The Adventure Of Toraja ( Mampir Ke Tempat Wisata Gua Londa ) yang punya banyak cerita. Seperti apa ya? Selengkapnya baca saja pengalam Saya di travel blog Indonesia catperku.com ini.
Pagi hari pertama Toraja mengingatkan saya pada Kota Malang yang memaksa saya selalu menggunakan jaket tebal, juga melewatkan mandi pagi hampir setiap hari.
Rasanya membuat saya tidak ingin untuk beranjak dari Tongkonan tempat saya tidur, apalagi menyentuh air untuk mandi pagi.
Namun karena panggilan alam, mau tidak mau saya harus bergegas ke kamar mandi.
Saya tidak mau meninggalkan jejak di Rumah adat Toraja Tongkonan yang saya tempati karena mengompol. Hehee!
Ini juga hari kedua saya di Tana Toraja, setelah semalam tidur dengan suasana sedikit parno dan takut, karena tetangga menyimpat mayat yang belum dikuburkan.
Pun seharusnya ketakutan saya itu sebenarnya tidak perlu, karena Toraja adalah tempat dengan udara segar dan suhu udara yang membuat saya selalu nyaman menggunakan jaket tebal.
Daftar Isi
Berkunjung Ke Tempat Wisata Goa Londa Di Tana Toraja
Kebiasaan orang Toraja menyimpan jenazah di dalam rumah sebelum dikuburkan bukan tanpa alasan.
Toraja mungkin adalah salah satu daerah dengan adat pemakaman jenazah termahal di Indonesia.
Bayangkan, setiap keluarga harus menyelenggarakan sebuah upacara adat dengan melakukan pemotongan kerbau.
Dimana kerbau tersebut paling murah harganya sekitar 60 Juta.
Karena itu prosesi pemakamannya pun juga dikenal paling unik.
Salah satu yang terkenal adalah upacara Rambu Solo’ (red : baca rambu solok).
Rambu Solo’: Upacara Kematian Khas Toraja
Rambu Solo’ adalah sebuah upacara adat kematian yang unik dan khas dari masyarakat Toraja.
Upacara ini memiliki tujuan untuk menghormati dan mengantar arwah orang yang telah meninggal dunia menuju alam roh dan bersatu kembali dengan para leluhur di tempat peristirahatan abadi.
Upacara ini juga dikenal sebagai upacara penyempurnaan kematian, karena dianggap bahwa seseorang baru benar-benar meninggal setelah semua prosesi upacara ini dilaksanakan.
Selama proses upacara, tidak hanya satu kerbau yang disembelih, tetapi bisa mencapai puluhan kerbau.
Jumlah kerbau yang dipotong menjadi simbol derajat keluarga dan penghormatan terhadap jasad yang dimakamkan.
Semakin besar dan banyak jumlah kerbau yang disiapkan, semakin tinggi posisi sosial dan kehormatan yang diberikan kepada orang yang meninggal.
Adat lokal Tana Toraja menjadikan upacara pemakaman ini sebagai bagian penting dalam menjaga tradisi dan kehormatan terhadap leluhur.
Hal ini juga menjadikan biaya upacara pemakaman di Tana Toraja dapat mencapai jumlah yang sangat besar, bahkan mencapai miliaran rupiah.
Meski biaya yang tinggi, upacara Rambu Solo’ tetap dijalankan dengan penuh kehormatan dan rasa penghormatan kepada orang yang telah berpulang.
Goa Londa, Pemakaman Di Tebing Batu Toraja
Saking mahalnya, sebagian keluarga yang belum mampu akan menyimpan dulu jasad keluarga yang meninggal dunia.
Alternatifnya, selain kerbau proses upacara biasanya dilengkapi dengan tambahan hewan lain seperti babi atau kambing.
Namun hewan tersebut sifatnya hanya sebagai pelengkap saja.
Yang utama tetap kerbau yang biasanya kemudian dianggap sebagai kebanggaan setiap keluarga.
Tanduk kerbau yang sudah disembelih akan diperlihatkan sebagai hiasan di depan rumah mereka.
Ketika upacara sudah selesai, jenazah baru akan dikuburkan disebuah pemakaman milik keluarga.
Kebetulan ketika di Toraja saya dan tim Terios 7 Wonders diajak kesebuah pemakaman keluarga bernama Londa.
Sebuah tebing dimana jasad-jasad yang masih satu keluarga disemayamkan.
Di Londa saya sempat melihat beberapa lambang-lambang khas Toraja, juga beberapa tulisan pesan terakhir untuk dibawa “menemani” sang jasad.
