“Selamat Datang di Dusun Sasak, Sade, Rembitan – Lombok” Tertulis di sebuah papan yang ada di pintu gerbang Desa Sade. Lokasinya tepat di tepi jalan raya Mataram – Kuta, tak terlalu sulit untuk menemukan lokasi desa wisata yang ada di Lombok Tengah ini.
Tak berapa lama, ketika saya masih mengamati papan selamat datang Desa Sade, sebuah panggilan terdengar di telinga. “Teman-teman harap segera masuk, karena tur keliling desa akan segera dimulai” Ujar tur guide kami dengan TOA-nya. Karena memang waktu berkunjung kesini tak terlalu lama, jadi saya bergegas masuk ke dalam Desa Sade.

Senang sekali karena kali ini saya berkunjung ke Lombok lagi, setelah sekian lama tidak berjumpa dengan pulau di timur Bali yang kece ini. Desa Sade sendiri adalah salah satu tujuan kunjungan ke Lombok kali ini. Sudah sejak lama saya ingin berkunjung ke Desa Sade, namun baru sekarang bisa terlaksana. Pun dulu saya sering wara-wiri lewat di depannya ketika masih sering main ke Kuta, Lombok Selatan.
Sedari dulu, Desa Sade ini memang terkenal sebagai salah satu desa wisata di Lombok yang unik. Iya, desa ini terkenal sebagai salah satu desa tradisional di Lombok yang masih mempertahankan adat istiadat yang turun-temurun dari leluhurnya. Kira-kira adat istiadat seperti apa ya?
Kalau dilihat Dari luar desa, mungkin desa ini tampak seperti desa tradisional yang biasa ditemui dengan rumah adatnya yang khas. Namun, ketika masuk dan melihat dari dekat, Desa Sade tak hanya memiliki rumah adat yang khas saja, namun juga punya adat istiadat yang unik pula.

Seperti misalnya tradisi Kawin Culik, keahlian mereka mambuat kain tenun nan apik dan indah, hingga proses pengepelan lantai rumah mereka dengan menggunakan kerbau yang dilakukan secara rutin. Mengetahui beberapa hal itu saya jadi menyesal berkunjung kesini. Iya, menyesal kenapa nggak dari dulu saja ya saya berkunjungnya.
Kawin Culik adalah tradisi Desa Sade yang paling menarik perhatian saya. Soalnya, di Indonesia ini proses pernikahan yang umum adalah PDKT->Pacaran(Sambil terus ditanyain kapan nikahnya)->Tunangan->Lamaran->Nikah (Siap-siap buat ditanyain kapan punya anak). Kira-kira begitu prosedur pernikahan normal di negara kita tercinta.
Namun, di Desa Sade sepertinya prosedur pernikahan normal tadi tidak berlaku. Prinsipnya, konsep pernikahan di desa yang total jumlah penduduknya hanya ratusan jiwa ini hanya cukup suka-sama suka antara pihak lelaki dan wanita. Gak perlu dilamar, asal keduanya saling suka, culik aja, bawa kabur, lari, lalu sembunyikan dari orang tua si gadis.
Kata pemandu saya sih, nggak boleh sampai ketahuan. Kalau sampai ketahuan, pernikahan bisa batal nikah. Nah, setelah itu si cowok baru ngomong ke orang tua si gadis, kalau dia mau menikah dengan gadis pujaanya. Asal nggak ketahuan, lamaran pasti diterima tuh. Seandainya pernikahan di Indonesia sesederhana itu, nggak pake dah drama ala FTV XD.
Pernikahan di Desa Sade juga dilakukan secara adat yang sederhana, dengan mas kawin yang biasanya sederhana juga. Tradisi Kawin Culik disini biasanya hanya terjadi di dalam lingkungan desa saja. Alasanya, mas kawin yang dibayarkan tidak terlalu mahal jika mereka menikah antara sesama warga desa sade. Sementara kalau menikah dengan warga luar desa, maskawin yang diperlukan bisa lebih mahal. Yah minimal beberapa pasang kerbau yang gemuk lah~~ *abang bangkrut dek*

