Candi Cetho ini adalah candi bercorak hindu yang terletak di Karanganyar Jawa Tengah, dan merupakan salah satu pintu masuk pendakian ke Gunung Lawu.
Selain sebagai tempat wisata juga peziarah umat beragama Hindu, Candi Cetho ini juga biasa digunakan sebagai tempat pertapaan bagi penganut kepercayaan kejawen.
Ini juga merupakan salah satu tempat wisata di Karanganyar yang cukup populer untuk dikunjungi.
Daftar Isi
Sejarah Tempat Wisata Candi Cetho Karanganyar
Candi Cetho adalah salah satu candi Hindu di Jawa Tengah yang terletak di Desa Jenawi, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar pada ketinggian sekitar 1496 mdpl..
Candi ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra pada abad ke-15.
Candi Cetho merupakan salah satu dari lima candi yang tergabung dalam kompleks Candi Sukuh di Karanganyar.
Berdasarkan prasasti yang tertulis dengan huruf Jawa kuno yang juga ditemukan disini, Candi bercorak Agama Hindu ini selesai dibangun pada tahun 1475 M (1397 Saka).
Tulisan dari Prasasti tersebut adalah berikut : “Pelling padamel irikang buku tirtasunya hawakira ya hilang saka kalanya wiku goh anaut iku 1397”
Dimana menurut sumber informasi tulisan itu berisi informasi peringatan pendirian tempat peruwatan atau tempat untuk membebaskan diri dari kutukan pada tahun 1397 Saka.
Lalu untuk kapan pertama kali candi ini dibangun, diperkirakan pada sekitar tahun 1373 Saka atau 1451 M.
Kapan Pertamakali Candi Ceto Ini Ditemukan?
Candi Cetho ini pertama kali ditemukan pada masa kolonial oleh Van der Vlies pada tahun 1842.
Dimana setelah penemuan tersebut, dilanjutkan dengan berbagai macam penelitian oleh K.C. Crucq, W.F. Stuterheim, dan A.J. Bernet Kempers.
Candi ini memiliki 14 teras pada awal penemuannya, namun sekarang ini hanya terdapat 13 teras.
Pada tahun 1975-1976 juga pernah dilakukan pemugaran 9 teras candi yang dilakukan oleh Sudjono Humardani.
Susunan Bangunan Hingga Candi Lain Di Sekitarnya
Dikutip dari wikipedia, Pada keadaannya sejak setelah dipugari, kompleks Candi Ceto terdiri atas sembilan tingkatan berundak.
Sebelum gapura besar berbentuk candi bentar, pengunjung mendapati dua pasang arca penjaga.
Teras Pertama – Kedua
Pada teras pertama yang bisa dilihat setelah gapura masuk (yaitu teras ketiga) merupakan halaman candi.
Lalu kemudian berlanjut pada teras kedua masih akan terlihat area berupa halaman.
Teras Ketiga
Jika berlanjut ke teras ketiga kamu bisa melihat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, yang diyakini sebagai leluhur masyarakat Dusun Ceto.
Pada teras ketiga juga terdapat sengkalan memet yang berisi catatan dimulainya pembangunan candi ini.
Teras Keempat
Setelah kamu naik ke teras keempat, kamu bisa menemukan sebuah relief yang berisikan dari cuplikan kisah Samudramanthana dan Garudeya.
Disebutkan kalau keberadaan cuplikan dua kisah ini adalah yang menguatkan anggapan kalau fungsi dari Candi Cetho sebagai tempat peruwatan atau untuk membersihkan diri dari kutukan.
Teras Kelima – Keenam
Disini terdapat beberapa bangunan pendapa yang mana sering digunakan untuk upacara agama.
Sebelum memasuki aras kelima / teras ketujuh kamu juga bisa menemukan inskripsi atau tulisan pada batu yang ditulise dengan aksara Jawa Kuno berbahasa Jawa Kuno pada dinding kanan gapura.
Isi tulisannya seperti ini “pelling padamel irikang buku tirtasunya hawakira ya hilang saka kalanya wiku goh anaut iku 1397”.
Tulisan ini berisi penjelasan fungsi candi cetho adalah untuk menyucikan diri (ruwatana) dan juga penyebutan tahun pembuatan gapura, yaitu pada tahun 1397 Saka atau 1475 Masehi.
Teras Ketujuh
Disini kamu juga bisa menemukan simbol phallus ( bentuk alat kelamin pria ) yang panjangnya sampai 2 meter lengkap dengan hiasan tindik ampallang.
Ada juga batu yang membentuk kura-kura raksasa yang diperkirakan adalah surya Majapahit, lamband dari Majapahit.
Dua benda ini memang memiliki arti tersendiri, dimana phallus ini adalah lambang untuk penciptaan manusia, dan kura-kura sebagau lambang penciptaan alam semesta.
Teras Selanjutnya
Dapat ditafsirkan bahwa kompleks candi cetho ini memang dibangun bertahap atau melalui beberapa kali renovasi.
Pada aras selanjutnya dapat dilihat jajaran batu pada dua dataran bersebelahan yang memuat relief cuplikan kisah Sudamala, seperti yang juga terdapat di Candi Sukuh.
Kisah ini masih populer pada kalangan masyarakat Jawa sebagai dasar upacara ruwatan.
Dua aras berikutnya memuat bangunan-bangunan pendapa yang mengapit jalan masuk candi.
Sampai saat ini pendapa-pendapa tersebut digunakan sebagai tempat pelangsungan upacara-upacara keagamaan.
Pada aras ketujuh dapat ditemui dua arca di sisi utara dan selatan.
Di sisi utara merupakan arca Sabdapalon dan di selatan Nayagenggong, dua tokoh setengah mitos.
Dimana banyak yang menganggap sebetulnya keduanya adalah tokoh yang sama, yang diyakini sebagai abdi dan penasehat spiritual Sang Prabu Brawijaya V.
Pada aras kedelapan terdapat arca phallus (disebut “kuntobimo”) di sisi utara dan arca Sang Prabu Brawijaya V dalam wujud mahadewa.
Pemujaan terhadap arca phallus melambangkan ungkapan syukur dan pengharapan atas kesuburan yang melimpah atas bumi setempat.
Aras terakhir (kesembilan) adalah aras tertinggi sebagai tempat pemanjatan doa. Di sini juga terdapat sebuah bangunan batu berbentuk kubus.
Pada bagian teratas kompleks Candi Ceto terdapat sebuah bangunan yang pada masa lalu digunakan sebagai tempat membersihkan diri.
Terutama sebelum mulai melaksanakan upacara ritual peribadahan ( patirtan ).
Terdapat Beberapa Kompleks Candi Lain Di dekatnya
Selain Candi Cetho, terdapat juga Candi Sukuh, atau pada timur laut bangunan candi ini, ditemukan juga sebuah kompleks bangunan candi yang sekarang dikenal dengan Candi Kethek / Candi Kera.
Candi Cetho dibangun dengan arsitektur Jawa Kuno yang unik dan khas.
Candi Cetho merupakan salah satu candi yang masih terjaga keasliannya hingga saat ini.
Candi ini juga merupakan tempat wisata yang terkenal di Jawa Tengah dan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan sejarah dan budaya Jawa Kuno.
Informasi Harga Tiket, Lokasi, Rute Perjalanan, Cara Pergi Ke Candi Cetho
Strukturnya yang berbentuk punden berundak ini memunculkan dugaan akan sinkretisme kultur asli dari nusantara dengan Hinduisme.
Candi Cetho adalah salah satu candi terkenal di Jawa Tengah yang terletak di Desa Cetho, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Karanganyar ( Lokasi Di Google Maps ).
Candi ini dibangun pada abad ke-15 oleh Raja Suryawarman dan merupakan bagian dari kompleks candi di Gunung Lawu.
Untuk bisa mengunjungi Candi Cetho, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini:
- Pastikan Anda sudah berada di Karanganyar. Dari Solo, Anda dapat naik bus Trans Solo menuju Terminal Tawangmangu. Dari sana, Anda bisa naik angkutan umum ke Cetho dengan tarif sekitar Rp. 6.000.
- Setelah sampai di Desa Cetho, Anda dapat melanjutkan perjalanan dengan naik ojek atau menyewa mobil untuk mencapai lokasi candi. Jarak dari desa ke candi sekitar 3 km dan biaya sewa mobil berkisar antara Rp. 100.000 – Rp. 150.000.
- Sebelum memasuki kompleks candi, Anda harus membeli tiket masuk terlebih dahulu di loket yang terletak di depan pintu masuk. Harga tiket masuk candi Cetho saat ini adalah Rp. 10.000 per orang.
- Selanjutnya, Anda dapat masuk ke dalam kompleks candi dan mengelilingi bangunan-bangunan yang terdapat di sana. Di candi ini terdapat beberapa bangunan utama, seperti candi utama, candi pendopo, dan candi-candi kecil lainnya.
- Selama mengelilingi candi, jangan lupa untuk memperhatikan detail bangunan-bangunan yang ada di sana. Candi Cetho memiliki arsitektur yang unik dan memiliki banyak relief yang menceritakan tentang kehidupan dan kepercayaan masyarakat zaman dahulu.
- Setelah selesai mengelilingi candi, Anda dapat kembali ke loket untuk membeli oleh-oleh di kantin yang terletak di sekitar kompleks candi. Selain itu, Anda juga bisa bersantai di taman yang terdapat di sekitar candi untuk menikmati suasana yang tenang dan sejuk.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda akan dapat dengan mudah mengunjungi Candi Cetho dan menikmati keindahan bangunan-bangunan yang ada di sana.
Jangan lupa untuk membawa kamera untuk mengabadikan momen
Solo Riding Ke Candi Cetho Dari Tawangmangu! Pemandangan Di Jalan Indah Banget
Rute touring ke Candi Cetho di Karanganyar ini adalah salah satu rute touring di Jawa Tengah favorit saya.
Selain menantang, pemandangan di sepanjang perjalanan menuju ke Candi Cetho juga sangat indah.
Selama perjalanan saya melewati banyak kebun teh dan tempat wisata seperti Ndoro Donker.
Rute Touring Candi Cetho Ke Arah Karanganyar! [ Motovlog ]
Setelah mampir berkunjung ke Candi Cetho, perjalanan saya lanjutkan ke Karanganyar.
Pemandang sepanjang perjalanan menuju Karanganyar dari Candi Cetho sangat indah untuk dinikmati dengan mata atau kamera.
Pun begitu, tanjakan dan turunan sepanjang jalur ini bisa dibilang lumayan ekstrim, sehingga membuat saya harus waspada setiap saat.
My Instagram : instagram.com/catperku
My Travel Blog : catperku.com