Begitu memasuki Desa Bali di Kota Xinlong, Provinsi Hainan, China, suasana kental nuansa Bali langsung terasa.
Gerbang yang mirip Candi Bentar, arsitektur bangunan khas Bali, hingga pakaian khas Bali yang dikenakan warga setempat, membuat kita seolah berada di Bali, Indonesia.
Namun, Desa Bali sejatinya adalah sebuah objek wisata di Tiongkok yang meniru perkampungan Bali.
Daftar Isi
Desa Bali di Hainan, China: Destinasi Wisata yang Mengenalkan Budaya Bali Di Tiongkok
My Instagram : instagram.com/catperku
My Youtube : youtube.com/@catperku
Desa Bali semakin populer sebagai ‘jembatan persahabatan’ antara China dan Indonesia.
Desa ini awalnya merupakan komunitas Tionghoa yang dipaksa kembali ke Tiongkok oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1960-an.
Berlokasi di Perkebunan Perantau China Xinglong, Desa Bali menyajikan kebudayaan Indonesia dengan nuansa tropis yang sesuai dengan tema wisata pantai Hainan, yang dijuluki sebagai Hawaii-nya Tiongkok.
Sejarah Desa Bali Berawal Dari Tahun 5o-an
Sejarah Desa Bali bermula dari pemerintah Indonesia yang mengeluarkan PP Nomor 10 tahun 1959, yang melarang orang asing berusaha di bidang perdagangan eceran di tingkat kabupaten ke bawah.
Akibatnya, ribuan warga Tionghoa Indonesia kembali ke Tiongkok dan ditempatkan di Pulau Hainan.
Seiring waktu, mereka menyebarkan kebudayaan Indonesia di tanah Hainan dan membangun Desa Bali di Xin Long.
Desa wisata ini kini menjadi destinasi wisata wajib bagi wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Hainan, China.
Di sini, kita akan disambut dengan kebudayaan Bali yang kental. Seluruh bangunan, ukiran, dan mural khas agama Hindu misterius terpajang di berbagai sudut Desa Bali
Tamu dan turis juga disambut hangat oleh petugas atau pemandu dengan pakaian tradisional Hindu.
Pertama Kali Diresmikan Pada Tahun 2018
Desa Bali diresmikan pada 2018 oleh Hainan Nanguo Group, Hainan United Airlines Travel Group, dan Global Internasional Group (Indonesia).
Objek wisata ini menempati lahan seluas 14 hektare dan terdiri atas enam zona fungsional, seperti Koridor Budaya Perantau, Kampung Halaman Perantau, Zona Botani, Galeri Karya Ukiran Akar Kayu, Panggung Taiyanghe, dan Gedung Jajal Nanguo.
Karya ukiran kayu, patung batu, dan bas-relief di Desa Bali merupakan hasil karya perajin Indonesia.
Mahasiswa akademi seni rupa Indonesia juga diundang untuk mendekorasi Desa Bali dengan karya lukisan dinding unik.
Guru tari, dendang, dan bahasa Indonesia diundang ke Desa Bali di Hainan untuk mengajarkan tari dan bahasa Indonesia kepada anak-anak perantau China.
Di panggung Taiyanghe, para perantau dan anak-anak mereka menari dan bernyanyi dengan pakaian tradisional yang berwarna-warni.
Turis diundang untuk ikut menari bersama dan menikmati berbagai makanan serta kudapan kuliner Indonesia.
Sebelum Pandemi, Dikunjungi Ribuan Turis Setiap Bulan
Sebelum pandemi, Desa Bali dikunjungi oleh ribuan wisatawan Indonesia setiap bulannya.
Mereka tertarik mengunjungi Desa Bali karena suasana yang mirip dengan Indonesia, seperti berada di rumah sendiri.
Objek wisata ini juga diharapkan dapat meningkatkan persahabatan dan kerja sama antara Tiongkok dan Indonesia di bidang sosial budaya.
Desa Bali menjadi contoh bagaimana kebudayaan Indonesia dapat merasuk dan diterima dengan baik di negeri lain, bahkan dijadikan sebagai daya tarik wisata yang memikat.
Berkat keunikan dan keindahan budaya Indonesia, Desa Bali sukses mencuri perhatian wisatawan, baik dari China maupun dari berbagai negara lainnya, termasuk Indonesia sendiri.
Jadi, jika Kamu berkesempatan mengunjungi Hainan, China, sempatkan diri untuk mengunjungi Desa Bali dan merasakan atmosfer Bali yang eksotis dan mempesona di negeri tirai bambu.
Nikmati keindahan arsitektur, kesenian, dan kebudayaan Bali yang disajikan dengan tulus oleh warga Desa Bali di Hainan, China.
Siap-siap terpukau oleh kehangatan dan keakraban yang ditawarkan oleh Desa Bali, destinasi wisata yang menggabungkan nuansa tropis Hainan dengan kekayaan budaya Indonesia.