Pun Londa adalah sebuah kuburan, suasanya tidak terkesan mistis dan horor, kecuali bagian dalam gua.
Bahkan dibagian luar, didekat tempat parkir tampak beberapa toko yang menjajakan oleh – oleh khas Toraja.
Saya pun sempat membeli beberapa barang untuk dibawa sebagai oleh – oleh.
( Baca Juga : Terios 7 Wonders : Diary Day 10, Sejenak Di Tanjung Bira )
Gua Londa Juga Menjadi Tempat Wisata Di Toraja
Tepat di depan tebing kuburan Londa, saya juga melihat beberapa patung unik.
Kata guide, pihak keluarga lah yang membuat patung-patung khusus menyerupai jasad yang sudah meninggal dunia ini.
Saya juga diperbolehkan masuk ke gua yang didalamnya berisi jenazah.
Rasa seram baru muncul di sepanjang tebing atau goa ini.
Di Londa, baik di dalam gua atau bagian depannya, berserakan tulang-belulang manusia. Mulai dari kaki, tangan, pinggul juga tengkorak.
Tidak semua orang bisa dikuburkan di Londa. Yang akan dikuburkan harus masih dalam satu hubungan keluarga.
Posisi pemakaman di tebing kuburan Londa juga berbeda – beda.
Semakin tinggi posisi pemakamannya di tebing, berarti posisi atau derajatnya juga makin tinggi.
( Baca Juga : Terios 7 Wonders : Diary Day 8, The Adventure Of Toraja (Night) )
Makna Mendalam di Balik Menyimpan Jenazah Di Dalam Goa
Goa Londa Toraja merupakan sebuah goa alami yang secara khusus digunakan untuk menyimpan jenazah para leluhur dan keturunan Toraja.
Terletak di sisi bukit batu yang curam, goa ini telah menjadi tempat pemakaman sejak abad ke-11.
Sebelum penyebaran agama Islam dan Kristen di Tana Toraja, masyarakat setempat menganut kepercayaan Aluk Todolo atau Alukta, yang menjadi dasar dari tradisi adat dan budaya Toraja.
Di dalam Goa Londa, jenazah tidak dikubur melainkan diletakkan begitu saja.
Meskipun banyak tengkorak dan peti mati yang berusia ratusan tahun, tidak terdapat aura horor atau bau mayat.
Suasana di dalam goa justru sejuk dan nyaman.
Saat mengunjungi objek wisata ini, pengunjung disambut oleh pemandu wisata yang membawa lampu petromaks yang dapat disewa.
Pemandu wisata, kebanyakan merupakan anggota keluarga jenazah yang dimakamkan di dalam goa, membagikan informasi dan cerita menarik sepanjang perjalanan.
Di depan Goa Londa, terdapat berbagai patung bernama tau-tau yang menggambarkan wajah orang yang meninggal.
Sebelum jenazah dibuat patung, keluarga harus melakukan ritual pemotongan kerbau sebanyak 24 ekor sesuai tradisi Toraja.
Selain tau-tau, pemandangan peti jenazah atau “erong” yang terletak di dinding bukit juga mempesona.
Peti jenazah ini disokong dengan kayu khusus agar tetap tegak. Erong merupakan peti mati para bangsawan, dan semakin tinggi letaknya di dalam goa, semakin tinggi pula derajat sosial yang dimiliki oleh jenazah tersebut.
Setelah keluar dari Goa Londa, pengunjung dapat menikmati pemandangan lainnya.
Terdapat jalan setapak dan anak tangga yang mengarah ke sebuah puri di tengah bukit.
Dari atas puri, pengunjung dapat melihat kuburan batu yang terdapat di puncak bukit, tempat dimana jenazah disimpan.
Penyimpanan di bukit dilakukan karena goa sudah penuh dengan peti jenazah.
Ada Juga Tempat Lainnya Yang Disebut Dengan Lemo
Mengunjungi Goa Londa dan Goa Lemo di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, bukan hanya sekadar menjelajahi objek wisata menarik, tetapi juga memperoleh wawasan mendalam tentang budaya dan kepercayaan yang kuat di masyarakat Toraja.
Praktik penyimpanan jenazah di dalam goa atau liang-liang bukit menjadi bagian dari adat dan kepercayaan yang kental di daerah ini.
Saat memasuki kawasan Goa Lemo, pengunjung akan dikenakan tiket masuk dengan tarif yang sama seperti saat masuk ke Goa Londa.
