Hai, teman-teman! Saya akan membawa kalian ke sebuah destinasi wisata yang unik dan menarik, yaitu Candi Sukuh di Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini memiliki sejarah yang kaya dan bentuk arsitektur yang tidak lazim, membuatnya menjadi tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi. Jadi, mari kita telusuri lebih dalam tentang keajaiban Candi Sukuh ini!
Daftar Isi
Sejarah Candi Sukuh: Penemuan dan Pembangunan
My Instagram : instagram.com/catperku
My Youtube : youtube.com/@catperku
Sejarah Candi Sukuh dimulai dengan penemuan pertamanya pada tahun 1815, saat masa pemerintahan Britania Raya di Jawa.
Penemuan ini dilakukan oleh seorang pejabat Britania Raya bernama Johnson, yang ditugaskan untuk mengumpulkan data sejarah Jawa untuk buku berjudul “The History of Java” yang ditulis oleh Thomas Stanford Raffles.
Namun, pemugaran dan penelitian lebih lanjut baru dimulai pada tahun 1842 oleh seorang arkeolog Belanda bernama Van der Vlis.
Lokasi Candi Sukuh terletak di lereng kaki Gunung Lawu, sekitar 1.186 meter di atas permukaan laut.
Candi ini secara administratif terletak di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Untuk mencapai lokasi ini, kamu perlu menempuh perjalanan sekitar 20 kilometer dari Kota Karanganyar atau sekitar 36 kilometer dari Surakarta.
[ Baca Juga: Sejarah Hingga Seputar Info Wisata Candi Cetho Di Karanganyar ]
Bentuk Arsitektur yang Unik
Salah satu hal yang membuat Candi Sukuh begitu menarik adalah bentuk arsitekturnya yang sangat unik.
Candi ini memberikan kesan kesederhanaan yang mencolok, dan kamu akan terpesona oleh keunikan bentuknya.
Beberapa pengunjung bahkan menganggap bahwa candi ini mirip dengan bangunan-bangunan kuno di Meksiko atau Peru.
Bentuknya yang tidak lazim ini telah menarik perhatian para peneliti sejak tahun 1930.
Mereka memberikan argumen bahwa pembangunan Candi Sukuh mungkin dilakukan dengan terburu-buru, sehingga strukturnya tidak seindah Candi Prambanan atau Borobudur yang terkenal.
[ Baca Juga: Rekomendasi Tempat Wisata Di Tawangmangu Terbaru Viral Populer! ]
Eksplorasi Teras-Teras Candi
Candi Sukuh terdiri dari beberapa teras, masing-masing dengan elemen arsitektur yang menarik. Mari kita eksplorasi teras-teras ini lebih detail:
Teras Pertama Candi Sukuh
Teras pertama candi memiliki sebuah gapura utama yang mencolok.
Di gapura ini terdapat sengkala memet dalam bahasa Jawa yang berbunyi “gapura buta aban wong” yang memiliki makna angka 9, 5, 3, dan 1.
Jika angka-angka ini dibalik, maka didapatkan tahun 1359 Saka (1437 Masehi).
Meskipun sering dianggap sebagai tahun berdirinya candi ini, kemungkinan besar itu adalah tahun selesainya pembangunan gapura ini.
Di sisi gapura, terdapat relief sengkala memet berwujud gajah bersorban yang menggigit ekor ular.
Ini dianggap sebagai representasi dari “raksasa gapura menggigit ekor,” yang juga dapat ditafsirkan sebagai 1359 Saka.
Teras Kedua Candi Sukuh
Teras kedua candi memiliki gapura yang saat ini sudah rusak.
Di sisi kiri dan kanan gapura, terdapat patung penjaga pintu atau dwarapala, meskipun patung-patung ini dalam kondisi rusak dan sulit dikenali.
Gapura ini tidak memiliki atap, dan pada teras ini, kamu tidak akan menemukan banyak patung-patung seperti pada teras pertama.
Di gapura ini terdapat pula candrasangkala dalam bahasa Jawa yang berbunyi “gajah wiku anahut buntut,” yang berarti “Gajah pendeta menggigit ekor” dalam bahasa Indonesia.
Angka-angka ini memiliki makna 8, 7, 3, dan 1. Jika dibalik, maka didapatkan tahun 1378 Saka atau tahun 1456 Masehi.
Teras Ketiga Candi Sukuh
Teras ketiga merupakan tempat yang menarik dengan pelataran besar, candi induk, dan sejumlah panel berelief di sebelah kiri, serta patung-patung di sebelah kanan.
