Kampong Ayer: Desa Terapung Ikon Wisata Brunei Darussalam

Mungkin kamu pernah mendengar tentang kota terapung Venesia di Italia yang terkenal dengan kanal dan bangunan-bangunannya yang berdiri di atas air. Tapi, ternyata Venesia bukan satu-satunya desa atau kota terapung di dunia yang unik dan bersejarah. Di Asia Tenggara, tepatnya di Brunei Darussalam, ada sebuah desa terapung yang sangat populer dan ikonik, yaitu Kampong Ayer.

Desa ini sudah berdiri sejak ratusan tahun lalu dan hingga kini tetap mempertahankan keasliannya sebagai pemukiman di atas air. Kampong Ayer bahkan disebut-sebut sebagai ‘Venesia dari Timur’ karena mirip dengan konsep kota apung di Venesia. Berikut ini kita akan mengupas lebih dalam tentang Kampong Ayer, mulai dari sejarah, kehidupan penduduk, hingga daya tarik wisata yang membuatnya menjadi tujuan wajib saat berkunjung liburan ke Brunei Darussalam.

Sejarah Kampong Ayer: Awal Berdirinya Desa Terapung di Brunei

Kampong Ayer memiliki sejarah panjang yang tak lepas dari perkembangan awal Brunei sebagai pusat perdagangan dan pemerintahan. Pemukiman ini didirikan oleh masyarakat lokal Brunei yang memilih untuk tinggal di atas sungai dibandingkan membuka lahan di daratan yang lebih berbukit dan sulit diakses. Sungai Brunei yang menjadi jalur utama perdagangan pada masa itu juga memudahkan masyarakat untuk membangun desa terapung dan menjadikan sungai sebagai sumber penghidupan utama.

Secara etimologis, ‘Kampong Ayer’ berasal dari bahasa Melayu yang berarti Desa Air. Nama ini mencerminkan karakter desa yang memang seluruhnya berdiri di atas air, dengan bangunan yang ditopang oleh tiang-tiang kayu. Berbagai desa kecil yang menyusun Kampong Ayer mendapatkan namanya dari berbagai aspek, termasuk gelar pejabat lokal, lokasi geografis, atau keterampilan khas yang dimiliki masyarakat di sana. Misalnya, ada Kampung Pengiran Bendahara Lama yang dinamai sesuai gelar pemimpin lokal, dan Kampung Pandai Besi yang terkenal dengan para pengrajinnya.

Dulu, Kampong Ayer menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian Brunei. Namun, seiring perkembangan zaman dan pembangunan infrastruktur di daratan, pusat pemerintahan Brunei pindah ke Bandar Seri Begawan, dan Kampong Ayer perlahan-lahan lebih dikenal sebagai desa tradisional yang mempertahankan cara hidup di atas air.

Kehidupan di Kampong Ayer: Tradisi yang Terjaga di Tengah Modernitas

Kampong Ayer Adalah Destinasi Yang Unik Di Brunei, Dan Tentunya Sayang Sekali Kalau Dilewatkan.

Meski berdekatan dengan pusat kota Bandar Seri Begawan, Kampong Ayer tetap mempertahankan tradisi dan gaya hidup masyarakat yang tinggal di atas air. Di desa ini, semua bangunan berdiri di atas tiang-tiang kayu yang kokoh, mencakup rumah penduduk, masjid, sekolah, klinik, dan bahkan kantor pos. Perahu-perahu kayu berukuran kecil hingga sedang digunakan sebagai alat transportasi utama yang menghubungkan satu desa dengan desa lainnya.

Selain perahu, Kampong Ayer juga memiliki jalan setapak yang dibangun di atas air sepanjang 38 kilometer. Jalur-jalur ini memudahkan penduduk untuk beraktivitas, mulai dari pergi bekerja, bersekolah, hingga berbelanja ke pasar lokal. Jumlah penduduk di Kampong Ayer saat ini mencapai sekitar 20.000 orang, yang membuatnya menjadi pemukiman di atas air terbesar di dunia.

Meskipun Kampong Ayer berlokasi di atas air, desa ini memiliki fasilitas umum yang lengkap. Kamu bisa menemukan sekolah-sekolah yang menyediakan pendidikan untuk anak-anak desa, masjid untuk ibadah, hingga klinik kesehatan. Penduduk di sini juga sangat ramah dan terbuka terhadap wisatawan yang ingin berkunjung dan melihat langsung kehidupan di desa terapung ini.

Daya Tarik Wisata Kampong Ayer: Menyusuri Desa dengan Perahu

Salah satu daya tarik utama dari wisata populer Brunei Darussalam Kampong Ayer adalah suasananya yang unik dan berbeda dari desa-desa lain. Dengan pemandangan rumah-rumah kayu berjejer di atas air dan perahu-perahu kecil yang hilir mudik, kamu akan merasa seperti berada di dunia yang berbeda. Pengalaman menyusuri Kampong Ayer dengan perahu adalah kegiatan yang tidak boleh dilewatkan.

Biasanya, wisatawan bisa menyewa water taxi atau taksi air untuk berkeliling Kampong Ayer. Dalam perjalanan ini, kamu bisa melihat dari dekat bagaimana penduduk menjalani aktivitas sehari-hari mereka, dari memasak, bercengkerama, hingga berjualan. Bahkan, ada beberapa penduduk yang dengan senang hati akan mengundang wisatawan untuk singgah di rumah mereka dan bercerita tentang sejarah serta kehidupan di Kampong Ayer.

