini berisi foto-foto korban holocaust dan pesan-pesan yang bikin menangis peninggalan korban holocaust.
Sedih deh pokoknya, kalau bisa kejadian seperti ini jangan sampai terulang lagi, untuk alasan apapun!
Walking Tour Lagi, Berburu Makanan Di Berlin!

Karena saya liburan ke Berlin pada musim panas, jadi siang hari di Berlin jauh lebih lama dibandingkan dengan malam harinya.
Pada musim ini, matahari tenggelam sekitar jam 10 malam, itu juga masih belum terlalu gelap.
Masih pada kondisi blue hour, dan berlangsung selama beberapa jam.
Makanya, liburan ke Berlin di musim panas itu puas banget jalan-jalannya.
Sehari terasa panjang sekali pokoknya!
Setelah seharian berkeliling kota pun, masih bisa menyempatkan diri untuk food tour, berburu makanan di salah satu pusat kuliner Berlin.
Kemarin saya diajak ke sebuah tempat yang bernama “Market Hall 9”.
Tempatnya rame banget, dan disitu ada berbagai makanan dari beberapa negara.
Saya pun juga sempat mencoba makanan lokal sih. Ini baru pembukaan ya, karena penutupnya adalah mencoba makanan khas Turki yang banyak banget! Sampai kenyang deh pokoknya!
Hari Ketiga Liburan Ke Berlin
Saya kira kalau kunjungan ke Jerman kali ini cuma ke Berlin saja, ternyata selain liburan ke Berlin, saya juga sempat mengunjungi kota sebelahnya, Potsdam.
Jaraknya hanya sekitar satu jam perjalanan saja dari Berlin. Karena mengikuti sejarah perang dunia kedua, saya sudah familiar dengan nama kota ini.
Terutama yang berkaitan dengan perjanjian Postdam atau Konferensi Potsdam.
Kalau mau tahu lebih lanjut, mengenai perjanjian ini, silahkan googling saja atau tonton dokumenter perang dunia kedua di youtube. Ada banyak banget kok informasinya.

Terlepas dari sejarah yang terkait, Postdam ini adalah kota yang cantik.
Ada banyak bangunan menarik yang bisa saya foto disini. Sayangnya, saya hanya sehari saja berkunjung ke Kota Potsdam.
Seharusnya, paling tidak saya harus tinggal disini 2 atau 3 hari jika ingin menjelajahi dan berburu foto seluruh kota.
Yah, paling tidak kemarin saya sempat berkunjung ke beberapa tempat terkenal di Kota Postdam.

Seperti misalnya Dutch Quarter yang terdapat terdapat seratusan lebih rumah terbuat dari batu-bata merah, dibangun pada tahun 1733-1740 oleh orang Belanda.

Ada juga Glienicke Bridge jembatan terkenal sebagai tempat pertukaran mata-mata antara Jerman Barat dan Timur yang telah tertangkap.
Selain itu, saya mampir juga ke Cecilienhof Palace yang merupakan tempat diadakannya Konferensi Postdam, dan sebuah istana yang super besar nan indah Sanssouci Palace!

Duh, pokoknya Postdam ini keren banget! Kalau saja kemarin saya jadi ekstend, saya pasti bakalan main kekota ini selama beberapa hari.
Sayangnya, saya harus puas hanya dengan mengunjungi beberapa tempat wisata di Postdam yang terkenal.
Lain kali, kalau main ke kota ini lagi, pasti bakalan tinggal lebih lama.
Kembali ke Berlin, Dan Menikmati Berlin Dari Ketingian Berlin TV Tower!

Sore harinya, saya kembali ke kota berlin.
Bisa dibilang kunjungan ke Kota Postdam terlalu singkat.
Namun karena memang masih ada itinerary lagi, ya harus melanjutkan perjalanan.
Sesampainya di Berlin, tujuan selanjutnya adalah makan malam di Bruhaus Lemke am Alex, lalu berlanjut dengan cocktail party di lantai atas Berlin TV Tower.
Ini adalah kegiatan yang paling saya tunggu sih. Soalnya dari atas Berlin TV tower ini kota berlin bisa dinikmati dari ketinggian.
Hampir setiap sudut kota Berlin terlihat dari menara tv setinggi 368 meter ini.
Sebuah kesempatan yang tidak bisa dilewatkan karena ini adalah bangunan tertinggi di eropa yang diperbolehkan untuk dimasuki masyarakat umum.
Makanya, begitu sampai di atas, saya langsung heboh foto sana sini.
Mengabadikan kota Berlin dengan kamera dari ketinggian 368 mdpl.
Hari Keempat Liburan Ke Berlin
Dari pagi sampai siang sebenarnya itinerary bebas.
Namun karena beberapa hari belakangan saya kurang tidur dan istirahat, saya memanfaatkanya untuk tidur saja.
Apalagi cuaca juga kurang mendukung, Selain itu, itinerary siang hari akan memerlukan banyak tenaga.
Yaitu keliling Berlin dengan sepeda.
Ya, ini adalah bagian dari itinerary liburan ke Berlin yang paling saya tunggu!