Di atas candi utama, terdapat sebuah bujur sangkar yang kelihatannya digunakan untuk meletakkan sesajian.
Kamu bahkan dapat melihat bekas-bekas kemenyan, dupa, dan hio yang telah dibakar, menunjukkan bahwa tempat ini masih sering digunakan untuk bersembahyang.
Pada teras ketiga ini, kamu akan menemukan panel-panel relief yang menceritakan mitologi utama Candi Sukuh, yaitu Kidung Sudamala.
Mari kita lihat urutan reliefnya:
Panel Pertama
Pada relief pertama, terdapat gambar Sang Sahadewa atau Sadewa, saudara kembar Nakula yang merupakan yang termuda dari Pandawa Lima.
Relief ini menggambarkan Sadewa yang sedang berjongkok, diikuti oleh seorang punakawan atau pengiring.
Berhadapan dengan Sadewa, terlihat seorang tokoh wanita yaitu Dewi Durga yang juga disertai seorang punakawan.
Panel Kedua
Pada relief kedua, Dewi Durga digambarkan dalam wujud raksasi (raksasa wanita) yang menakutkan.
Dua raksasa mengerikan, Kalantaka dan Kalañjaya, menyertai Batari Durga yang sedang murka dan mengancam untuk membunuh Sadewa.
Kalantaka dan Kalañjaya adalah jelmaan bidadara yang dikutuk karena tidak menghormati Dewa sehingga harus terlahir sebagai raksasa.
Sadewa terikat pada sebuah pohon dan diancam dibunuh dengan pedang karena tidak mau membebaskan Durga.
Di belakangnya terlihat hantu-hantu yang melayang dan di atas pohon ada dua ekor burung hantu.
Lukisan ini kelihatannya menggambarkan suasana mengerikan di Setra Gandamayu, tempat para dewa diusir dari surga karena pelanggaran.
Panel Ketiga
Pada bagian ketiga, terdapat cerita tentang Sadewa yang bersama punakawannya, Semar, berhadapan dengan pertapa buta bernama Tambrapetra dan putrinya Ni Padapa di pertapaan Prangalas.
Sadewa akan menyembuhkan Tambrapetra dari kebutaannya.
Panel Keempat
Panel keempat menggambarkan adegan di sebuah taman indah di mana Sadewa berbincang-bincang dengan Tambrapetra dan putrinya, Ni Padapa, serta seorang punakawan di pertapaan Prangalas.
Tambrapetra berterima kasih dan memberikan putrinya kepada Sadewa untuk dinikahinya.
Panel Kelima
Panel kelima menggambarkan adegan adu kekuatan antara Bima dan kedua raksasa, Kalantaka dan Kalañjaya.
Relief hanya menunjukkan salah satu dari kedua raksasa tersebut. Bima, dengan kekuatannya yang luar biasa, sedang mengangkat raksasa tersebut untuk dibunuh dengan kuku pañcanakanya.
Di sini terdapat sebuah inskripsi dalam aksara Kawi berbahasa Jawa Kuno yang berbunyi “padamel rikang buku[r] tirta sunya,” yang memiliki sengkalan tahun 1361 Saka (1439 Masehi).
[ Baca Juga: Mengagumi Candi Ijo Sekaligus Lansekap Yogyakarta Dari Ketinggian ]
Patung-Patung Garuda dan Kisah Pencarian Tirta Amerta
Selain relief-relief dan bangunan candi, Candi Sukuh juga memiliki beberapa patung-patung yang menarik perhatian, seperti patung Garuda.
Garuda adalah bagian dari kisah pencarian tirta amerta (air kehidupan) yang terdapat dalam kitab Mahabharata.
Di ekor Garuda terdapat sebuah inskripsi yang melambangkan tahun 1363 Saka (1441 Masehi).
Selain itu, terdapat juga tiga patung kura-kura yang melambangkan bumi dan Dewa Wisnu.
Kura-kura-kura ini tampaknya dirancang sebagai tempat untuk meletakkan sesajian.
Sebuah piramida yang puncaknya terpotong menggambarkan Gunung Mandaragiri yang diambil puncaknya untuk mengaduk-aduk lautan mencari tirta amerta.
Di samping patung-patung tersebut, kamu juga akan menemukan beberapa patung hewan lainnya, seperti celeng (babi hutan) dan gajah berpelana.
Pada masa lalu, hewan-hewan ini memiliki makna penting dalam budaya dan simbolisme Jawa.
Gajah, misalnya, sering digambarkan sebagai wahana ksatria dan kaum bangsawan.
Ada juga sebuah bangunan kecil yang disebut candi pewara di depan candi utama.
Di tengahnya, bangunan ini memiliki lubang dan terdapat patung kecil tanpa kepala.
Patung ini masih dikeramatkan oleh beberapa kalangan dan sering kali diberi sesajian.
[ Baca Juga: Candi Penataran, Keajaiban Sejarah Hindu di Lereng Gunung Kelud ]
Pengalaman Wisata di Candi Sukuh
Sekarang, mari kita bicarakan pengalaman wisata di Candi Sukuh.
Tempat ini menawarkan pengalaman yang sangat menarik bagi para pengunjung yang tertarik dengan sejarah, arkeologi, dan budaya Jawa kuno.
Berikut adalah beberapa tips dan pengalaman yang bisa kamu nikmati saat mengunjungi Candi Sukuh:
1. Menikmati Keindahan Arsitektur
Candi Sukuh dikenal karena arsitektur yang unik dan berbeda dari candi-candi Hindu lainnya di Indonesia.
Ketika kamu mengunjungi candi ini, pastikan untuk mengagumi detail-detail arsitekturnya yang menarik, termasuk relief-relief dan patung-patung yang penuh makna.
2. Belajar Tentang Sejarah dan Mitologi
Dengan mengelilingi teras-teras candi dan membaca deskripsi yang disediakan, kamu akan memiliki pemahaman yang lebih baik tentang sejarah dan mitologi yang melingkupi Candi Sukuh.
Ini adalah kesempatan yang baik untuk belajar tentang kisah-kisah epik dalam kitab Mahabharata dan budaya Hindu di Jawa.
3. Bersantai di Alam Hijau
Lokasi Candi Sukuh yang terletak di lereng Gunung Lawu memberikan suasana yang sejuk dan asri.
Selama perjalanan menuju candi ini, kamu akan melintasi pemandangan alam yang indah untuk dinikmati.
Jangan ragu untuk membawa bekal piknik dan bersantai di sekitar candi sambil menikmati udara segar.
4. Berinteraksi dengan Penduduk Lokal
Jika kamu memiliki kesempatan, berbicaralah dengan penduduk lokal di sekitar Candi Sukuh.
Mereka mungkin memiliki cerita atau pengetahuan tambahan tentang sejarah dan budaya candi ini.
Selain itu, kamu juga dapat mencoba makanan dan kuliner khas daerah tersebut.
5. Jaga Kebersihan dan Kehormatan Lokal
Selalu ingat untuk menjaga kebersihan selama kunjungan kamu dan menghormati aturan dan tradisi yang berlaku di tempat suci ini.
Jangan meninggalkan sampah, dan patuhi petunjuk dari petugas keamanan atau pemandu wisata.
[ Baca Juga: Wisata Grojogan Sewu Di Tawangmangu Serasa Air Terjun Pribadi! ]
Alamat, Peta Lokasi Dan Harga Tiket Masuk Ke Candi Sukuh Di 2024
Candi Sukuh ini lokasinya berada di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Dusun Sukuh, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Peta Lokasi
Jam Buka Candi Sukuh
Candi Sukuh ini buka setiap hari mulai dari Jam 07.00 WIB hingga 15.00 WIB.
Harga Tiket Masuk Candi Sukuh Di 2024
Untuk masuk ke Candi Sukuh kamu cukup membayar tiket sebesar IDR 10.000
Rencanakan Perjalanan ke Candi Sukuh
Sebelum mengunjungi Candi Sukuh, pastikan untuk merencanakan perjalananmu dengan baik.
Kamu dapat mencari informasi lebih lanjut tentang jam operasional, tiket masuk, dan panduan wisata di situs resmi Candi Sukuh atau kantor pariwisata setempat.
Juga, perhatikan cuaca dan waktu terbaik untuk mengunjungi candi ini agar kamu dapat menikmati pengalaman wisata yang optimal.
Jadi, jika kamu mencari destinasi wisata yang unik dan ingin menjelajahi sejarah serta keindahan arsitektur, pertimbangkan untuk mengunjungi Candi Sukuh di Karanganyar, Jawa Tengah.
Tempat ini akan membawa kamu kembali ke masa lalu dan memberikan pengalaman wisata yang tak terlupakan.
Semoga perjalanan kamu menjadi petualangan yang penuh pengetahuan dan keindahan!