Bagi kamu yang tertarik dengan fotografi, Kampong Ayer adalah surga untuk berburu foto. Mulai dari lanskap desa yang unik, aktivitas penduduk, hingga pemandangan indah di sekitar Sungai Brunei, semuanya bisa menjadi objek foto yang menarik dan penuh cerita. Jangan lupa untuk datang saat pagi atau sore hari, karena cahaya matahari yang lembut menambah keindahan suasana desa ini.

Taksi air yang bisa mengantarkan ke Kampong Ayer Brunei Darussalam.

Struktur dan Arsitektur Kampong Ayer: Kokoh di Atas Air

Bangunan-bangunan di Kampong Ayer dibangun di atas tiang-tiang kayu yang ditancapkan di dasar sungai, sebuah teknik konstruksi yang sudah digunakan sejak ratusan tahun lalu. Meskipun terlihat sederhana, struktur bangunan ini sangat kokoh dan mampu bertahan lama. Rumah-rumah dan bangunan lain di sini umumnya berbentuk panggung dengan bahan utama dari kayu lokal yang tahan terhadap kelembapan dan serangan rayap.

Selain rumah-rumah penduduk, arsitektur Kampong Ayer juga mencakup bangunan-bangunan publik seperti sekolah, masjid, dan pusat kesehatan yang semuanya berdiri di atas air. Setiap bangunan memiliki jembatan kecil atau dermaga pribadi yang menghubungkannya dengan jalur utama desa atau dengan rumah-rumah tetangga. Inovasi arsitektur ini memungkinkan penduduk untuk menjalani kehidupan yang aman dan nyaman di atas air.

Salah satu tempat menarik di Kampong Ayer adalah masjid yang berdiri di atas air. Masjid ini menjadi pusat spiritual dan sosial bagi masyarakat sekitar, dan sering dikunjungi oleh penduduk untuk beribadah maupun berinteraksi satu sama lain.

Nama-Nama Kampung di Kampong Ayer: Sejarah di Balik Nama Desa

Di Kampong Ayer, setiap desa memiliki nama yang unik dan memiliki sejarah tersendiri. Nama-nama desa diambil dari berbagai tema, seperti gelar pejabat lokal, lokasi geografis, atau aktivitas ekonomi yang populer di daerah tersebut. Misalnya, Kampung Sungai Kebun dan Kampung Bukit Berumput dinamai berdasarkan karakteristik geografisnya, sedangkan Kampung Pengiran Bendahara Lama diambil dari gelar seorang pejabat yang pernah tinggal di sana.

Selain itu, ada desa-desa yang dinamai berdasarkan profesi atau keterampilan khusus, seperti Kampung Pandai Besi yang terkenal dengan pengrajin besi. Setiap nama desa mencerminkan sejarah, peran, dan keunikan masing-masing kawasan di Kampong Ayer.

Beberapa desa di Kampong Ayer telah hilang seiring waktu dan digabung dengan desa-desa lain, sementara yang lain tetap eksis dengan mempertahankan tradisi mereka. Nama-nama ini menjadi bagian penting dari sejarah Brunei yang diwariskan dari generasi ke generasi, membuat Kampong Ayer semakin menarik sebagai destinasi wisata.

Kampong Ayer, Desa Terapung yang Menjadi Ikon Wisata Brunei Darussalam

Kehidupan Ekonomi di Kampong Ayer: Bergantung pada Sungai

Penduduk Kampong Ayer sebagian besar bergantung pada sungai sebagai sumber penghidupan. Perikanan dan perdagangan adalah sektor ekonomi utama yang menopang kehidupan masyarakat. Banyak penduduk yang bekerja sebagai nelayan, dan hasil tangkapan ikan dijual di pasar lokal atau digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Selain itu, ada juga masyarakat yang bekerja sebagai pedagang atau pengrajin yang membuat perahu dan kerajinan tangan.

Pasar di Kampong Ayer ramai dikunjungi oleh penduduk setempat, dan kamu bisa menemukan berbagai produk hasil bumi serta barang kebutuhan harian lainnya di sini. Ekonomi Kampong Ayer yang sederhana dan tergantung pada sungai memberikan gambaran yang autentik tentang kehidupan masyarakat lokal yang masih sangat bergantung pada alam.

Perkembangan dan Pelestarian Kampong Ayer: Menuju Masa Depan

Pemerintah Brunei berupaya melestarikan Kampong Ayer sebagai warisan budaya yang penting sekaligus memajukan kehidupan masyarakatnya. Program-program pemeliharaan dan pengembangan fasilitas publik terus dilakukan, termasuk pembangunan jalan setapak yang lebih kuat dan aman. Selain itu, pemerintah juga mempromosikan Kampong Ayer sebagai salah satu destinasi wisata utama, agar lebih banyak wisatawan yang tertarik untuk berkunjung dan belajar tentang sejarah serta budaya Brunei.

Pelestarian Kampong Ayer bukan hanya tentang menjaga bangunan dan infrastruktur, tetapi juga melestarikan cara hidup masyarakat yang sudah berlangsung selama ratusan tahun. Meskipun kini modernisasi telah merambah Brunei, Kampong Ayer tetap mempertahankan keasliannya sebagai desa tradisional yang hidup di atas air.


Rijal Fahmi Mohamadi

Rijal Fahmi Mohamadi

Fahmi adalah seorang Digital Marketer, Travel Enthusiast, Geek Travel Blogger dari Indonesia penulis catperku.com, Penulis Buku perjalanan Traveling The Traveler Notes Bali The Island Of Beauty dan The Traveler Notes Bersenang-Senang di Bali, Bertualang di Lombok. Pernah disebutkan, mentioned in Lonely Planet Indonesia 2019 as Best in Blogs. Mau menyapa saya? Kunjungi media sosial pribadi saya, atau hubungi lewat email [email protected] jika Anda ingin mengajak saya bekerja sama dan berkolaborasi.
https://catperku.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *