Mengenal Masjid Sultan Singapura, salah satu masjid terbesar di Singapore, simbol kemegahan, keindahan dan sejarah yang menarik. Disini travel blog Indonesia catperku.com akan mengulas lengkap mengenai salah satu masjid di Singapura ini, termasuk cara pergi ke Masjid Sultan.
Daftar Isi
Sejarah Masjid Sultan: Dari Pembangunan Hingga Kini
Masjid Sultan Singapura tidak hanya menjadi salah satu masjid terbesar di Singapura, tetapi juga merupakan bagian integral dari sejarah dan warisan budaya negara ini.
Masjid ini dibangun pada tahun 1824 untuk Sultan Hussein Shah, sultan pertama Singapura.
Pada awalnya, masjid ini merupakan bangunan sederhana dengan satu lantai dan atap dua lapis.
Namun, seratus tahun kemudian, pada tahun 1932, masjid ini mengalami renovasi besar-besaran yang dipimpin oleh Denis Santry dari Swan and Maclaren, sebuah firma arsitektur terkemuka di Singapura saat itu.
Menelusuri Sejarah Pembentukan Masjid dan Pengaruh Kolonialisme Inggris
Ketika Singapura diserahkan kepada Inggris pada tahun 1819, Temenggong Abdul Rahman dan Sultan Hussain Shah dari Johor mendapatkan beberapa keistimewaan dari pemerintah Inggris.
Salah satu di antaranya adalah hak untuk tinggal di Kampong Glam dan mendirikan sebuah masjid.
Kampong Glam pada saat itu dianggap sebagai daerah yang dihuni oleh orang-orang Melayu dan Muslim.
Sultan Hussain memutuskan untuk membangun sebuah masjid yang menjadi simbol dari kekuasaannya sebagai Sultan.
Awal Pembangunan Masjid Sultan Singapura
Pembangunan Masjid Sultan dimulai pada tahun 1824 dan selesai dua tahun kemudian, pada tahun 1826.
Masjid ini awalnya memiliki struktur bangunan yang sederhana dengan atap tiga lapis berbentuk limas, sesuai dengan gaya tradisional Nusantara.
Proyek pembangunan masjid ini didanai oleh sumbangan dari East India Company sebesar S$3.000 dan donasi dari jemaah Muslim setempat.
Perkembangan dan Konflik
Pada awalnya, pembangunan Masjid Sultan berjalan lancar, tetapi terjadi ketegangan saat pembangunan jalan North Bridge yang memotong wilayah sekitar masjid.
Meskipun demikian, pembangunan masjid tetap dilanjutkan dan selesai pada tahun 1826. Pengelolaan masjid dilakukan oleh Alauddin Shah, cucu Sultan Hussain, hingga tahun 1879.
Pengelolaan oleh Trustees dan Pembaharuan
Pada tahun 1879, pengelolaan masjid dialihkan kepada lima pemimpin komunitas Muslim setempat.
Pada tahun 1914, hak penggunaan tanah masjid diperpanjang oleh pemerintah Inggris selama 999 tahun, dan dibentuklah dewan pengelola baru yang terdiri dari perwakilan dari berbagai faksi komunitas Muslim di Singapura.
[ Baca Juga: Tentang Sejarah Negara Singapura Yang Penuh Dengan Warna ]
Pembangunan Masjid Baru
Pada tahun 1924, dalam rangka memperingati seratus tahun Masjid Sultan, diputuskan untuk membangun masjid baru yang lebih besar.
Masjid baru ini dirancang oleh arsitek Denis Santry dan selesai dibangun pada tahun 1928.
Dalam proses pembangunan ini, komunitas Muslim Singapura, termasuk keluarga kerajaan, turut berkontribusi baik secara finansial maupun melalui sumbangan material, seperti botol kaca hijau yang digunakan sebagai ornamen bawah kubah masjid.
Perkembangan dan Pengakuan
Masjid Sultan yang merupakan salah satu terbesar di Singapura terus mengalami perkembangan dan perbaikan sepanjang tahun.
Pada tahun 1960, perbaikan dilakukan untuk memperbaiki ruang utama masjid, sedangkan pada tahun 1993, masjid dilengkapi dengan auditorium dan aula serbaguna.
Pada tanggal 14 Maret 1975, masjid ini diakui sebagai monumen nasional oleh pemerintah Republik Singapura.
Saat ini, pengelolaan Masjid Sultan Singapore dipegang oleh Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS).
Peran dan Signifikansi Masjid Sultan
Perananan masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah bagi umat Muslim, tetapi juga merupakan simbol dari sejarah dan keberagaman budaya Singapura.
Dengan perannya yang penting dalam menghubungkan komunitas Muslim di Singapura dan menjadi pusat kegiatan keagamaan dan budaya,
Masjid Sultan terus memainkan peran yang signifikan dalam kehidupan masyarakat setempat.
[ Baca Juga: Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh : Sejarah, Arsitektur ]
Arsitektur yang Memukau: Kubah Emas dan Dekorasi Kaca
Salah satu daya tarik utama dari Masjid Sultan adalah arsitektur megahnya.
Kubah emas yang sangat besar dan kubah berbentuk bawang menjadi ciri khas yang mengesankan.
Namun, yang membuatnya lebih istimewa adalah dekorasi dasar kubah dengan ujung botol kaca.
Setiap ujung botol kaca ini disumbangkan oleh umat Muslim kurang mampu selama masa pembangunan, menunjukkan semangat kolaboratif dan kesatuan dalam komunitas Muslim.
Hal ini juga mencerminkan nilai-nilai keberagaman dan inklusivitas yang menjadi bagian dari budaya Singapura.
Jam Operasional Masjid Sultan
Senin sampai Minggu: 9.30 – 12.00 dan 14.00 – 16.00
Jumat: 14.30 – 16.00
Peran dalam Sejarah dan Masyarakat Muslim Singapura
Dikukuhkan sebagai monumen nasional pada tahun 1975, Masjid Sultan tetap menjadi titik penting bagi masyarakat Muslim Singapura hingga saat ini.
Selain sebagai tempat ibadah, masjid ini juga berfungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan budaya.
Selama bulan Ramadhan, misalnya, pasar malam di sekitar masjid ramai dengan gerai makanan dan kegiatan sosial.
Masjid Sultan juga menawarkan tur berpemandu yang informatif, memungkinkan pengunjung untuk memahami lebih dalam tentang sejarah, arsitektur, dan kehidupan di sekitar masjid.
[ Baca Juga: Bukit Timah Nature Reserve, Area Gunung Tertinggi di Singapura ]
Lokasi dan Cara Menuju Masjid Sultan Singapura
Masjid Sultan Singapore terletak di 3 Muscat Street, Singapura 198833.
Untuk menuju ke masjid ini, terdapat beberapa opsi transportasi yang dapat digunakan:
1. MRT (Mass Rapid Transit)
Penumpang dapat turun di stasiun MRT Bugis, kemudian keluar dari Exit B.
Dari sana, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki selama sekitar 10 menit menuju Masjid Sultan seperti yang terlihat pada peta di bawah.
2. Bus
Terdapat beberapa rute bus yang melewati Masjid Sultan Singapura, seperti rute 7, 32, 51, 61, 63, 80, 145, 175, dan 197.
Penumpang dapat turun di halte bus di sekitar Masjid Sultan Singapore.
3. Taksi
Alternatif lain adalah menggunakan jasa taksi untuk menuju ke Masjid Sultan Singapura, yang dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi para pengunjung.
[ Baca Juga: Explore Singapore: Panduan Trip Jalan Jalan Ke Singapura ]
Pengalaman di Masjid Sultan: Menikmati Keindahan dan Keberagaman
Bagi wisatawan yang tertarik untuk memahami lebih dalam tentang Islam dan budaya Muslim, mengunjungi Masjid Sultan Singapura adalah pengalaman yang berharga.
Selain mengagumi arsitektur megahnya, pengunjung juga dapat merasakan atmosfer yang tenang dan damai di dalam masjid.
Selain itu, interaksi dengan masyarakat lokal di sekitar masjid juga dapat memberikan wawasan yang berharga tentang kehidupan dan budaya Muslim di Singapura.
Simbol Kemegahan, Sejarah Dan Keberagaman Singapura
Masjid Sultan Singapura adalah salah satu simbol keindahan, sejarah, dan keberagaman negara ini.
Dengan arsitektur megahnya, peran penting dalam sejarah, dan fungsi sebagai pusat kegiatan keagamaan dan budaya, masjid ini merupakan destinasi yang wajib dikunjungi bagi siapa pun yang ingin memahami lebih dalam tentang Islam dan warisan budaya Singapura.
Dengan lokasinya yang mudah dijangkau dan beragamnya opsi transportasi, tidak ada alasan untuk melewatkan kesempatan untuk mengunjungi Masjid Sultan Singapura saat berada di Singapura.