Di sana, mereka akan disambut oleh pedagang yang menjual pernak-pernik khas Toraja, menambah nuansa khas dalam pengalaman wisata.
Ketika menjelajahi goa yang lebih dalam, pengunjung dapat melihat rongga-rongga di tebing karts yang berisi peti jenazah.
Setiap rongga juga dilengkapi dengan patung manusia yang melambangkan orang yang jenazahnya disemayamkan di sana.
Hal ini menciptakan suasana yang unik dan memberikan pemahaman tentang nilai-nilai kehidupan dan kematian dalam budaya Toraja.
Praktik penyimpanan jenazah di dalam goa atau liang-liang bukit memiliki latar belakang budaya dan kepercayaan yang kuat di masyarakat Toraja.
Hal ini berasal dari kewajiban menjalankan upacara pemakaman yang melibatkan tradisi aluk to mate, yaitu memperlakukan orang yang telah meninggal dengan hormat.
Penyimpanan jenazah memberikan kesempatan bagi keluarga yang berduka untuk mengumpulkan dana dan melaksanakan upacara pemakaman yang sesuai dengan adat Toraja.
Selain itu, juga terdapat kepercayaan bahwa penundaan pemakaman dapat memberikan kesempatan bagi kerabat yang sedang merantau untuk kembali dan memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah.
Sebelum Goa Londa, jenazah biasanya disimpan di Rumah Tongkonan.
Namun, penyimpanan jenazah di dalam goa memberikan kesempatan yang lebih lama untuk mengumpulkan dana dan melaksanakan upacara pemakaman yang lebih besar, terutama bagi keluarga bangsawan Toraja yang dapat menyimpan jenazah selama 36 malam sebelum pemakaman dilakukan.
Kisah misteri yang terkait erat antara Goa Londa dan Goa Lemo menggambarkan sepasang kekasih yang melakukan bunuh diri karena cinta mereka tak direstui.
Meskipun berakhir tragis, mereka tetap memiliki ikatan keluarga yang kuat, yang tercermin dari kedekatan tulang-belulang mereka yang diletakkan berdekatan di dalam goa.
Mengunjungi Goa Londa dan Goa Lemo memberikan pengalaman yang tak terlupakan serta mengajarkan tentang pentingnya menghormati dan mempelajari warisan budaya serta menghargai para leluhur.
Tana Toraja, dengan keindahan alamnya dan kekayaan budayanya, menawarkan pengalaman wisata yang berbeda dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang kehidupan dan kematian.
Melalui praktik penyimpanan jenazah di dalam goa dan liang-liang bukit, kita dapat memahami nilai-nilai penghormatan terhadap para leluhur dan upacara pemakaman yang kental dalam budaya Toraja.
Dengan melihat rongga-rongga yang berisi peti jenazah dan patung manusia, kita dapat merenungkan akan siklus kehidupan dan keabadian.
Kunjungan ke Goa Londa dan Goa Lemo juga membawa kita pada kisah misteri dan ikatan kasih yang bersemayam di baliknya.
Sepasang kekasih yang mengakhiri hidupnya bersama, tetapi tetap memiliki ikatan keluarga yang kuat, mengajarkan tentang cinta yang tak terpisahkan dalam kehidupan maupun setelah mati.
Tana Toraja tidak hanya menawarkan panorama alam yang memesona, tetapi juga kekayaan budaya yang memukau.
Keindahan pantai, situs kuburan batu, dan prosesi adat yang unik menjadikan setiap pengalaman wisata di sini berbeda dan bermakna.
Dalam perjalananmu ke Tana Toraja, jangan lewatkan untuk mengunjungi Goa Londa dan Goa Lemo.
Temukan keajaiban alam dan kehidupan dalam setiap sudutnya, serta rasakan pesona spiritual yang melintasi generasi dan waktu.
Dalam menghormati dan mempelajari warisan budaya ini, kamu akan membawa pulang pengalaman yang mendalam dan memperkaya dirimu dengan kearifan lokal yang berharga.
Cerita Di Londa : Sepasang Kekasih Yang Mengakhiri Hidup Bersama
Dari semua jazad yang ada di Londa, ada satu yang paling unik.
Adalah jasad sepasang kekasih Toraja yang lebih memilih untuk mengakhiri hidupnya bersama.
Alasannya karena tidak mendapat restu dari kedua orang tua.
Romeo dan Juliet ala Tana Toraja ini pernah hidup di tahun 1970-an.
Sepertinya kematian pun tidak memisahkan mereka, karena hingga saat ini tengkorak keduanya masing berada berdekatan.