Rumah Adat Desa Sade juga tak kalah unik dengan tradisi turun-temurun mereka. Disebut dengan “Bale”, mungkin inilah satu-satunya rumah di Indonesia yang lantainya berlapiskan kotoran kerbau. “Wah, pakai kotoran? Pasti bau dong rumahnya?” Harusnya sih bau ya, tapi percaya atau enggak, ketika saya mencoba masuk tidak tercium bau sedikitpun. Mungkin karena kotoran kerbaunya sudah mengering sih.
Mereka melapisi lantai rumah dengan kotoran kerbau bukan tanpa alasan. Katanya, kotoran kerbau itu ampuh untuk mengusir nyamuk dan mengurangi debu yang biasa banyak bertebaran ketika musim kemarau tiba. Selain itu, mereka juga percaya kalau melapisi lantai dengan kotoran kerbau, rumah mereka menjadi jauh lebih hangat. Nah, ini kayaknya perlu dicoba buat yang rumahnya di dataran tinggi! Biar lebih hangat~

(Baca Juga : Tips Dan Trik Backpacking Ke Lombok)

Rumah mereka begitu sederhana, hanya terbagi dua ruangan dimana bagian depan adalah untuk menerima tamu. Atapnya terbuat dari kayu, yang ditutup dengan rumput gajah atau kadang juga diganti dengan alang-alang. Nggak pake genteng, mereka memanfaatkan apa yang sudah disediakan alam.
O iya, saya mau berbagi tips nih kalau lagi bertamu ke rumah mereka. Pastikan kalian menunduk ketika memasuki pintu depan, agar kepala tidak terbentur dengan bagian atas pintu. Pintu yang dibuat tidak terlalu tinggi ini bukan tidak sengaja, namun sebenarnya ada filosofinya loh. Maksudnya, sebagai tamu saya harus menghormati si pemilik rumah. Dalem banget kan ya maknanya? Padahal hanya dari ukuran tinggi pintu masuk rumah saja!
Terakhir, keunikan desa wisata paling keren di Lombok ini adalah keahlian mereka menenun kain. Pun pekerjaan sebagian penduduk Desa Sade adalah bertani, beberapa adalah para penenun hebat. karena mereka hanya bisa bertani ketika musim hujan saja. Di musim kemarau yang kering, mereka, terutama para perempuan lebih banyak bekerja sebagai penenun.


Hasil kain tenun mereka ini kemudian dijual kepada turis yang berkunjung ke Desa Sade seperti saya ini. Keahlian menenun mereka sepertinya memang tidak perlu diragukan lagi. Pasalnya, selama berkeliling Desa Sade, tidak ada kain tenun yang tidak oke untuk dibeli. Semuanya keren, dan harganya cukup murah dan bisa ditawar.
Asal jangan ditawar terlalu murah saja ya! Karena bisa dibayangkan bagaimana susahnya menyelesaikan satu kain tenun berkualitas tinggi. Harganya jual kain tenun dengan kualitas yang bagus di Desa Sade sih berkisar antara 100 ribu hingga 200 an ribu. Nah, dari pada beli oleh-oleh khas Lombok ditempat lain, lebih baik beli saja langsung di Desa Sade. Selain kualitasnya top, membeli oleh-oleh disini berarti ikut membantu perekonomian masyarakat Desa Sade! Iya kan?
(Baca Juga : Itinerary Backpacking Ke Lombok Overland)