Selain suka jalan kaki, saya juga suka sekali bersepeda keliling kota.
Siang harinya, saya langsung menuju ke Bikini Berlin Mall untuk makan siang sekaligus menuju meeting point untuk bersepeda.
Sudah nggak sabar banget rasanya melihat kota ini lebih dekat dengan sepeda.
Sepeda yang saya gunakan sepertinya terlihat biasa, namun sepeda itu ternyata enak sekali dikendarai berkeliling Berlin.
Bahkan untuk jalur yang menanjak.
Pada tur keliling Berlin dengan sepeda ini saya dipandu oleh seorang guide lokal.
Selama tur dengan sepeda, saya juga diajak untuk melewati berbagai area dengan pemandangan indah, mampir ke tempat-tempat bersejarah, hingga yang paling asik adalah ketika saya diajak mengunjungi sebuah bandara tidak terpakai berada di tengah Kota Berlin.
Gara-gara itu, saya bisa merasakan bagaimana sensasi bersepeda di runway atau landasan pacu pesawat terbang.
Tentu saja, landasan pacu di Bandara Berlin Tempelhof tersebut sudah tidak terpakai lagi.
Tidak ada pesawat take off dan landing disini. Yang ada, tempat ini dijadikan sebuah taman kota terbuka yang bisa dimanfaatkan penduduknya untuk melakukan kegiatan.
Ada yang jogging, bersepeda seperti saya dan kadang katanya ada yang main remote control pesawat disini.
Di penghujung tur dengan sepeda, itinerary selanjutnya adalah menonton pertandingan bola di BRLO Brwhouse yang ada di kota Berlin.
Waktu itu sedang berlangsung pertandingan piala dunia Jerman melawan Swedia dengan hasil kemenangan Jerman.
Sumpah, rame banget di dalam bar ketika terjadi gol penentu.
Tempatnya memang asik, dan makanannya juga enak. Wajar kalau rame banget!

Hari Kelima Liburan Ke Berlin
Hari kelima adalah hari terakhir saya berada di Berlin.
Karena keesokan paginya saya sudah harus kembali terbang ke Indonesia.
Acara hari ini adalah bebas. Tidak ditentukan harus mengunjungi tempat apa di Berlin.
Sayangnya, pada hari terakhir seperti ini Berlin malah hujan sepanjang hari.
Sedih sih, tapi the show must go on!
Karena kemarin sudah sepedahan keliling berlin, hari ini rencana saya adalah berjalan kaki keliling kota sambil berburu foto.
Tak ada rencana pasti saya mau kemana, yang jelas saya mulai berkeliling di sekitar hotel saja.
Teru saya juga mengunjungi lagi Gendarmenmarkt karena saya masih kurang puas untuk mengambil foto pada kunjungan sebelumnya.
Pada kunjungan kedua, saya lebih beruntung. Kali ini sedang ada pertunjukan musik jazz yang bisa dinikmati siapapun dengan gratis.

Baru menjelang siang saya bergegas menuju ke area sekitar cek point charlie lagi.
Selain untuk melengkapi beberapa foto yang belum saya dapatkan sebelumnya, saya mau coba makan di KFC.
Sudah menjadi ritual saya jika berkunjung ke sebuah negara, untuk mencoba makanan cepat saji, terutama KFC.
Tentu saja saya ingin membandingkan rasa menu KFC dari berbagai negara. Saya sudah mencoba menu KFC di Singapura, Malaysia, Filipina, Brunei Darussalam, Australia, New Zealand, dan kali ini Jerman.
Hasilnya, menu KFC di Indonesia tetap yang paling biasa dan standard! *ini bukan sponsor ya*
***
Lima hari liburan ke Berlin rasanya memang kurang banget. Apalagi kalau untuk keliling Eropa.
Kalau di itungan saya, keliling Berlin itu paling tidak minimal seminggu. Dan kalau keliling Eropa paling tidak 3 bulan.
Tapi sayangnya kesempatan belum mengijinkan saya untuk menjelajah Eropa lebih lama.
Mungkin lain kali bisa ya.
Anggap saja liburan ke Berlin selama 5 hari ini adalah perkenalan dengan Jerman dan Eropa, untuk saya bisa kembali lagi nantinya.
Kalau aku mungkin mengenal sedikit tentang Berlin dari youtubenya Gita Savitri.
Itu yang patung karl marx dan mural serta monumen holocaust kalo di Indonesia pasti jadi kontroversi. Haha
jerman memang kota ramah pejalan kaki dan sepeda ya..
arsitekturnya juga keren-keren banget.
makin pengen banget deh untuk segera ke Jerman juga
Cerita nya detail banget, jadi bersa kita yang ada di sana, foto nya juga keresn, pengen banget bisa ke jerman, kalo ke jogja jangan lupa mampir ya, bisa dengar crt langsung pasti keren bgt
waah keren banget..
Bang…minta advise dong, renc bulan juni ini sy mau ke Finland, dari singapore transit di berlin selama 12 jam, kira2 cukup nda yah waktu nya walk around di berlin selama 10 jam??
thanks before bang