Horor, unik, hingga cerita romantis berakhir tragis. Yang jelas ada banyak cerita saya dapatkan dari Tana Toraja.
Dua hari jelas sangat kurang rasanya untuk mengenal adat dan budaya Toraja lebih dekat.
Terlebih lagi saya belum sempat menyaksikan upacara Rambu Solo’ secara langsung. Mungkin lain kali saya akan kembali ke Toraja untuk menyaksikannya.
Sekarang, saya dan tim Terios 7 Wonders harus melanjutkan perjalanan sekitar 400 an KM menuju Tanjung Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan.
Sejarah Goa
Goa Londa Toraja telah menjadi tempat pemakaman sejak abad ke-11.
Pada awalnya, gua ini diperuntukkan khusus bagi keluarga dengan marga To’lengke dan To’pangrapa.
Kedua individu tersebutlah yang pertama kali menemukan keberadaan gua ini.
Mereka memutuskan untuk menjadikannya sebagai tempat peristirahatan terakhir bagi keluarga mereka.
Sejak saat itu, gua ini dihormati dan digunakan sebagai tempat pemakaman yang hanya diperuntukkan bagi mereka yang bermarga To’lengke dan To’pangrapa.
Selebihnya, tidak diperbolehkan.
Goa Londa Toraja merupakan jejak sejarah yang tetap abadi hingga saat ini.
Di dalamnya, terdapat peti jenazah yang digantung di dinding-dinding gua, mencerminkan kepercayaan dan penghormatan yang mendalam terhadap leluhur dan tradisi nenek moyang mereka.
Dengan keunikan sejarahnya yang mengesankan, Goa Londa Toraja menjadi salah satu destinasi wisata budaya yang menarik.
Wisatawan dapat menyaksikan keindahan alam sekitar gua sambil mempelajari dan menghargai warisan budaya yang telah ada sejak berabad-abad lalu.
Goa Londa Toraja mengajak kita untuk mengenang dan memahami nilai-nilai yang diwariskan oleh para leluhur, serta menghormati kehidupan dan perjalanan mereka di dunia ini.
Lokasi Dari Objek Wisata Goa Londa
Objek wisata kuburan Londa di Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan merupakan tujuan impian bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Jika kamu berada di sini, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi tempat ini.
Terletak sekitar 7 KM di selatan Kota Rantepao, objek wisata kuburan Londa berlokasi di Desa Sandan Uai, Kecamatan Sanggalangi.
Akses menuju tempat ini mudah dan tidak terlalu jauh. Kamu dapat menggunakan jasa ojek, becak motor, mobil sewaan, atau kendaraan pribadi dari Pusat Kota Rantepao.
Jika kamu berangkat dari Kota Makassar, perjalanan dengan bus menuju Kabupaten Toraja Utara membutuhkan waktu sekitar 8-9 jam.
Kuburan Londa memiliki daya tarik yang unik dan memikat. Kamu akan melihat kompleks kuburan yang terletak di dalam gua-gua alami.
Di dalam gua-gua tersebut, terdapat peti jenazah yang digantung di dinding-dinding gua.
Hal ini merupakan tradisi khas dari masyarakat Toraja dalam memakamkan orang-orang tercinta mereka.
Selain keunikan budaya pemakaman, pemandangan alam sekitar kuburan Londa juga memukau.
Kamu akan disuguhkan dengan keindahan alam yang mempesona, seperti pegunungan hijau dan sungai yang mengalir di sekitarnya.
Tak hanya itu, suasana yang tenang dan damai di kawasan ini juga memberikan pengalaman spiritual yang mendalam.
Jadi, jangan lewatkan kesempatan untuk mengunjungi objek wisata kuburan Londa ketika berada di Toraja Utara.
Rasakan keindahan budaya dan alam yang memikat di tempat ini, dan nikmatilah pengalaman tak terlupakan selama perjalananmu di Sulawesi Selatan.
Ps: Tulisan ini adalah catatan perjalanan saya selama mengikuti ekspedisi terios 7 wonders, jelajah celebes heritage. Ikuti terus live tweet saya di #Terios7Wonders @catperku.
Berani Bermimpi, Berani Traveling, Berani Bertualang!
Ikuti travel blog catperku di social media : Instagram @catperku, Twitter @catperku & like Facebook catperku. Travel blog catperku juga menerima dukungan dengan donasi, dan atau ajakan kerjasama.
Indonesia kaya akan berbagai keaneragaman, budaya Tana Toraja membuat Indonesia kita semakin penuh nilai. Terima kasih sudah berbagi lewat tulisan catperku.com