Saya adalah anak yang tumbuh di desa kecil, jauh dari hingar bingar perkotaan. Tidak ada bioskop, dan juga mall yang menemani saya saat tumbuh menjadi remaja. Hasilnya, masa kecil saya ditemani oleh berburu ikan di sungai, nonton wayang semalam suntuk bersama bapak atau nonton pertunjukan Kuda Lumping di desa saya. Yang terakhir adalah salah satu favorit saya, meski kadang ngeri juga lihat beberapa atraksinya.
Saya Sudah Lupa, Kapan Terakhir Kali Nonton Kuda Lumping
Entah kapan terakhir saya nonton pertunjukan Kuda Lumping ini.
Sepertinya ingatan saya tentang pertunjukan tari-tarian yang dibumbui dengan atraksi debus ini hilang nyaris tak berbekas.
Namun saya masih ingat, kalau hampir tiap bulan pertunjukan Kuda Lumping ini selalu diadakan di desa saya.
Tiap ada hajatan besar di desa, pasti ada yang mengadakan pertunjukan Wayang atau Kuda Lumping ini.
Pada jamannya, Kuda Lumping ini memang salah satu hiburan yang cukup populer.
Mungkin juga karena dulu belum ada hiburan seperti internet, tv satelit atau bahkan game #PokemonGO yang lagi ngehits.
Eh, sebelum saya nyerocos lebih lanjut, sudah pada tahu tentang Kuda Lumping kan?
Kalau belum tahu, coba saya jelaskan dikit mengenai Kuda Lumping ini…
Informasinya saya dapat setelah baca sana sini dari Internet.
Saya bukan ahli budaya, jadi mohon maaf kalau ada yang kurang :D
Apa Itu Kuda Lumping?
Kuda lumping, ada yang menyebut dengan nama jaranan, jaran kepang atau jathilan.
Ini adalah tarian tradisional Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit tengah menunggang kuda. Namun pada tarian ini tidak menggunakan kuda beneran.
Menurut wikipedia, di beberapa daerah di Indonesia, Kuda Lumping ini dikenal dengan beberapa nama ini:
- Jaranan Thek Ponorogo
- Jaranan Kediri, kediri
- Jaranan sentherewe, Tulungagung
- Jaranan Turonggo Yakso,Trenggalek
- Jaranan Buto, banyuwangi
- Jaranan Dor, Jombang
- Jaran Sang Hyang, Bali
- Jathilan Dipenogoro, Yogya dan Jawa Tengah
- Jathilan Hamengkubuwono, Yogya dan Jawa Tengah
Namun kuda yang digunakan adalah kuda yang terbuat dari bambu atau bahan lainnya yang dianyam dan dipotong menyerupai bentuk kuda, dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di kepang.
Anyaman kuda ini dihias dengan cat dan kain beraneka warna.
Tarian ini biasanya hanya menampilkan adegan prajurit berkuda.
Namun kadang untuk beberapa pertunjukan, seperti yang saya saksikan di Pangandaran kemarin menampilkan tari-tarian dan atraksi lainnya seperti atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis. Atraksi memakan beling dan kekebalan tubuh terhadap pecut dan bahkan senjata tajam juga dipertunjukkan.
Bulan Desember 2016 kemarin, saya sempat diajak famtrip untuk berkeliling Bandung dan Pangandaran.
Di Itinerary, disebutkan kalau saya akan diajak untuk river tubing di Santirah.
Selain itu, saya juga akan menyaksikan pertunjukan Kuda Lumping ketika di Pangandaran nanti.
Karena ada pertunjukan Kuda Lumping di Pangandaran ini juga, saya jadi makin bersemangat, dan membatalkan niat untuk extend keliling Aceh.
Jelajah Pulau Weh bisa menunggu, karena setelah sekian lama akhirnya saya bisa menyaksikan lagi pertunjukan tarian keren ini.
Nggak nyesel saya bisa menyaksikan pertunjukan ini!
Hasilnya? Ya foto – foto pertunjukan Kuda Lumping ini :)
Next time ke Pangandaran, saya pasti nonton pertunjukan ini lagi. Karena kemarin saya nggak sempet nonton sampai selesai.
Saya kabur menjelang bagian terakhir tarian, mata sudah begitu mengantuk, dan nggak bisa diajak kompromi lagi.
Apalagi katanya Tari Kuda Lumping di Pangandaran ini biasa dimainka paling nggak 4 jam, bisa lebih lama lagi.
Yah, nggak apa, kesempatan selanjutnya saya pasti nonton sampai selesai!
Wah, saya di Boyolali. Kuda lumping sama dengan reog kan ya? Sempat wawancara dengan pelaku seni reog di sana.
Saya termasuk sering menonton pertunjukkan reog. Di antaranya kuda lumping, warok dan tarian lain yang saya lupa namanya.
Memang, atraksinya bikin ngeri juga. Hahaha. Di bagian itu biasanya saya cuma nutup mata saja. Takut ilmu kebalnya ilang.
Foto-fotonya bagus.
Beda mas, kuda lumping sama Reog…….Kalau di daerah kebumen dan sekitarnya biasanya namaya Ebeg atau Ebleg….
thanks udah mampir :D agak ngeri iya, tapi seru banget liat kuda lumping itu.
aku pernah nonton kuda lumping,
tapi kuda lumping KW ..
itu tuh yang suka ada di jalan jalan sambil minta-minta uang ..
Seharusnya mereka diberi wadah untuk menyalurkan seni kuda lumpingnya ..
slaah jokowi nih *lah
hahaa, seni yang unik dari Indonesia ini sebenarnya. Dan beneran harus dilestarikan! minimal bisa banyak yang liat kayak tari kecak di bali itu :)
Kak … kamu mmg sering nonton wayang ??? ngerti cerita wayang dong yaaa, membosan kan ngak /…
hahaaaa, dulu sering diajakin bapak nonton wayang, jadi suka nonton. Bosenin atau enggak tergantung dalangnya sih mas cum. :D
sekalinya nonton kuda lumping, itu juga di TV :D.. aku beneran penasaran mas, kalo dulu mikirnya itu semacam tipuan, tapi ternyata ga yaaa…. yg jd pertanyaan, gimana latihannya sih bisa kebal senjata begituuu -__-. serem aku.. apa ada bantuan jin ga sih bisa jd begitu?
hahah, nggak tau kenapa bisa kebal senjata~ yang jelas mereka keliatan kuat pas mainin kuda lumping ini :)
dulu punya temen fitness pemain reog, orangnya kuat banget sumpah dehh
udah pasti kuat deh, kebayang beratnya reog yang diangkat berapa itu
Ada pawang kuda lumping yang selalu mengawasi jalannya acara. Kedengarannya seperti komat-kamit apa ya sewaktu pawangnya nyembuhin penarinya itu?
entahlah, tapi ada pawang yang menjaga sambil membacakan mantra yang nggak diketahui :D
Masih ada to kesenian kuda lumping. Jadi inget masa anak-anak dulu suka nonton orang mendem haha
hahah, masih ada nih! kalau waktu kecil dulu nonton kuda lumping suka sambil takut-takut. kalo sekarang malah seneng nontonnya :D
Kalau ane yang paling suka saat pemainya kesurupan hehehehe
keren ya pas itu? tiba-tiba pemainnya jadi pada kuat :D
Udah lama ga liat kuda lumping
udah mulai jarang ada pertunjukan kuda lumping sih soalnya :)