Perjalanan ini disponsori penuh oleh Kementerian Pariwisata Indonesia (indonesia.travel). Kalian bisa melihat foto-foto perjalanan ini di akun social media seperti Twitter @catperku dan Instagram @catperku dengan hashtag #PesonaIndonesia #SaptaNusantara #INATopBucketList
Bentuk rumahnya memang harus dilestarikan, banyak kearifan lokal yang tergerus modernisasi.
naah, iya bener! Sayang sekali kalau kebudayaan indonesia yang keren itu sampe hilang!
Gimana di dalam rumah itu, adem gak?
Ngeri juga kao ada kebakaran di kampung itu.
Adem banget! Ya semoga jangan sampai ada kebakaran deh :D
Seru ya Mas
iya mz :)
“Temue bekelampan… lewat Sade, Kuta jok Pantai An…”
Adat kawin lari (merangkat) tidak cuma ada di Sade sih Mas setahu saya. Di Bali dan Sasak adat ini juga ada, dan memang seru, terutama saat utusan datang ke rumah orang tua pihak perempuan (karena penolakan orang tua kadang bisa agak ekstrem) dan saat kedua pihak bertemu perwakilannya dalam dialog adat. Itu seru banget!
Ayo beli kain di Sade :hehe.
Haha, saya pengen banget liat yang asli mas (culik menculiknya gitu), nggak cuma dengar cerita guide aja. Tapi kok rasanya susah yak :D Pun, kemarin seneng banget bisa ikut nimbrung acara nyongkolan pas di lombok :D kalau kain, udah beli dong xixixi :D keren – keren euy desainnya kain di desa sade! Terus harganya ndak terlalu mahal pula!
Diculiknya bukan seperti di film-film kok Mas :haha. Lebih ke si anak gadis yang lupa pulang kerja misalnya, tapi sampai 3 hari dan di hari keempat ada selabaran (utusan pihak laki-laki) datang ke kepala kampung rumah si gadis buat memberitahu kalau anaknya sudah di rumah keluarga laki-laki :hehe.
Kerajinan dari perajin langsung memang pasti harganya lebih terjangkau ya :hehe.
kalau kayak gitu, berarti si gadis emang melarikan diri, rela diculik don mas gara XD tapi unik aja sih budayanya ;D cuma di lombok yang ada budaya seperti itu kan?
Waaah keren mas, jadi pengen kesana…kapan ya bisa ke lombok..
Ayoo, main ke lombok :D traveling ala backpacker aja juga bisa kok~
Pokoknya mau beli tenun di sanja tahun depan !!!
Borong ya, yang banyak! :D
aku pikir kainnya ini bakal mahal loh mas…. trnyata murah yaaaa ^o^..bisa kalap nih… Btw lantainya dr kotoran lembu???? wah, susah dipake solat nih :D.. harus dilapisin dulu :D
murah banget, daripada di mataram loh! apalagi kalau beli disini bakal ikut memajukan perekonomian setempat!
“Asal nggak ketahuan, lamaran pasti diterima tuh.” itu maksudnya gimana sih bang? ketahuan culik?
hahaa! iya kalau nggak ketahuan di culik :D
Mas Fahmi,
Makasi mas tulisannya
Saya punya temen asal Lombok, katanya sih Sasak, tapi udh terkontaminasi kota, haha
Mudah2an suatu waktu bisa ke sana dan lihat yg ori ya
Hehehe
xixixi, kalau mau kenalan sama yang masih asli, bisa main-main ke desa sade ya :D
Duh kan.. Jadi inget kain tenun Sasak hasil jarahan sepupu ku yg tinggal di Lombok, Bang. Hahah :D
Eh harganya ngga terlalu mahal ya. Aku sih takut belanja di sana ._.
Harga kain tenun di desa sade emang murah euy~ handmade pula! masih bisa ditawar, tapi jangan bawa-bawa afgan sama rossa. btw kenapa takut belanja disini euy?
sebenernya, sudah tidak seperti itu lagi.
di kehidupan normal nya, mereka orang modern.
cuman mempertahankan itu, karena itu mata pencaharian nya, heuheuehu
*sssttt ini rahasia… heuheuheu
hahaa, iya nggak apa :D itu berarti pariwisata bisa dimanfaatkan untuk bertahan hidup! malah keren kok aslinya :D
pas kemarin ke lombok tidak mampir ke mari. cuma ke pantai aja. esok kalau ke lombok, ingin mampir ke sini
Mampir lah bang sandi :D lombok nggak cuma pantai yang cakep sih! ada banyak yang lain~
siap mas, nanti kalau ke sini pasti mampir
Sebuah kekayaan budaya yang luar biasa yang patut di lestarikan walau dunia sudah modern…
iya bener :D harus dilestarikan banget ini!
Kawin culik ini unik ya namanya, btw gelangnya mauk :D
Ayo beli disana~~ xixixi
Lombok memang indah,, dan saya banggu jadi orang lombok,,, kalo ada yang berminat bisa langsung kontak saya,, 081997646515 iman,,, siap di antar melihat keindahan pulau lombok