St Paul's Church Melaka: Sejarah Gereja Tertua di Asia Tenggara

St Paul’s Church merupakan salah satu destinasi wisata bersejarah yang menarik di Melaka. Bangunan ini memiliki sejarah yang panjang dan kaya, serta menjadi bagian integral dari kompleks Bangunan Merah (Red Square) yang merupakan bagian dari situs warisan dunia UNESCO.

Mari kita telusuri lebih dalam mengenai kekayaan sejarah dan cerita menarik di balik gereja tertua di Malaka dan Asia Tenggara  ini.

Keunikan St Paul’s Church Di Melaka

Keunikan St Paul's Church Di Melaka

St Paul’s Church tidak hanya menjadi gereja tertua di Malaysia, tetapi juga di seluruh Asia Tenggara.

Dibangun pada tahun 1521 oleh kapten Fidalgo Portugis, Duarte Coelho, sebagai tanda terima kasih kepada Perawan Maria atas penyelamatan hidupnya selama badai laut, gereja ini menjadi simbol penting dalam sejarah Melaka yang kaya.

Meskipun saat ini bangunan gereja hanya tinggal reruntuhan dan puing-puing, daya tariknya bagi para wisatawan tetap tinggi.

Berkunjung ke gereja ini memberikan pengalaman unik untuk menjelajahi masa lalu yang kaya dan merasakan aura sejarah yang tersemat di setiap sudut bangunan.

[ Baca Juga: Christ Church Melaka: Simbol Sejarah Kota Melaka ]

St Paul’s Church, Gereja Tertua Di Asia Tenggara

St Paul's Church, Gereja Tertua Di Asia Tenggara

Gereja ini telah melalui berbagai peristiwa sejarah yang menarik.

Pada awalnya, St Paul’s Church didirikan oleh Kapten Fidalgo Portugis sebagai tempat ibadah Katolik.

Namun, seiring berjalannya waktu, gereja ini mengalami berbagai perubahan kepemilikan dan fungsi.

Pada tahun 1548, gereja ini diserahkan kepada para Yesuit oleh Uskup Agung Goa di India.

Kemudian, pada tahun 1566, gereja mulai direnovasi dan bangunan baru selesai dibangun pada tahun 1590.

Portugis kemudian menambahkan senjata ke kapel gereja dan menjadikannya sebagai benteng pada tahun 1596.

Namun, kejayaan gereja ini tidak berlangsung lama.

Pada tahun 1641, Belanda berhasil menaklukkan Melaka dan St Paul’s Church mengalami kerusakan parah.

Meskipun mengalami kerusakan, kompleks gereja ini kemudian direnovasi dan diberi nama kembali menjadi St Paul’s Church.

[ Baca Juga: Menapaki Sejarah Gereja Tamil Methodist Church ]

Makam St Francis Xavier

Salah satu hal yang menarik dari St Paul’s Church adalah keberadaan makam sementara St Francis Xavier, seorang misionaris Katolik perintis yang aktif di Asia Tenggara.

Meskipun makam aslinya telah dipindahkan ke Goa Portugis, makam sementara St Francis Xavier tetap menjadi objek penting dalam kompleks gereja ini.

St Francis Xavier dikenal karena perannya dalam menerjemahkan katekismus ke dalam bahasa Melayu dan melakukan beberapa ‘mukjizat’ di gereja tersebut.

Makamnya yang sederhana tetapi penuh makna masih menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang ingin mengenal lebih jauh tentang sejarah gereja ini.

Cerita tentang patung tanpa lengan St Francis Xavier yang berada di depan kompleks gereja.

Cerita-cerita Menarik Lainnya

Di samping makam St Francis Xavier, St Paul’s Church juga memiliki berbagai cerita menarik lainnya.

Salah satunya adalah cerita tentang patung tanpa lengan St Francis Xavier yang berada di depan kompleks gereja.

Menurut legenda, tangan kanan patung tersebut terpotong saat proses pengangkatan jenazah St Francis Xavier ke Goa.

Kejadian ini dianggap sebagai sebuah keajaiban dan menjadi bagian dari sejarah gereja ini yang kaya.

Alamat dan Peta Lokasi

Alamat: 1935, Jln Kota, Banda Hilir, 75000 Melaka, Malaysia.

Cara Pergi Menuju St Paul’s Church

Untuk pergi ke St Paul’s Church, pengunjung harus melewati perjalanan yang menarik melalui jalan kota Melaka dan melalui gerbang Porta de Santiago atau Benteng A’Famosa.

Meskipun tidak perlu membayar tiket masuk, pengunjung akan disuguhi dengan pemandangan yang sangat indah di sekitar kompleks gereja di puncak bukit.

Ke Melaka, Kunjungi St Paul’s Church Melaka, Sejarah Gereja Tertua di Asia Tenggara

St Paul’s Church adalah destinasi wisata di Malaysia yang sangat menarik bagi pecinta sejarah dan budaya.

Dengan sejarahnya yang kaya dan beragam, gereja ini menawarkan pengalaman yang unik dan mendalam bagi para pengunjung.

Dari reruntuhan bangunan yang megah hingga makam St Francis Xavier, setiap sudut St Paul’s Church penuh dengan cerita dan makna yang menarik untuk dijelajahi dan dipelajari.

[ Baca Juga: Panduan Jalan Jalan Liburan Ke Melaka Malaysia Untuk Pemula ]

Mengulas Sejarah Gereja Santo Paulus (Melaka) Lebih Dalam

Mengulas Sejarah Gereja Santo Paulus (Melaka) Lebih Dalam

Gereja Santo Paulus, yang terletak di Melaka, Malaysia, memiliki sejarah yang kaya dan menarik.

Dibangun pada tahun 1521 oleh seorang bangsawan Portugis bernama Duarte Coelho, gereja ini merupakan salah satu bangunan bersejarah tertua di Malaysia dan Asia Tenggara.

Mari kita telusuri lebih jauh tentang perjalanan sejarah gereja ini yang menarik.

Pembangunan Awal dan Dedikasi

Awalnya, gereja ini adalah sebuah kapel sederhana yang didedikasikan untuk Bunda Maria dan dikenal sebagai Nossa Senhora da Annunciada.

Pembangunan kapel ini dilakukan oleh Duarte Coelho sebagai tanda syukur atas keselamatannya dari badai di Laut China Selatan.

Kapel ini kemudian diserahkan kepada para Yesuit pada tahun 1548 oleh Uskup Goa, João Afonso de Albuquerque, dan diperbesar pada tahun 1556 dengan penambahan lantai dua.

Gereja Santo Paulus, yang terletak di Melaka, Malaysia, memiliki sejarah yang kaya dan menarik.

Peran Fransiskus Xaverius

Salah satu tokoh penting dalam sejarah gereja ini adalah Fransiskus Xaverius, seorang misionaris Katolik perintis yang aktif di Asia Tenggara.

Pada tahun 1548, bersama rekan-rekan Yesuitnya, Fransiskus Xaverius mendirikan sebuah sekolah di tempat kapel yang dikenal sebagai Kolese Santo Paulus.

Xaverius menggunakan gereja St Paul’s Church ini sebagai pangkalan untuk perjalanan misionarisnya ke Tiongkok dan Jepang.

Konsekrasi Ulang dan Perubahan Penggunaan

Pada tahun 1641, Melaka jatuh ke tangan Belanda, dan gereja ini dikonsekrasi ulang untuk digunakan sebagai Gereja Reformasi Belanda.

Namun, setelah selesainya pembangunan Gereja Kristus Melaka pada tahun 1753, gereja Santo Paulus tidak lagi digunakan sebagai gereja utama oleh komunitas Belanda.

Bangunan gereja tua ini kemudian dialihkan untuk penggunaan sekuler, termasuk sebagai gudang mesiu saat Melaka diduduki oleh Britania pada tahun 1824.

Ke Melaka, Kunjungi St Paul's Church Melaka, Sejarah Gereja Tertua di Asia Tenggara

Ekskavasi dan Penemuan

Pada tahun 1924 dan 1930, dilakukan ekskavasi di sekitar gereja Santo Paulus oleh para sejarawan dan arkeolog.

Hasil ekskavasi tersebut mengungkapkan berbagai artefak bersejarah, termasuk batu nisan kuno dan penemuan makam Portugis kuno di mimbar gereja.

Batu-batu nisan yang tersebar di sekitar gereja kemudian dilekatkan ke dinding pada periode ini.

Patung Fransiskus Xaverius dan Kejadian Aneh

Pada tahun 1952, sebuah patung Fransiskus Xaverius didirikan di depan reruntuhan gereja Santo Paulus (St Paul’s Church) untuk memperingati 400 tahun persinggahannya di Melaka.

Namun, sehari setelah patung tersebut dikuduskan, sebuah kejadian aneh terjadi: sebuah pohon casuarina besar tumbang dan memutuskan lengan kanan patung Fransiskus Xaverius.

Kejadian ini dianggap sebagai sebuah kebetulan yang menarik, mengingat bahwa lengan kanan patung tersebut sudah dipotong pada tahun 1614 sebagai sebuah relik.


Rijal Fahmi Mohamadi

Rijal Fahmi Mohamadi

Fahmi adalah seorang Digital Marketer, Travel Enthusiast, Geek Travel Blogger dari Indonesia penulis catperku.com, Penulis Buku perjalanan Traveling The Traveler Notes Bali The Island Of Beauty dan The Traveler Notes Bersenang-Senang di Bali, Bertualang di Lombok. Pernah disebutkan, mentioned in Lonely Planet Indonesia 2019 as Best in Blogs. Mau menyapa saya? Kunjungi media sosial pribadi saya, atau hubungi lewat email [email protected] jika Anda ingin mengajak saya bekerja sama dan berkolaborasi.
https://catperku.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *